Berawal dari kesalahan yang Faiz Narendra lakukan di masa lalu, membuat hidup Keluarga Narendra terancam bahaya.
Berbagai teror, dan rentetan penyerangan dilakukan secara diam-diam, oleh pelaku misterius yang menaruh dendam kepadanya.
Namun bukan hanya pelaku misterius yang berusaha menghancurkan Keluarga Narendra.
Konflik perebutan pewaris keluarga, yang dilakukan oleh putra sulungnya, Devan Faiz Narendra, yang ingin menjadikan dia satu-satunya pewaris, meski ia harus membunuh Elvano Faiz Narendra, adik kandungnya sendiri.
Sedangkan Elvano yang mulai diam-diam menyelidiki siapa orang yang meneror keluarganya. Tidak sengaja dipertemukan, dengan gadis cantik bernama, Clarisa Zahra Amanda yang berasal dari keluarga sederhana, dan kurang kasih sayang dari ayahnya selama hidupnya.
Ayah Clarisa, Ferdi tidak pernah menyukai Clarisa sejak kecil, hanya karena Clarisa terlahir sebagai anak perempuan. Ferdi lebih menginginkan bayi laki-laki untuk meneruskan keturunannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laksamana_Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Elvano duduk di salah satu sudut kafe favoritnya, dikelilingi oleh teman-temannya yang asyik bercerita dan tertawa. Mereka memesan beberapa minuman dan makanan ringan untuk menemani malam mereka. Namun, di antara tawa dan obrolan itu, Elvano terdiam dan terlihat sedikit kesal.
"Ada apa, El?" tanya salah seorang temannya, Edwin, yang duduk di sebelahnya.
Elvano menghela nafas, "Kak Devan, gue tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Dia menolak ide gue yang ingin bekerja di perusahaan ayah kita"
Semua teman-temannya terdiam mendengar keluhan Elvano. Mereka tahu bahwa Elvano sangat ingin membuktikan dirinya sendiri dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan, terlebih lagi dengan bekerja di perusahaan Keluarga Narendra.
"Kenapa Kak Devan menolak ide lo El?, harusnya sebagai seorang kakak, dia akan mendukung lo, eh tapi ini malah menolak" heran Rafi teman Elvano satunya, yang duduk di depan Edwin.
"Kak Devan bilang, kalau gue tidak memiliki kualifikasi yang cukup, dan takut gue tidak bisa menangani tanggung jawab tersebut" balas Elvano sambil menggenggam gelasnya dengan kuat.
Elvano merasa kecewa ketika kakak kandungnya sendiri meremehkan kemampuannya. Padahal sudah jelas tadi, ia sudah membuktikannya di rapat para investor.
"Lah, bukanya tadi pagi, gue denger-denger lo jadi jelangkung di pertemuan para investor El?" tanya Edwin
"Jelangkung?" bingung Rafi.
"Iya jelangkung, tuh sahabat kita datang ke rapat bapaknya, tanpa di undang, di ajak, dan main masuk aja" balas Edwin yang merasa kagum, ketika tau kalau Elvano beneran nekat datang ke kantor ayahnya.
"Lo tau dari sapa Win?" tanya Rafi.
"Gue tadi denger dari Lucas" balas Edwin yang memang benar mendapat informasi itu dari Lucas, ketika Edwin pergi ke rumah Elvano dan berpapasan dengan Lucas yang memberi tahu, jika tuan mudanya sedang menghadiri rapat di Perusahaan Narendra
"Dan lo El, kenapa lo gak cerita sama kita?" tanya Edwin.
"Maaf, tadi gue lagi banyak pikiran" jawab lesu Elvano.
Rafi dan Edwin saling pandang, mereka tahu betapa sulitnya Elvano saat ini yang mendapat penolakan dari kakaknya sendiri. Mereka mencoba menenangkan Elvano dan memberinya semangat.
"Tenang, El. Lo pasti bisa membuktikan kalau Kak Devan salah. Kita semua yakin lo punya kemampuan untuk sukses di pekerjaan itu" ujar Edwin dengan senyum tulus.
Elvano tersenyum tipis, merasa sedikit lega mendapat dukungan dari teman-temannya. Namun, dalam hatinya masih terus muncul rasa tak percaya dan marah terhadap kakaknya.
"Ya sudah bagaimana kalau hari ini kita balapan motor" ajak Rafi dan mendapat tatapan setuju dari Edwin.
"Iya El, gue setuju. Udah lama ni kita gak brom-brom" ucap Edwin bersemangat.
"Gak ah, males" tolak Elvano.
"Yaa, gak asik lo. Galau sih galau tapi jangan lupa hidup butuh kesenangan bro" ujar Rafi.
"Hmm, kesenangan ya. Kalau gitu lo bayangin pas lo balapan eh tau-taunya di jalan, lo ketemu malaikat Izroil ngajak arisan gimana?" tanya Elvano yang geram melihat tingkah 2 temannya yang dari dulu gak pernah berubah, suka sekali balapan.
"Ya ikutan ngocok arisan lah, kan lumayan tuh pulang balapan dapet beras 5 kg" jawab Rafi cengengesan.
Bugh
"Argh, sakit oy gila" ringis Rafi sambil mengelus kakinya yang barusan di tendang Elvano.
"Hahaha, ya makanya Raf, kalau cowok lagi pms tuh jangan di ganggu" ujar Edwin tertawa melihat raut muka kesal Elvano.
"Cowok kok pms, edan lo Win?" kesal Elvano.
"Nah tuh tuh, sensi kan, kek cewek yang lagi pms" goda Edwin dan membuat Elvano semakin kesal.
"Hmm, lanjut aja terus. Entar lama-lama ada berita. 2 pemuda di temukan tewas terbunuh di kandang marmut, dan di duga motif pembunuhan tersebut karena alasan saling berdebat tentang , duluan ayam apa telur" kesal Elvano menatap datar kedua temannya, tapi kemudian mereka
"Hahahaha" tawa mereka pecah mengema di sudut kafe.
"Ya, beneran asli kita sama-sama edan" ujar Elvano yang masih tertawa.
"Hahaha, udah gak papa, edan bareng-bareng aja asal kita gak dugem apalagi nyusahin orang tua" ucap Rafi.
"Iya bener seruwet apapun masalah kita jangan lupa ketawa, dan lo Elvano jangan patah semangat gue sama Rafi dukung lo buat bisa masuk di perusahaan ayah lo" ujar Edwin memberi semangat dan membuat Elvano tersenyum dan merasa bersyukur memiliki 2 teman yang sangat perduli meski sedikit agak sawan.
semangat nulis thoorrr...
gak bisa berkata kata banyak