Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10.
“Hu...hu.... hu....hu...”
“Hiks.. hiks... hiks... hiks...”
Beberapa karyawan wanita tampak menangis tersedu sedu dan terisak isak. Sedang beberapa karyawan laki laki ada yang emosi berteriak teriak
“Pikirkan nasib kami! Jangan mutus hubungan kerja seenak jidat!”
“Jangan pilih kasih! Kenapa ada yang di phk ada yang tidak?”
“Akan aku bakar pabrik ini!” ucap salah satu karyawan laki laki dengan lantang.
“Ayo kita bakar!” teriak Rian dan Dito sambil bangkit berdiri.
“Rian! Dito! Jangan lakukan! Masih ada saudara saudara dan teman teman kita yang bekerja di sini. Kita cari kerja di tempat lain, bukannya besok kalau kondisi baik lagi kita akan dipanggil lagi.” Teriak Mawar ni
“Tenang! Tenang! Harap tenang!” teriak Bu Direktur .
Pak Satpam dan Pak Polisi pun segera bertindak, orang orang yang melakukan kekacauan segera diamankan.
“Kami benar benar mohon maaf karena keputusan kami sudah membuat kalian kecewa dan tidak nyaman. Tapi itu yang bisa kami lakukan dengan banyak pertimbangan, yang kami rumahkan karena faktor masa kerja yang belum dua tahun dan faktor kinerja. Jika ada pertanyaan tentang kinerja bisa langsung menghubungi Pak Mandor kalian masing masing. Selanjutnya silahkan Pak Bambang menyampaikan sesuatu pada mereka.” Ucap Bu Direktur dan mempersilahkan Pak Bendahara berbicara.
“Saya tidak akan bicara panjang lebar, Silahkan kalian secara bergilir untuk mengambil gaji kalian dan kami akan memberikan pesangon satu bulan gaji buat karyawan yang sudah bekerja lebih dari satu tahun, maaf keuangan kami hanya bisa mampu memberikan itu. Setelah mendapat gaji dan pesangon kalian boleh pulang, dan bisa kembali kerja ke sini setelah ada undangan dari kami untuk bergabung lagi.” Ucap Pak Bendahara pabrik bulu mata itu.
“Kita tidak mendapat pesangon Ni..” ucap Jumilah dengan mata berkaca kaca.
“Mbak tenang saja kan suatu saat ada panggilan lagi.” Ucap Mawar ni masih ada pengharapan..
“Itu hanya penyejuk hati saja Ni.. “ ucap teman Mawar ni yang tadi minta di pijit dan dikerik, kepalanya menjadi pusing lagi.. Mawar ni pun kini juga ikut pusing harus berpikir untuk mencari pekerjaan baru lagi.
Mawar ni dan Jumilah dengan lesu mengayuh sepeda untuk pulang setelah mendapat gaji terakhir. Mereka berdua sedih sebab tidak mendapat pesangon seperti teman teman yang sudah bekerja lebih dari satu tahun. Sesekali satu tangan mereka melepas stang untuk menghapus air mata yang terus meleleh. Otak mereka pun berputar putar untuk mencari pekerjaan baru..
“Ni, gaji terakhir ku sebagian akan aku buat modal jualan kue kue dan es saja nanti aku jual di depan sekolah.” Ucap Jumilah sambil terus mengayuh sepeda di samping sepeda Mawar ni..
“Aku masih bingung Mbak, coba nanti aku bicara sama Nenek saja..” ucap Mawar Ni sambil mengayuh sepeda dengan lesu, rasa rasa nya perjalanan pulang sangat lama.
Beberapa menit kemudian sepeda Mawar ni pun sudah sampai di depan rumah..
BRUUKK
Mawar ni menyandarkan sepeda dengan cepat di dinding rumah..
“Siapa ya itu?” suara Nenek di dapur yang tampak kaget ada suara barang berat jatuh.
“Nek! Hu.... hu.... hu....hu... aku di phk Nek hu.. hu... hu...”
“Ni kok jam segini sudah pulang? Kok kamu pakai nangis segala Ni? Ada apa?”
“Dirumahkan aku Nek, di phk hu... hu... hu... hu...”
“Omong yang jelas Ni, kamu dirumahkan karena sakit? jangan menangis Nenek bingung.”
