Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 - Obrolan Menjelang Tengah Malam
Devina sengaja mengalihkan perhatian Aaron terkait Arthur. Ia memutuskan untuk membacakan dongeng sebelum tidur pada Aaron seperti yang biasa dilakukannya.
Keduanya saat ini sudah berada di atas ranjang. Sejak Devina pulang ke Indonesia, Aaron memilih tidur bersama sang ibu. Bocah tampan itu bertahun-tahun telah menahan rindu karena hidup berjauhan dari ibunya yang tengah berobat di Singapura.
Walaupun minimal sebulan sekali Aaron selalu menjenguknya, tetap saja ia ingin seperti anak-anak yang lain. Ketika tidur akan dibacakan dongeng dan melakukan kegiatan yang lain bersama ibunya setiap saat. Membuat kenangan manis bersama yang akan selalu diingat di hati dan tak lekang oleh waktu.
"Ma,"
"Ya,"
"Dongeng duo codala DisVi kapan celecai na?" tanya Aaron.
"Belum selesai. Tapi, dongeng mereka enggak panjang kok."
"Meleeka itu codala kembal apa tidak, Ma?"
"Kembar," jawab Devina singkat.
"Mirip Mama cama ibu na Kak Riri yang udah meninggal dong?"
"Iya,"
"DisVi ental ceedih apa bahagia, Ma?"
"Aaron maunya mereka bahagia atau sedih?"
"Bahagia dong, Ma. Aaron endak mau cedih-cedih lagi. Nanti kalau cedih, pas Mama dongengin, aku nangis loh. Huhu..." ujar Aaron memasang contoh wajah sedihnya ketika hendak menangis di depan Devina.
Justru hal itu terlihat lucu dan menggemaskan bagi Devina. Ia pun tersenyum di depan putranya itu.
"Ayo, tidur. Besok katanya mau jalan-jalan sama Kakek Dion dan Nenek Binar,"
"Oh, iya. Kakek-nenek besok ke cini ya, Ma?"
"Iya. Jadinya, Aaron harus cepat tidur. Jangan terlambat bangun nanti ketinggalan kereta. Hehe..." ujar Devina seraya terkekeh di depan Aaron.
Besok rencananya Dion dan Binar sengaja bertandang ke rumah Arjuna untuk mengajak Aaron naik kereta cepat Jakarta-Bandung. Mereka mau mengajak Aaron dan Riri wisata sejenak di Bandung sekalian mampir ke rumah Bisma.
Dongeng DisVi yang sengaja Devina ceritakan pada Aaron adalah kisah masa kecil dirinya sendiri bersama Disya. Banyak suka duka yang ia lalui bersama Disya di masa kecil. DisVi yakni kepanjangan Disya-Vina.
Devina sengaja menyingkatnya agar Aaron tak mengetahui jika DisVi yang didongengkan padanya adalah kisah masa kecil ibu kandungnya sendiri bersama mendiang tantenya.
Dahulu ketika kecil, Binar juga menceritakan kisah BerBin pada Devina dan Disya. Kini Devina melakukan hal yang sama pada Aaron seperti yang dahulu dilakukan oleh Binar.
Tak lama Aaron pun tertidur pulas. Devina menata selimut Aaron agar putranya itu lebih nyaman dan tak kedinginan saat tidur. Setelah itu, perlahan ia mulai turun dari ranjangnya.
Ia beralih pada tasnya yang tadi sempat disembunyikan oleh Arthur. Namun saat pulang, mantan suaminya itu mengembalikan tas miliknya. Akan tetapi, ia lupa untuk mengecek isi di dalamnya.
Tangannya pun perlahan membuka tas tersebut. Ia melihat isinya tak banyak berubah. Namun mendadak ia teringat sesuatu. Dan saat ini benda itu tak ada di dalam tasnya.
Deg...
"Botol obatku?" batin Devina.
Ia mer0goh kembali tasnya. Bahkan ia menumpahkan semua isi yang ada di dalam tasnya ke atas sofa.
"Apa Mas Arthur memang membuang semua obatku?" gumam Devina.
Awalnya ia berpikir jika Arthur hanya menggertaknya saja dengan mengatakan sudah membuang obat anti depresan miliknya. Akan tetapi, sepertinya hal itu bukan sekedar bualan Arthur.
"Ah, kenapa ponselku mati daya di saat seperti ini?!" keluh Devina.
Alhasil ia segera melakukan pengisian data baterai ponselnya. Beruntung ponsel mahal miliknya yang berlogo buah apel kena gigit itu sudah mendukung fast charging. Sehingga Devina tak perlu menunggu terlalu lama, baterai ponselnya dengan cepat terisi kembali dan bisa digunakan.
☘️☘️
Langham Residence, Jakarta.
Arthur yang tengah berkutat dengan laptopnya, mendadak terkejut mendengar bunyi ponselnya berbunyi. Jam saat ini menunjukkan pukul sebelas malam.
Tring...
Sebuah pesan singkat pun masuk ke dalam ponsel Arthur. Ia pun mengambil ponselnya dengan santai. Arthur mengira yang mengirim pesan yakni Lisa atau orang tuanya.
