Gadis Desa yang memiliki kakak dan adik, tetapi dia harus berjuang demi keluarganya. Ayahnya yang sudah usia di atas 50 tahun harus dia rawat dan dijaganya karena ibunya telah meninggal dunia. Adiknya harus bersekolah diluar kota sedangkan kakaknya sudah menikah dan memiliki keluarga yang sedang diuji perekonomiannya.
Ikuti terus karya Hani_Hany hanya di noveltoon ♡♡♡
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Hari-hari Hasna lalui dengan belajar, bercanda dengan temannya di kampus mau pun di kos. Meski dia jarang berbicara tetapi dia anak yang ceria. Dia tidak suka menampakkan kesedihan di depan orang lain.
Selesai dua semester, kini saatnya liburan. "Pengen pulang kampung deh." gumamnya pelan. Dia bersiap dan akan pulang kampung. "[Kak, aku mau pulang kampung ya? Boleh?]" pesan terkirim buat Hana sang kakak.
"[Pulang lah jika rindu ayah dan ibu de]" balas Hana cepat, dia sedang sibuk kerja tugas di rumah temannya. Hana dan Hasna tinggal di kos Berkah bersama Ocha juga.
"[Okey kak]" balas Hasna cepat. Dia bahagia akan bertemu ayah dan ibunya. Usai bersiap dia menghubungi mobil untuk menjemputnya di kos.
Sorenya Hasna pulang ke rumah dengan riang, disambut oleh ibu, dan adiknya yaitu Husna. "Kak Hasna pulang gak bilang-bilang!" ujarnya cemberut.
"Loh, jadi Husna gak suka kakak pulang?" tanyanya penuh selidik. Ibu hanya tersenyum melihat keakraban kedua putrinya.
"Senang sih, lebih senang lagi kalau ada oleh-olehnya." jawabnya jujur. Hasna mengeluarkan oleh-oleh makanan ringan khas Kota P yaitu Beppa Tori.
"Ish, kakak gak asyik. Masak kue ginian?" tanyanya sambil ngeledek.
"Husna, siapa yang ajari begitu nak?" tanya sang ibu lembut. "Itu makanan, ayo diambil." ujarnya lagi. Husna mengambil dan menyimpan di atas meja, tidak ada niat memakannya.
"Ya Allah de, ini makanan enak kok." ucap Hasna geram. Mungkin karena anak bungsu makanya begitu Husna. Pikirnya.
Beberapa minggu di rumah, kini saatnya kembali ke kota P. "Kenapa cepat sekali di kampung kak?" tanya Husna sedih. Begitu lah mereka kalau jauh rindu, kalau dekat berkelahi kayak anak-anak.
"Sudah habis waktu liburnya de. Hari Senin kakak sudah kuliah Perdana." ujarnya lembut memberikan Husna pemahaman.
"Kak Hana malah gak pulang." ucap Husna cemberut. "Aku juga mau tinggal disana bu." imbuhnya. Ibu Ramlah hanya tersenyum menanggapi ucapan si bungsu.
"Okey aku berangkat bu." pamit Hasna pada ibu begitu juga pada ayah Ahmad. Mencium punggung tangan keduanya. Memeluk erat sang adik bungsu.
Hasna naik dalam mobil angkutan umum menuju kota P untuk menuntut ilmu di Institusi negeri. "Ternyata waktu begitu cepat berlalu." batinnya menatap jalanan yang cukup ramai.
Jika naik angkutan umum, maka harus siap singgah menjemput dan mengantar penumpang turun tepat pada tujuan. Hasna hanya menghela nafas panjang. "Sabar." batinnya.
Sepanjang perjalanan Hasna hanya menatap jalan. Ada pepohonan, rumah, kendaraan, dan lainnya. Dia sudah mulai tidak mabok karena terbiasa naik kendaraan roda empat.
"Alhamdulillah akhirnya sampai juga di kos." gumamnya pelan, dia bawa naik tas dan juga barangnya.
"Hai Hasna sudah datang." sambut Ocha membantu membawakan barang Hasna lainnya.
"Makasih Cha. Kakak ku ada gak?" tanya Hasna pelan. Dia istirahat di kursi, bersandar pada dinding untuk melepaskan penat.
"Ada di kamar. Kak Hana sibuk terus. Dia gak pulang ya?" tanya Ocha penuh selidik.
"Gak." jawab Hasna singkat sambil geleng kepala. "Dia harus cari uang tambahan Cha supaya bisa bayar kuliahnya." imbuhnya.
"Senin kan kita kuliah umum?" tanya Hasna memastikan. Ocha mengangguk sebagai jawaban. "Semoga ada harapan." batinnya.
"Masuk lah, ada kakak mu di dalam." ucap Ocha lirih. Hasna mengangguk lalu masuk dalam kamar.
