Alana Maureen seorang perempuan Genius di umur nya yang masih dua puluh dua tahun Alana sudah berhasil menyelesaikan kuliah S3 nya Dengan gelar profesor, tidak hanya Genius Alana juga jago beladiri dan menggunakan senjata tajam
kehidupan Alana Maureen terlihat sangat sempurna Cantik, pintar, kaya raya memiliki bisnis sendiri di luar profesi nya Alana juga seorang CEO dari perusahaan peninggalan kedua orang tuanya M Grup
hingga suatu hari Alana terjatuh dari tangga karena terpeleset, bukan nya pergi ke alam baka tapi setelah membuka matanya jiwa Alana ada di dunia antah berantah yang masih menggunakan sistem kerajaan
"transmigrasi? konyol sih ini tapi ini benar-benar nyata " ucap Ivara Zelda Geraldine Raymond yang jiwanya sudah di ganti oleh jiwa Alana Maureen
"Ivara Zelda Geraldine Raymond putri seorang Duke dari kerajaan Wallace dan tunangan dari kaisar muda Wallace, cukup menarik" ucap Alana tersenyum miring
let's start this game dunia antah berantah " ucap Alana menyeringa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMBUH
Ivara meminum air itu hingga tandas, karena memang Ivara merasa sangat haus tenggorokan nya terasa sangat kering, bayangkan saja Ivara tidak sadar kan diri selama lima tahun, tentu saja tenggorokan nya pasti kering, dan otot-otot badan Ivara pada kaku semua, makanya Ivara kesulitan menggerakkan tubuhnya
"sudah ayah" ucap Ivara melihat gelas itu sudah kosong
"apa kamu masih haus sayang, biar ayah Ambilkan lagi airnya?" tanya Duke Albert lembut
"terimakasih ayah, air tadi sudah cukup" ucap Ivara memandang wajah ayahnya.
"kenapa liatin ayah seperti itu Hem" ucap Duke Albert lembut, mengusap kepala Ivara
Ivara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, masih setia menatap wajah Duke Albert, pria yang mulai sekarang akan menjadi Ayah nya
Entah ini memang perasaan Ivara asli atau ini hanya perasaan jiwa Alana, Ivara merasa begitu dekat dengan mereka semua padahal ini pertama kalinya jiwa Alana yang sekarang berada di tubuh Ivara bertemu dengan Duke Albert dan yang lainnya, tapi kenapa perasaan ini begitu familiar pikir jiwa Alana
"Ayah tampan" jawab Ivara tersenyum
"benarkah, Ayah tampan" ucap Duke Albert tersenyum melihat kearah putri nya
"Hem, Ayah nya Ivara sangat tampan" ucap Ivara menggunakan kepalanya
Cup
"kamu juga Cantik sayang, putri nya ayah ini adalah gadis tercantik" ucap Duke Albert mencium pipi Ivara
"ayah bohong, lihat tangan Ivara sangat kurus, pipi Ivara juga tidak ada, pasti Ivara jelek kan" ucap Ivara cemberut
"mana ada putri nya bunda ini jelek Hem" ucap Duches Seina yang sedari tadi melihat putri dan suaminya mengobrol
"tapi tangan Ivara kurus kecil bunda" ucap Ivara mengangkat tangan putih nya
Memang tangan Ivara sangat kecil, tubuh Ivara itu tinggi terlihat sedikit kurus memang, tapi bukan yang kurus-kurus banget, memang jika di bandingkan dengan tubuh Alana lebih berisi tubuh Alana dari pada tubuh Ivara tapi tinggi nya lebih tinggi Ivara, walupun umur nya masih lebih muda Ivara dari pada Alana tapi Ivara itu tinggi untuk ukuran gadis tujuh belas tahun
Tinggi Ivara itu sekitar TB 172 cm BB 50 sedang kan Alana tinggi badannya sekitar TB 160 cm BB 53, jangan heran kenapa Ivara setinggi itu, di Dunia Ivara yang sekarang Alana tempati itu orangnya tinggi-tinggi, bahkan Ivara itu paling kecil dan mungil jika di bandingkan dengan kedua orang tua dan juga tiga kakak-kakak nya
rata-rata tinggi badan di sana itu seratus delapan puluhan, tinggi Duches Seina saja 182 cm dan untuk tinggi badan Dukes Albert dan ketiga kakak Ivara mereka sekitar 189 cm
Ehem
Suara deheman dari salah satu pria yang sedari tadi hanya diam melihat interaksi Duke dan Ivara
"kakak" ucap Ivara baru menyadari ternyata ada kakak pertama dan kakak kedua nya