“Dipecat Nek aku dipecat hu... hu... hu..”
“Kamu punya salah apa Ni?”
“Aku karyawan belum lama Nek, terus aku ada beberapa kali izin pulang karena nenek sakit... hu... hu.. hu... hu...”
“Maaf ya Ni, karena aku sakit kamu jadi dipecat?”
“Hu.... hu.... hu.... bukan karena itu saja Nek bukan salah Nenek hu... hu.... hu.... ada banyak yang dirumahkan Nek, karena pabrik sepi pembeli.. yang dipakai karyawan lama yang bisa buat banyak bulu mata hu.. hu.... hu.... hu...”
“Ya sudah jangan menangis kalau banyak temannya. Tidak kamu saja yang dipecat. Besok cari pekerjaan lainnya Ni, percaya Allah akan memberi rejeki pada umatnya yang berusaha..”
“Nek, ini gaji ku terakhir kali, Mbak Jumilah akan jual kue kue dan es di depan sekolah. Aku bingung Nek ini buat modal apa? Kerja buruh tani sudah sulit Nek, sudah pakai mesin mesin sekarang.”
“Ehmmm jual gorengan saja Ni, kan mudah buat nya.”
“Nek uangnya tidak cukup buat beli gerobak, kompor gas, wajan besar, belum bahan bahan nya..”
“Tidak usah pakai gerobak kita goreng di dapur pakai tungku dan wajan yang sudah kita punya.. kita setor ke warung warung.”
“Ooo iya iya Nek... “ ucap Mawar ni penuh semangat setuju dengan ide sang Nenek.
Waktu pun terus berlalu dengan semangat Mawar ni dan Nenek Marmi membuat macam macam gorengan dan mereka titip di warung warung, dalam satu minggu gorengan mereka laris manis akan tetapi di minggu kedua banyak gorengan yang tidak laku, akhirnya mereka makan sendiri dan dibagi bagi ke tetangga..
Mawar ni pantang menyerah dia mencari informasi dari you tube cara cara membuat kue.. Mawar ni pun mencoba membuat kue yang tahan beberapa hari, untuk mengurangi resiko kerugian, jika dagangan tidak habis dalam satu dua hari. Beberapa kali mencoba membuat roti isi, namun gagal roti tidak mengembang dengan baik, andai mengembang juga tidak seempuk roti roti yang sudah ada di kios kios..
“Susah Nek buat roti, padahal uang sudah banyak keluar untuk membuat roti roti.”
“Dicoba lagi Ni sayang kan sudah beli open dan alat alat lainnya.” Ucap Nenek yang tidak bisa mengucap oven. Uang simpanan Mawar Ni pun sudah terpakai untuk modal.
“Nenek juga doyan kok roti yang gagal kamu buat, tetap enak.. aku kasih ke tetangga, mereka juga mau.” Ucap Nenek lagi..
“Ya sudah Nek aku cari informasi lagi untuk membuat roti anti gagal.”
Mawar ni terus mencoba dan mencoba lagi akhirnya dia bisa membuat roti yang layak jual dititip di kios kios di desa nya.
Akan tetapi hasilnya sama saja tetap merugi, modal semakin banyak dalam membuat roti roti, namun terkendala dengan pemasaran kalah dengan perusahaan perusahaan roti yang lebih senior dan terkenal.
Air mata Mawar ni meleleh saat pulang dari kios kios mengantar roti baru dan mengambil roti roti sisa yang tidak laku, istilahnya roti returan atau roti balen istilah dari Nenek... Mawar ni mengayuh sepeda onthelnya dengan lesu.. di boncengan sepedanya ada box transparan besar yang diikat oleh tali. Di dalam box besar itu berisi roti roti yang tidak laku dijual dan hampir expired date.
“Kok susah banget sih mencari rejeki... uang ku sudah mau habis, mana Cuma dapat sedikit uang setoran, yang banyak roti sudah mau expired date.” gumam Mawar ni di dalam hati sambil mengayuh sepeda yang terasa sangat berat...
....
Terima kasih reader tersayang atas hadir dan dukungannya semoga kalian suka dengan cerita Mawar Ni
Love love love love.. berhektar hektar buat kalian 🙏🙏🙏🙏🙏🥰🥰🥰🥰🥰♥️♥️♥️♥️♥️