Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Peduli
Dirga bisa melihat kegugupan yang terlihat jelas di wajah cantik istrinya itu, dia kemudian memejamkan matanya dan memberikan sedikit intimidasi pada Mentari agar istrinya itu mau jujur.
Bukan tanpa alas Dirga melakukan itu, karena dia bisa melihat Mentari merasa tidak nyaman ketika melihat ponselnya.
Wajar dong, jika sebagai suami Dirga merasa penasaran. Bukan kah, itu hal yang normal? Hal yang sangat wajar.
Dari tadi Mentari sibuk berkutat dengan ponselnya. Berkali-kali terlihat istrinya itu mendengus dan melakukan sesuatu di sana.
Dirga memang mengamati kegiatan Mentari dari tadi, dan sekarang dia sudah terlampau penasaran makanya Dirga bertanya.
"Siapa yang mengirim mu pesan?" tanya Dirga lagi.
Mentari menggigit bibir bawahnya karena gelisah, dia mengalihkan pandanganya dari tatapan tajam suaminya. Dia takut, jika Dirga matah karena Reza mengiriminya pesan.
Padahal Mentari tidak melakukan apapun, dia juga sudah memblokir akun Reza. Akan tetapi tetap saja, Dirga tetap tidak mau terima, kan?
"Kamu nggak dengar? Kok malah melamun?
siapa yang kirim pesan?" tanya Dirga bertubi-tubi.
Mentari Masih diam, dia bingung mau jawab apa. Tidak mungkin bisa bilang... 'ah, mantan pacarku mengirimi pesan. Mau baca bersama?'
"Yah, bukan berarti saya peduli ya". Dirga kembali berbicara. " Hanya saja... Kamu kelihatannya tidak nyaman", lanjutnya sambil memalingkan wajah.
Mendengar hal itu Mentari langsung menoleh, dia terlihat kaget saat mendengar ucapan Dirga barusan. Ternyata suaminya itu mengkhawatirkan dirinya dan sikap itu terlihat sangat manis, buktinya saja Dirga sedang memalingkan wajahnya kearah lain. Mungkin dia tidak mau Mentari bisa melihat wajahnya yang salah tingkah.
"Ini dari Mas Reza", ucap Mentari memutuskan untuk jujur.
Toh Mentari tidak melakukan kesalahan apapun, kan? Dan dia tidak mau berbohong pada Dirga, dan dia mau tetap selalu jujur pada suaminya. Karena bagaimana pun, landasan utama didalam rumah tangga adalah kejujuran dan tidak ada yang di tutup-tutupi satu sama lain di antara suami dan istri.
"Reza?" tanya Dirga dengan alis yang terangkat tinggi.
Dirga sudah mendengar banyak tentang laki-laki itu, tentu saja dari Beni. Adik dari Dita itu telah membeberkan semua apa yang di lakukan Reza pada Mentari. mereka sudah berpacaran bertahun-tahun, dan istrinya ini di tinggalkan laki-laki itu karena lebih memilih Gendis yang merupakan sepupu Mentari sendiri.
Dan sekarang apa yang diinginkan oleh laki-laki brengsek itu dengan menghubungi istrinya? Dirga kemudian menatap Mentari dengan tatapan penasaran.
"Bukannya dia suaminya sepupumu? Mau apa dia menghubungimu?" tanya Dirga ingin tahu.
Dirga sama sekali tidak menunjukkan gelagat bahwa dia sudah mengetahui kisah masalalu antara Mentari dan Reza, dia tidak ingin istrinya itu merasa tidak nyaman. Makanya Dirga memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu.
"Sebenarnya Mas Reza itu mantan pacarku, Mas. Dia menit dengan Gendis setelah meninggalkan aku, dengan alasan Gendis itu perawat. Jadi lebih pantas untuk dia yang seorang abdi negara". Ucap Mentari sambil mendekat dan duduk di ranjang dekat Dirga yang duduk di kursi roda.
Dirga sendiri tidak berekspektasi kalau Mentari akan berkata jujur dan mengakui hubungannya dengan Reza, sepertinya istrinya tidak mau ada sesuatu yang ditutupi antara mereka, yang bisa menimbulkan kesalahpahaman nantinya. Dan untuk hal itu Dirga memberikan poin plus untuk Mentari.
"Nah, tadi mas Reza kirim pesan padaku. Dia mengatakan hal-hal yang aku rasa tidak masuk akal, dan aku sudah memblokir akunnya. Tetapi tetap saja ada akun baru yang mengirimi aku pesan dengan isi yang hampir sama dengan pesan yang dikirim dia tadi", ujar Mentari sambil menyodorkan ponsel pada Dirga.
