NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(TERBONGKAR)

"Ada apa, Ma?" tanya Hendra, penasaran. Ia melirik ke arah ponselnya yang saat ini sedang berada di tangan Retno.

"Lain kali ponsel itu diberi kode keamanan, Pa, biar tak ada lagi tangan jahil yang bisa mengutak-atik ponsel Papa," tegur Retno tiba-tiba. Ia lalu memberikan ponsel di genggaman tangannya kepada si empunya.

"Memangnya siapa yang berani utak-atik ponsel Papa selain Mama?" tanya Hendra.

"Siapa lagi kalau bukan Ningrum?" cetus Retno.

"Hah, apa maksud Mama?"

Retno kemudian menjelaskan perihal kecurigaannya terhadap Ningrum yang sudah berani diam-diam mengutak-atik ponsel milik Hendra demi bisa mengganti nomor WhatsApp Luna dan memblokir yang asli.

"Masa sih, Ma?" tanya Hendra, setengah tak percaya.

"Lihat saja buktinya." Retno lantas mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kecilnya yang kemudian diberikannya kepada Hendra. "Cocok tidak nomor WhatsApp Luna di ponsel Mama dengan yang ada di ponsel Papa?"

Penasaran, Hendra lantas mencocokkan nomor Luna di ponselnya dengan yang ada di ponsel Retno.

"Lho kok nomornya beda?" ujar Hendra sembari terus memperhatikan nomor Luna di layar ponselnya dan juga layar ponsel Retno.

"Buka blokiran pada pengaturan WhatsAppmu, Pa, dan lihat ada nomor siapa di sana," perintah Retno.

Hendra menurut begitu saja pada ucapan istrinya. Ia lalu mengecek WhatsAppnya pada bagian pengaturan pemblokiran dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui ada sebuah nomor yang tak asing berada di daftar tersebut.

"Bagaimana bisa ada nomor Luna di daftar blokiran Papa? Sedangkan Papa saja tak pernah memblokir kontak siapapun," ucap Hendra setelah mencocokkan nomor yang ada di daftar pemblokirannya dengan nomor Luna yang ada di WhatsApp Retno.

"Coba diingat-ingat lagi, pernah tidak Papa meletakkan ponsel di sembarang tempat yang pada saat itu ada si Ningrum di dekatnya," kata Retno.

Hendra mengernyitkan dahi, ia tampak sedang berpikir keras demi mengingat hal seperti yang di katakan Retno barusan.

"Ah, iya Papa ingat sekarang," ucap Hendra kemudian. "Saat Papa mengunjungi Mama di rumah sakit, Papa sempat meletakkan ponsel di atas nakas yang ada tepat di samping ranjang Mama. Saat itu Papa pergi sebentar ke apotek rumah sakit untuk menebus obat Mama dan kebetulan memang ada Ningrum di sana," lanjutnya.

Kepercayaan Retno terhadap tuduhannya kepada Ningrum akhirnya menemui jalan terang. Dari penuturan Hendra, Retno menjadi semakin yakin jika memang Ningrum-lah dalang di balik hal janggal yang dialami menantunya, Luna.

Retno menghela nafasnya, "Berarti nomor Luna di ponsel Benny juga diganti dan diblokir oleh Ningrum. Pantas saja Luna tak bisa menghubungi Benny," ucapnya.

"Benar-benar keterlaluan si Ningrum! Cintanya yang buta kepada Benny membuatnya berubah menjadi wanita yang jahat," timpal Hendra.

Retno juga bercerita kepada Hendra mengenai Luna yang katanya tak bisa menemukan dirinya saat sedang dirawat di rumah sakit.

"Kata pihak rumah sakit, Mama sudah dipindahkan ke rumah sakit sesaat setelah Mama siuman padahal kenyataannya Mama berada di rumah sakit tersebut selama 3 hari," ungkap Retno.

"Berani sekali pihak rumah sakit membohongi Luna." Hendra tampak geram usai mendengar cerita istrinya.

"Selidiki perihal pegawai rumah sakit yang telah membohongi Luna, Pa. Cari tahu siapa yang memintanya untuk berbohong dan alasannya apa sampai mereka melakukan hal itu," perintah Retno.

Hendra mengangguk, "Biar nanti salah seorang kepercayaan Papa yang menyelidikinya ke rumah sakit, Ma. Nanti jika Papa sudah tahu jawabannya, Papa akan segera mengabari Mama," ucapnya.

"Iya, Pa."

**

Luna berdering..

Sekembalinya Benny dari ruang kerja papanya, ia langsung menghubungi Luna. Niatnya, Benny hendak mencoba meminta maaf lagi ke Luna dan meminta istrinya itu untuk memberinya kesempatan kedua.

Namun, sampai detik ini belum juga Luna menerima panggilan teleponnya.

"Argh! Mau sampai kapan sih kamu mengabaikanku, Luna?!" gerutunya.

Benny mematikan panggilan teleponnya, ia beralih pada kolom pesan di layar WhatsAppnya, diketiknya beberapa kalimat permintaan maaf darinya yang kemudian dikirimkannya kepada Luna.