Alfred dan Edmund langsung mendekat kearah adik mereka yang sedang duduk selonjoran bersandar di sandaran tempat tidur
Grep
Alfred memeluk tubuh Ivara erat menyalurkan rasa rindu yang selama ini Alfred pendam untuk sang adik, lima tahun adik nya tidak sadarkan diri itu bukan lah waktu yang sebentar
"Kakak merindukan mu" ucap Alfred pelan masih belum mau melepaskan pelukan nya
"Ivara juga rindu sama kak Al" ucap Ivara tersenyum kecil
"ck, minggir" ucap Edmund melepaskan secara paksa pelukan Alfred
"KAU"
Edmund tidak perduli wajah kesal kakak nya, Edmund kan juga pengen memeluk adiknya, gantian pikir Edmund
"apa mimpi mu begitu indah Hem" ucap Edmund memeluk erat tubuh Adik
"kak Ed, Ivara kangen " ucap Ivara membalas pelukan kakak nya
"kakak jauh lebih kangen Sama kamu, kenapa lama sekali bangun nya " ucap Edmund lembut
"maaf"jawab Ivara lirih
Ivara tidak menyangka kehidupan kedua nya ini dirinya benar-benar di kelilingi oleh orang-orang yang begitu mencintai dan menyayanginya, punya orang tua lengkap dan juga punya kakak, beda jauh sekali dengan kehidupan waktu menjadi Alana, memang dulu Ivara tidak kekurangan kasih sayang dari Oma dan Opa nya, dan tiga sahabat nya, tapi tidak tahu kenapa tapi ini rasanya beda, perasaan ini begitu hangat dan terasa sangat murni
"apa masih ada yang sakit ?" tanya Edmund menangkup wajah adik nya dengan kedua telapak tangan besar nya
"tidak" ucap Ivara jujur memang dirinya tidak merasa ada yang sakit, hanya saja badannya terasa kaku
Cup
"maaf, mulai sekarang kakak janji tidak akan pernah meninggalkan kamu sendirian" ucap Edmund mencium kening adik nya
Edmund tidak ingin mengulang kesalahan yang kedua kalinya dimana dulu Edmund tidak bisa selalu menemani adik nya karena kesibukan nya berlatih ataupun pergi ke academic, dan itu adalah yang selama ini Edmund sesalkan
"harus nya dulu kakak bisa membagi waktu kakak buat kamu" ucap Edmund menunduk kan kepalanya penuh penyesalan
"tidak apa-apa, itu bukan salah Kakak" jawab Ivara tersenyum kecil
Tok
Tok
Tok
"buka" ucap Alfred datar memandang Adiknya, Garfield
"ck, iya " jawab Garfield berdecak malas, mana berani Garfield pada kakak nya itu
Garfield berjalan kearah pintu untuk melihat siapa yang datang mengetuk pintu kamar Adik nya
Ceklekk
"salam tuan muda" ucap dua orang pria yang ada di depan pintu menunduk kan kepalanya
"masuk" ucap Garfield datar
Ternyata yang mengetuk pintu adalah asisten pribadi ayah nya yang datang bersama seorang tabib, tabib pribadi keluarga Raymond
Garfield berjalan masuk di ikuti oleh asisten pribadi ayah nya dan tabib Geo
"salam Duke, Duches, tuan muda dan nona muda " ucap Maxim dan tabib Geo
Maxim adalah asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Duke Albert yang sudah bekerja selama dua puluh tahun lebih dengan Duke Albert
"periksa putri ku" ucap Duke Albert datar
"baik Duke" jawab tabib itu mengangguk sopan
tabib itu segera memeriksa kondisi Ivara, tabib Geo mengernyitkan alisnya, pengobatan di dunia baru Ivara ini masih menggunakan pengobatan kuno belum ada alat medis seperti di Dunia nya dulu
"nona apa yang anda rasakan?" tanya tabib itu setelah mengecek denyut nadi Ivara
"tidak ada " ucap Ivara menggeleng kan kepalanya jujur
"apakah anda merasakan sesak atau mungkin ada yang sakit?" tanya tabib itu lagi
"tidak" jawab Ivara
"bagaimana?" tanya Duke Albert
"Duke ini benar-benar sebuah berkah dari dewa, putri anda bisa sembuh, kondisi putri anda sudah baik-baik saja, bahkan saya sudah tidak merasakan adanya tanda-tanda penyakit yang selama ini nona Ivara derita, detak jantung dan denyut nadi nona Ivara juga normal tidak seperti sebelum-sebelumnya " ucap tabib itu menjelaskan hasil pemeriksaan nya
kurang gesit kali ini ivara ny terlalu menggap sepele 🤦🏼♀️🤦🏼♀️🤦🏼♀️
bikin ketawa mulu 😂