Entah ada dorongan apa Dirga langsung mengambil ponsel itu, padahal tadi dia mengatakan dia tidak peduli. Tapi malah sebaliknya, dia terlihat sangat penasaran akan isi ponsel yang Mentari sodorkan.
Mata Dirga memicing saat melihat semua pesan yang dikirim oleh Reza. Setelah itu Dirga mengembalikan ponsel mentari dengan mendecih sinis.
"Sepertinya, mantan pacarmu itu memiliki tujuan tertentu, atau memang dia belum bisa melupakanmu?" ujar Dirga sambil menyunggingkan senyum aneh.
"Mas! Mana mungkin mas Reza belum bisa melupakan aku? Toh dia yang meninggalkan aku ", sahut Mentari sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.
jujur saja saat ini Mentari merasa sangat bahagia karena Dirga dan bisa berbincang dengan santai, terlihat jelas jika Dirga tidak merasa canggung sama sakali.
"Ya, seharusnya dia itu tidak mengirimi kamu pesan. Buktinya saja setelah akunnya kamu blokir pun dia menggunakan akun lain untuk mengirimi pesan-pesan itu padamu. Sepertinya dia masih tertarik, tuh", ucap Dirga lagi. Nada suaranya terdengar sedikit ketus.
"Ya andai kata dia masih tertarik pun aku tak peduli, Mas. Toh, kamu juga bisa lihat kan kalau aku memblokir akun dia. Aku tidak akan mau meladeni seseorang yang sudah menyakiti aku, apalagi orang tersebut sudah menikah dengan sepupuku", sahut Mentari dengan santai.
"Ya, baguslah. setidaknya kamu mempunyai prinsip, karena jujur saja tidak elok jika orang-orang mengetahui kalau suami sepupumu mengirimi kamu pesan, dengan isi yang kontroversial seperti tadi. Mengatakan rindu, mengatakan belum bisa melupakan juga. Iya mungkin aku tidak akan salah paham, tapi orang lain?" tanya Dirga dengan nada menyindir.
"Nah, karena aku gak mau kamu salah paham, makanya aku jujur sama kamu. aku juga nunjukin semua isi pesan-pesan itu, kan?" kata Mentari lagi. "Dan aku berterimakasih karena kamu tidak marah sama aku, Mas", lanjut Mentari sambil tersenyum kecil.
"Ya, ngapain aku marah? Toh, kamu sudah jujur sama aku", sahut Dirga sambil memalingkan wajahnya yang terlihat memerah.
Ah, jika Mentari tidak mengingat image, ia ingin sekali berteriak mengatakan kalau suaminya sangat manis dengan pipi yang memerah seperti tadi.
...****************...
...Rumah Bambang ...
Reza mengerang kesal karena Mentari lagi-lagi memblokir akunnya yang tadi mengirimi pesan untuk Mentari, sepertinya Mentari memang benar-benar sudah tidak tertarik pada dirinya. Yah, lagi pula apasih yang dia harapkan? Mentari sudah memiliki suami yang kaya raya, dirinya pasti sudah Tidak menarik bagi wanita itu.
lagian salahnya juga sudah menyakiti hatinya Mentari yang sekian dalam, sudah meninggalkan wanita itu. Eh... dia malah menikahi sepupu mantan pacarnya sendiri, hanya karena sepupu Mentari itu berprofesi sebagai perawat.
"Gimana? Kamu dapat kabar baik?" tanya Mega saat Reza keluar dari dapur.
"Tari, bahkan tidak membalas pesan dariku, Ma. Dan akunku di blok sama dia. Udahlah ide ini tidak bagus. Dia juga sudah tidak tertarik padaku, kita cari saja ide lain ... Misalnya dengan Mama meminta maaf Kepada mereka !" kata Reza sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Kamu ini apa-apaan sih? Kamu ingin Mama minta maaf sama mereka? Hah? Nggak mungkinlah! keluarga Mentari itu miskin, bahkan gak Mama terima bersatu dengan keluarga kita, masak sekarang Mama harus minta maaf sama dia? Kamu jangan aneh-aneh deh, Za! Mama nggak mau!" kata Mega menggebu-gebu.
"Ya, terus Mama maunya apa? Aku mendekati Mentari begitu? Aku pasti terlihat bodoh di mata dia, Ma. Jangan buat harga diriku semakin rusak, deh!" kata Reza lagi.
"Hah? Apa? Kamu mau mendekati Mentari, Mas? Brengsek banget kamu, ya! Kamu sudah punya istri, loh!"
Mega dan Reza kemudian menoleh ke arah pintu, dan mereka terkejut saat melihat Gendis berdiri disana dengan mata melotot.
...****************...
lanjut thor
ines bukan rasa cinta itu..