"Hai kak, sibuk?" sapa Hasna pada Hana. Mereka bersalaman dan berpelukan sebentar. Hasna duduk dekat sang kakak yang berada di depan laptop.
"Lumayan, banyak job dik." jawab Hana jujur. "Bisa pake biaya makan lah." imbuhnya. Hasna mengangguk paham. Kakaknya memang pekerja keras!
"Aku juga harus bisa bekerja keras sepertinya." batinnya semangat. Senin pun telah tiba, kini saatnya Hasna bersiap ke kampus. "Aku pamit ke kampus ya kak!" ujarnya sambil mencium punggung tangan Hana.
"Iya de. Nanti saya juga ke kampus agak siangan." ucap Hana. Dia sedang duduk-duduk di teras sambil memainkan ponselnya. Hasna pun berangkat ke kampus bersama Ocha.
"Ayo." ajak Hasna pada Ocha yang memang aga lelet. Mereka akhirnya berangkat berdua.
"Kalian beda karakternya." celetuk Ocha. "Kamu lebih cuek-cuek gitu, tapi sekali bicara cukup menyinggung. Kalau kak Hana kalem, anggun dia." ucap Ocha jujur.
Tiba di kampus, mereka langsung diarahkan ke aula serba guna. "Duduk di depan yuk!" ajak Ocha. Hasna mengangguk setuju, mereka menuju ke kursi bagian depan khusus mahasiswa.
Karena ada juga bagian depan khusus dosen tamu atau rektornya. Acara akan dimulai, mahasiswa sudah mulai memenuhi ruangan. Acara di mulai dengan lancar sampai tiba saatnya pengumuman mahasiswa berprestasi di angkatan Program Studi.
"Program Studi Bahasa Inggris diraih oleh pertama Sri Hastuti Humairah, kedua Hasna Ahmad, dan ketiga Andi Awaluddin." ucap MC lantang.
"Yang telah disebutkan namanya silahkan maju ke depan." imbuhnya. Hasna dag dig dug. Dia hendak bangkit dan disoraki oleh teman-temannya.
"Cie, selamat Hasna." ujar Ocha paling keras suaranya.
"Hasna..." teriak teman lainnya. Antara iri atau mendukung, Hasna tidak peduli. Dia memang fokus belajar supaya sukses.
"Alhamdulillah. Terima kasih ibu dan ayah, semua berkat doa kalian." batin Hasna maju ke depan untuk mengambil sertifikat dan uang pesangon.
Setibanya di depan langsung diberikan setifikatnya, ucapan selamat pun telah dilontarkan oleh dosen yang maju memberikan penghargaan.
"Tetap pertahankan ya." ucap dosen Andi Wahyuni. Hasna mengangguk dengan senyuman yang merekah. Dia bangga pada dirinya, harus lebih semangat lagi. Dengan begini dia akan dapat membantu perekonomian keluarga.
"Terima kasih Mis." jawab Hasna singkat. Usai penyerahan hadiah, saatnya foto bersama dengan dosen dan teman-teman yang berprestasi.
Hasna kembali ke tempatnya, dia mencoba untuk biasa saja karena tidak baik jika sombong. Itu baru awal mula perjuangan panjang.
Beberapa bulan kuliah Hasna di panggil oleh pihak Prodi. "Ada apa ya?" batinnya dia bersiap ke kampus.
"Kak, aku mau ke kampus dulu karena dipanggil pihak Prodi." pamitnya pada Hana sang kakak.
"Iya de. Pergi sama siapa?" tanya Hana. Dia sedang sibuk dengan laptopnya. Hari-hari Hana kalau tidak kuliah ya kerja makalah.
"Sama Ocha kak, dia sedang siap-siap." jawab Hasna jujur. Dia keluar kamar dan menunggu Ocha. Lima menit menunggu akhirnya Ocha keluar juga.
"Ayo." ajaknya. Hasna berdiri mengambil sepatunya lalu berangkat. Sebenarnya Hasna bisa berangkat sendiri. Karena ketahuan Ocha jadi dia ikut.
Mereka berjalan kaki menuju kampus karena kampus dan kos hanya berjarak beberapa meter saja. Kampus mereka islami yang otomatis mengenakan hijab.
Setibanya di Prodi, Hasna masuk ke dalam bersama Ocha. "Kak saya Hasna Ahmad disuruh menghadap." ucap Hasna jujur.
"Tunggu ya!" jawab staf Prodi atas nama Fitri. Hasna dan Ocha mengangguk lalu duduk dikursi tunggu.
...----------------...
Assalamu'alaikum. Maaf ya baru update! Jangan lupa mampir dikisah Hana judulnya TERPAKSA MENIKAHI. Terima kasih ♠︎
semangat kak hani /Determined//Determined//Determined//Determined/