Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
!SEASON 1&2 DI SINI AJA, TIDAK TERPISAH!
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 30
KESALAHAN FATAL
Luna terdiam beberapa saat ketika dia menatap ke arah makana lalu ke arah Almo berdiri. Ucapan Almo benar, banyak orang yang tidak bisa makan jadi janganlah membuang makanan.
Luna kembali ke kursinya meski tatapannya sedikit malas karena kehadiran Almo di sana merusak momen nya yang ingin tenang dan sendiri.
Melihat Luan duduk, Almo ikut duduk di kursi depan sehingga mereka terhalang oleh meja makan yang berada di tengah-tengah. “Makanlah." Ucap pria itu saat Luna terus saja memperhatikannya.
Makan sambil diperhatikan, sungguh— itu sangat tidak nyaman.
“Aku tidak bisa makan jika kau terus melihatku.” Ucap jujur wanita cantik itu.
“Tapi aku suka memperhatikanmu." Balas pria itu dengan nada santai dan tatapan santainya.
Mendengar godaan kecil seperti itu, Luna hanya diam dengan napas berat. Hingga saat Almo hendak meraih garpu nya, dengan cepat Luna menyingkirkan tangannya agar tak tersentuh oleh tangan Almo meski sedikit.
Pria itu menyadarinya hingga Almo urungkan kembali niatnya yang ingin meraih garpu tersebut. “Menjijikan bukan?” Almo menyeringai hingga menunjukkan giginya dan itu membuat Luna mengernyit.
“Sudah ada banyak noda di tanganku, dan aku terus menghapusnya—”
“Kau tidak akan bisa menghapusnya meski sudah membersihkannya. Noda itu akan menempel selamanya— di hati dan pikiranmu.” Sela Luna yang memang ada benarnya.
Almo memperhatikan tangannya sendiri dengan senyuman getir.
“You know! Kau sudah menjadi milikku, artinya aku bisa melakukan apapun kepadamu. Apa kau tidak takut?” tanya Almo sekali lagi dengan tatapan tajamnya.
Luna menatap lekat mata indah pria di depannya itu. Dia takut, tapi untuk apa takut jika memang pria itu akan membunuhnya.
“Mintalah ampun atau aku akan menghancurkan mu di atas ranjang!” lanjut Almo beranjak pergi setelah mengatakan ancaman seperti itu.
Siapa wanita yang tidak berdegup saat mendengar langsung ancaman di atas ranjang. Apa maksudnya?
“Tenangkan pikiranmu Luna!” gumam wanita cantik itu memejamkan matanya.
...***...
Hampir masuk tengah malam. Almo saat ini berada di ruangannya ketika seorang tamu dengan beraninya datang berkunjung tanpa melakukan perjanjian temu.
Wanita cantik dengan dress ketat hitam dan syal lembut berbulu warna cokelat tua dengan rambut pendeknya. “Senang akhirnya aku bisa bertemu langsung denganmu Mr. Da Costa!" ucap Monic dengan suara lembutnya.
Dia tidak sendirian, ada asisten prianya yang selalu melindunginya dan akan berada di sampingnya.
Almo memperhatikannya dari atas ke bawah. Sangat seksi dan hampir menyamai Rebecca.
“Siapa yang memintamu datang?” tanya Almo yang masih terduduk di sofa singelnya.
Monic langsung duduk di sofa singel yang ada di depan Almo tanpa meminta izin. “Aku putri dari seorang ayah yang ingin membuka Casino di wilayah Sisilia. Tapi seseorang mencegahnya karena itu wilayah yang dia kuasai!” jelas Monic sembari menghisap rokoknya santai.
Mendengar penjelasan itu, Almo langsung mengerti. Pria itu menyeringai kecil dan licik.
“Jadi kalian yang mengirim bandit-bandit sialan itu!” tebak Almo yang hanya dibalas dengan senyuman kecil nan cantik.
Monic mematikan rokoknya di atas meja begitu saja sehingga Almo melirik tajam mengikuti gerakan tangan wanita itu.
“Yah!”
“Boleh aku mengatakan hal lainnya?”
Almo hanya diam, hingga Monic memperhatikannya dengan detail. “Kau memiliki aura yang bagus! Berapa wanita yang sudah kau tiduri Mr. Almo?!”
Tak ada balasan dari Almo sampai Monic menyuruh anak buahnya pergi meninggalkannya sendirian di ruangan tersebut bersama Almo.
Dengan pikiran liciknya, Almo menatap lekat wanita murah di depannya itu dengan seringaian kecil. “Mau bernego denganku?!” tawar Almo hingga membuat Monic mengernyit heran.