Namun seketika pupil matanya melebar tatkala ia melihat di layar ponselnya ternyata Devina yang mengirim pesan. Senyum pun langsung terbit di wajah Arthur.
Sedangkan Devina sendiri awalnya galau ingin menghubungi Arthur secara langsung atau tidak. Maju-mundur untuk berkomunikasi kembali dengan mantan suaminya itu. Namun, ia butuh penjelasan dari Arthur detik ini juga.
Akhirnya Devina memberanikan diri untuk menghubungi Arthur terlebih dahulu. Tapi, ia mencoba untuk mengirim pesan singkat bukan telepon atau video call. Khawatir Arthur sudah tidur.
My beloved wife
📩 ["Mas, sudah tidur?"].
Papa Aaron Titik💖
📩 ["Belum. Kenapa?"].
My beloved wife
📩 ["Mau telepon sebentar, bisa?"].
Papa Aaron Titik💖
📩 ["Bisa, dengan senang hati. Lama sampai 25 jam juga boleh kok. Kamu dan Aaron prioritas utamaku,"].
My beloved wife
📩 ["Jangan gombal tengah malam. Nanti kesurupan,"].
Tanpa sadar justru Devina ikut terbawa arus obrolan hangat yang berasal dari umpan balik mantan suaminya itu.
Papa Aaron Titik💖
📩 ["Kesurupan cintamu segede gaban hanya untukku, enggak masalah kok. Aku siap menerimanya,"].
My beloved wife
📩 ["Masshh !!" 😒].
Papa Aaron Titik💖
📩 ["Iya, Sayangku. Katanya mau telepon. Aku tunggu nih. Segera telepon aku, takutnya sebentar lagi aku keb3let pergi ke kamar mandi,"].
My beloved wife
📩 ["Mas ke kamar mandi mau ngapain?"].
Devina tanpa sadar justru bertanya hal yang terlihat lucu di benak Arthur. Tidak mungkin lelaki itu tidur di dalam kamar mandi. Jika melakukan proyek bersolo karir tengah malam di dalam kamar mandi, bisa jadi.
Papa Aaron Titik💖
📩 ["Mendadak ada yang bangun gara-gara malam Jumat begini di telepon ayank. Jadi harus ke kamar mandi buat tuntasin proyek,"]
My beloved wife
📩 ["Yang bangun siapa? Proyek apa tengah malam begini di kamar mandi?"].
Lagi-lagi Devina yang belum mengerti arah pembicaraan Arthur, melontarkan sebuah pertanyaan lugunya. Di seberang sana, Arthur menahan rasa tawanya pada Devina yang seakan terlihat masih polos. Padahal Devina sudah pernah hamil dan melahirkan anak akibat suntikan turbo milik Arthur saat mereka masih menjadi sepasang suami-istri.
Papa Aaron Titik💖
📩 [ "Bagian tubuhku di bawah perut yang sangat merindukan dirimu,"].
Devina berusaha mencerna jawaban Arthur barusan. Seketika pupil matanya melebar tatkala ia memahami apa yang dimaksud oleh Arthur yakni menjurus ke hal-hal yang berbau dua puluh satu plus. You know what I mean.
My beloved wife
📩 ["MASSSHHH !! 😠]
Jari Devina pun mengirim sticker tanda marah di ponselnya pada kontak Arthur. Walaupun pipinya saat ini justru bersemburat merah. Berbanding terbalik.
Jika Arthur melihatnya, pasti ia akan malu sekali.
Akhirnya Arthur segera mendial kontak Devina untuk melakukan panggilan telepon. Ia khawatir Devina akan batal meneleponnya gara-gara perkara Maljum dan Si Turbo yang tengah hibernasi panjang.
"Halo," sapa Arthur langsung bernapas lega karena Devina masih mau mengangkat teleponnya. Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
Note :
*My beloved wife (nama kontak Devina di ponsel Arthur).
*Papa Aaron Titik💖 (nama kontak Arthur di ponsel Devina).
saya suka itu...
dion dion kamu ini emang tempramen kok...suka esmosi saja😅😅😅
hhhmmmm bolehkah nanti malam Up satu lagi Kaak Safira..💕💕💕💋💋💋💋💋💋💝💝💝💝💝💝💝😘
Arjuna saat mengajak Rena bertemu malam itu di Cafe pasti sudah mengatakan bahwa Devina mencintai Arthur dan Aaron menginginkan mama papa nya bersatu lagi agar mereka bisa hidup bersama dan itu akan membuat Aaron bahagia
opsi kedua, mungkin aja Reno emang jahat. suruhan mr.x.
supaya membuat keluarga Arjuna menderita .. dipermalukan.
tapi yang paling sedih aroon sih... heran sama Devina... sebagai seorang ibu kok nggak bisa ngeliat kesedihan anaknya. kok masih pakek nanya...aroon marah sama mama..?? jawabannya tetep enggak lah... walaupun sebenernya marah... diapun juga begitu kan... kali ditanya keluarganya... aneh Devina ini...