"Centang satu lagi." gumamnya bernada kecewa.

Tanpa banyak berpikir lagi, Benny langsung memutuskan untuk mendatangi Luna di kediaman mertuanya.

"Siska," panggil Benny pada sekretaris pribadinya.

"Iya, Pak, ada yang bisa saya bantu?" tanya Siska sesopan mungkin.

"Saya mau keluar sebentar, kalau nanti ada yang mencari saya, bilang saja saya sedang bertemu klien penting di suatu tempat," pesan Benny.

"Baik, Pak."

*

Perjalanan menuju ke rumah mertua Benny membutuhkan waktu sekitar 45 menitan dari tempat Benny bekerja.

Sesampainya di sana, Benny memberanikan diri untuk melajukan mobilnya masuk ke halaman rumah mertuanya.

"Huft.. semoga kali ini, aku tak diusir lagi oleh Luna." gumamnya, teringat akan kejadian beberapa hari yang lalu ketika ia mendatangi kediaman mertuanya.

Benny membuka pintu mobilnya dan lalu keluar dari sana. Dengan jantung yang berdegup kencang, ia melangkahkan kedua kakinya mendekat ke arah pintu rumah.

Ting tong..

Tak lama setelah Benny memencet bel, terdengar suara langkah kaki mendekat.

Ceklek..

Tepat saat pintu terbuka, munculah sosok Luna dari balik pintu.

Luna berdecak kesal melihat tamu tak diundang yang berdiri di depan pintu rumahnya, "Mau apa lagi kamu datang kemari?" ketusnya.

Benny tersenyum lebar, "Untung saja bukan ayah atau bunda yang membukakan pintu," ucapnya sembari mengelus dadanya sendiri.

"Cepatlah bicara, ada kepentingan apa kamu datang kemari? Setelah itu, segeralah pulang," ucap Luna tanpa membalas senyuman Benny.

"Aku ingin bicara empat mata denganmu, Luna," kata Benny.

"Aku tak mau bicara omong kosong padamu lagi selain pembicaraan masalah perceraian kita,"

Degh!

Jantung Benny seketika terasa berhenti berdegup usai mendengar ucapan Luna.

"Lun- Luna.. bicara apa kamu?" tanyanya tergagap.

"Aku mau kita cerai saja, Mas. Mumpung semuanya belum terlambat,"

Air mata Benny tiba-tiba saja menetes deras, membasahi pipinya. Lelaki tampan itu tak pernah bisa menyembunyikan kesedihannya di depan Luna. Hatinya rapuh jika berkaitan dengan wanita yang dicintainya.

"Jangan mengambil keputusan di saat kamu sedang emosi, Lun," ucap Benny sembari mengusap wajahnya yang basah.

"Aku capek menghadapi ketidaktegasanmu, Mas. Sebagai seorang lelaki, kamu terlalu lembek. Kamu selalu memilih berkata bohong dan menghindar setiap kali kita ada masalah daripada menyelesaikannya," kata Luna.

Benny mengernyitkan dahi, "Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu, Luna. Padahal kenyataannya kamulah yang memilih menghindariku dan tak memberiku kesempatan untuk menyelesaikan masalah di antara kita!" Benny marah, ia tersinggung dengan ucapan Luna yang seolah menyalahkan dirinya atas permasalahan yang tak kunjung selesai di antara keduanya.

Luna tersenyum miring, "Kamu mulai melempar kesalahanmu padaku lagi. Ah ya.. aku lupa kalau memang aku ini adalah pelampiasan kesalahanmu. Bagimu yang selalu benar hanyalah Ningrum. Iya kan, Mas?" cibirnya.

Benny mengusap kasar wajahnya dan lalu berteriak keras. "Argh! Br*ngsek!" umpatnya sembari memukul dinding rumah. Benny melampiaskan kekesalannya seorang diri tanpa menatap Luna.

"Pergilah, aku tak ingin melihatmu lagi," usir Luna.

Benny kembali menatap Luna, ia berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Luna.

"Aku ingin membicarakan semuanya dengan kepala dingin, Luna. Aku ingin hubungan kita kembali baik-baik saja. Untuk sekali ini, tolong turuti permintaanku," pinta Benny. Ia bersungguh-sungguh dalam berucap.

"Baiklah. Cuma sekali," kata Luna pada akhirnya. "Ada sesuatu yang juga ingin aku tanyakan padamu,"

"Apa itu, Luna?" tanya Benny, penasaran.

Luna tak menjawab, ia terlihat sibuk memainkan ponselnya yang baru dikeluarkannya dari dalam saku bajunya.

Setelah itu, Luna menunjukkan layar ponselnya yang menyala kepada Benny.

"Benarkah kamu menginginkan hal ini, Mas?" tanya Luna.

"A- apa ini?" Benny mengernyitkan dahi, ia tampak terkejut usai membaca kalimat panjang yang terpampang di layar ponsel Luna.

_

1
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!