Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 12
Seperti hari-hari biasa Rosa memeriksa beberapa pasien yang datang kepadanya, tapi untuk hari ini hanya sedikit yang memeriksa kandungannya.
Hingga di saat Rosa tengah duduk dan memeriksa buku catatannya, pintu ruangannya terbuka. Ia lalu menoleh, tapi matanya menyipit saat melihat seorang laki-laki datang ke ruangannya.
"Mohon maaf Pak, dimana istrinya?" Tanya Rosa karena yang biasa datang ke sini kebanyakan wanita.
Pria itu membuka masker dan topinya, Rosa terdiam. Ia mengenal pria itu, pria yang pernah ia tolong dulu dan pria yang menolongnya.
"Aku ingin di obati." Ucap Xavier yang langsung berbaring di atas ranjang.
Rosa menggelengkan kepalanya, "Maaf Pak, saya dokter kandungan. Anda bisa pergi ke Dokter Winda." Ucap Rosa.
Xavier hanya diam dan tersenyum tipis, "Apa bedanya Dokter kandungan dan dokter biasa? Bukankah sama-sama bisa mengobati luka." Jelas Xavier.
Lalu pria itu membuka pakaiannya, pupil mata Rosa seketika membesar saat melihat tato yang ada di dada dan punggung pria itu.
Xavier tersenyum mengejek, "Kenapa takut?" Tanya Xavier dengan tatapan tajam.
Rosa tersenyum tipis, "Untuk apa takut, lagi pula tato hanyalah sebuah karya seni." Jelas Rosa.
Ia melihat luka di bagian perut Xavier, Rosa bisa menebak ini adalah luka baru dan mungkin pria itu dapatkan 2-3 hari yang lalu.
Rosa membawa alat-alat medis miliknya, ia memang dokter Kandungan tapi hanya sekedar mengobati luka seperti ini. Ia juga bisa, dengan telaten Rosa membersihkan luka Xavier.
"Nama ku Xavier." Ucap pria itu memperkenalkan diri.
"Rosa." Jawab Rosa singkat, ia kembali memfokuskan dirinya pada luka yang ada di tubuh Xavier.
"Kenapa kau menolongku waktu itu?" Tanya Xavier dengan raut wajah penasaran.
Rosa hanya diam dan tetap fokus, ia tidak ingin menggubris pertanyaan dari pria itu.
Xavier tersenyum, ia mulai memejamkan matanya dan merasakan setiap sentuhan tangan Rosa pada kulit perutnya.
Tak beberapa lama akhirnya Rosa berhasil mengobati luka di perut Xavier, ia juga tidak ingin mencari tahu kenapa pria itu mendapatkan luka yang lumayan parah.
"Sekarang lukanya sudah selesai di obati, anda bisa langsung pulang dan jangan sampai terkena air dulu." Jelas Rosa dengan wajah yang kurang ramah.
Xavier tersenyum dan duduk berhadapan dengan Rosa. Wanita itu kembali menoleh ke arah Xavier yang masih duduk dan belum juga pergi dari ruangannya.
"Pak Xavier, pengobatan nya sudah selesai dan anda bisa pulang." Jelas Rosa dengan senyuman yang manis namun terkesan di paksa karena ia merasa jengkel dengan pria di depannya.
"Kenapa waktu itu kau menolong ku?" Tanya Xavier.
Pertanyaan itu kembali Xavier lontarkan pada Rosa, dengan nada panjang Rosa tersenyum dengan tatapan malas namun serius.
"Aku seorang Dokter, menolong seseorang itu adalah kewajiban untuk ku." Jelas Rosa.
"Bagaimana jika aku adalah orang jahat?" Tanya Xavier.
Rosa tersenyum dan menutup buku catatannya, "Meski kau orang jahat sekalipun, bagi ku jika ada yg terluka maka dia adalah pasien. Karena aku adalah seorang Dokter, berbeda lagi jika aku adalah seorang polisi. Mungkin kau akan ku jebloskan ke dalam penjara, meski kau terluka sekalipun." Jelas Rosa dengan senyuman di wajahnya.
Xavier menganggukkan kepalanya, lalu pria itu bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan ruangan Rosa.
Rosa menangis aneh pria yang tadi, tapi ia juga tidak terlalu ingin mencampuri urusan pribadi pasien nya.
Setelah selesai bekerja, Rosa berjalan keluar dari rumah sakit. Kebetulan hari ini ia pulang aga malam karena ada beberapa hal yang harus di tangani.
Matanya menatap jengkel pada mobil yang tengah terparkir, "Bagaimana bisa ban nya kempes." Ucap Rosa kesal.
Ia lalu menelpon Alan, tapi panggilan nya sama sekali tidak di angkat. Dengan terpaksa Rosa berjalan keluar dari rumah sakit seraya menginstal aplikasi GoJek.
Tapi sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depannya, perlahan kaca mobil di turunkan. Sosok Xavier kembali datang dan tersenyum padanya.