.
.
.
Luna membuka keseluruh pakaiannya dan berganti dengan jubah tidur. Ya, Almo tak akan datang kemari, mengingat malam kemari pria itu sama sekali tidak datang. Jadi positif thinking saja!
“Aku belum menghubungi Biel! Bagaimana keadaan nya?" Luna baru saja mengingat akan sahabatnya itu.
Sejak bertemu Almo di Sisilia, ponselnya sudah tak ada. Lalu bagaimana sekarang? Dan bagaimana dengan ibu panti?
Wanita cantik itu mengusap wajahnya dengan bingung dan khawatir sendiri. -‘Apa aku meminta ponsel?' pikir Luna tertuju ke Almo. Tentu, dia sudah menjadi suaminya jadi Luna memiliki hak meminta sesuatu bukan.
“Jangan meminta, kau bisa meminjam nya saja Luna." Gumam nya mengangguk lalu segera pergi ke sana.
Karena terlalu banyak berjalan, Luna tak lagi memperdulikan rasa sakit di pahanya yang mulai terbiasa.
Wanita itu mengenakan jubah tidur hitam berlengan panjang dan tertutup rapat meski di atas lutut.
“Dimana Almo?” tanya Luna ke salah satu pelayan.
“Ada di ruangannya Nyonya." Jawabnya.
“Grazie! (Terima kasih)!" balas Luna yang selalu tak pelit berkata maaf ataupun terima kasih.
Wanita cantik itu berjalan keluar menuju ruangan Almo yang memang ada di ruangan lain. Dan sampai di sana, dia melihat empat pria dengan setelan jas hitam rapi berdiri di dekat pintu ruangan Almo.
Luna nampak kebingungan melihat mereka, tak seperti biasa Almo menyuruh empat pria berjaga di sana. Tapi Luna tak tahu bahwa itu bukan anak buah Almo, melainkan Monic.
“Aaahhh~ " desah Monic ketika dia berciuman dengan brutal bersama Almo di ruangan tersebut. Bahkan syal berbulu yang Monic kenakan pun sudah terjatuh di lantai saat mereka masih berciuman hingga sebuah nakas menjadi berantakan saat Almo terus mendorongnya dan mencecap keseluruhan kulit leher wanita itu.
“Maaf, kau tidak boleh masuk.” Tahan salah satu penjaga di sana saat Luna hendak melangkah ke arah pintu.
Wanita itu menatap tajam ke para pria tadi yang menghalanginya.
“Aku ingin bertemu Almo!” ucap Luna jelas.
“Saat ini Tuan Almo sibuk.”
“Aku tidak peduli.” Luna terus menerobos toh Almo tak pernah marah jikalau dia masuk tiba-tiba tanpa mengetuk pintu. Almo mulai terbiasa akan sikap kasarnya karena pria itu tahu Luna tidak menyukainya.
Penjaga tadi menahan tangan Luna dan menariknya kasar hingga terjatuh ke lantai. Dengan cepat wanita menutupi pahanya dan berdiri menatap marah.
“Dasar tidak sopan! Aku ingin masuk menemuinya, menyingkirlah!" kesal Luna yang tak peduli lagi, dia menerobos kembali dan hendak membuka pintu tersebut. Namun lagi, penjaga itu menariknya lengannya dan Luna langsung menampar nya kasar saat pria tadi hendak menyentuhnya. Plakk!!
Luna menatap tajam hingga ketiga pria tadi tak terima akan tindakan kasar dan keras kepala Luna. Mereka langsung memegangi kedua tangan Luna. “Lepaskan aku!! DON'T TOUCH ME!!" sentak Luna hingga suaranya terdengar dari dalam.
Seketika Almo mengentikan ciuman panasnya dengan dua kancing kemeja sudah terbuka.
“Why?" tanya Monic.
Tanpa banyak bicara, Almo langsung menyingkirkan kasar tubuh Monic dan berjalan ke arah pintu.
“Sialan!” Plakk! Satu tamparan keras hingga membuat Luna menoleh ke kanan dengan rambut panjang menutupi wajah cantiknya.
Bersamaan dengan itu, Almo juga keluar dan melihat sendiri kericuhan yang terjadi hingga tamparan keras yang penjaga Monic berikan kepada istrinya.
🤔 sebuah teka" siapakah kali ini musuh yang akan datang dan siapa kah orang yg berada dlm mobil yg misterius itu
sprti luna yg jg suka cemburu..
kpn mereka akan saling mengungkapkan isi hati nya 😍😍🤭🫢