NovelToon NovelToon
The Story Of Jian An

The Story Of Jian An

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:571
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Pada abad ke-19, seorang saudagar China yang kaya raya membawa serta istri dan anaknya menetap di Indonesia. Salah satu anak mereka, Jian An, tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berwibawa. Ketika ia dewasa, orang tuanya menjodohkannya dengan seorang bangsawan Jawa bernama Banyu Janitra.

Pada malam pertama mereka sebagai suami istri, Banyu Janitra ditemukan tewas secara misterius. Banyak yang menduga bahwa Jian Anlah yang membunuhnya, meskipun dia bersikeras tidak bersalah.

Namun, nasib buruk menghampirinya. Jian An tertangkap oleh orang tidak dikenal dan dimasukkan ke dalam sumur tua. berenang di permukaan air sumur yang kini tidak lagi berada di abad ke-19. Ia telah dipindahkan ke kota S, tahun 2024. Dalam kebingungannya, Jian An harus menghadapi dunia yang jauh berbeda dari yang ia kenal, berusaha menemukan jawaban atas misteri kematian suaminya dan mencari cara untuk kembali ke masa lalu yang penuh dengan penyesalan dan rahasia yang belum terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Suasana di ruangan itu begitu khidmat, meskipun hanya beberapa tamu undangan dan keluarga yang hadir. Semua mata tertuju pada kedua pengantin yang berdiri di hadapan penghulu, yang sudah siap memimpin prosesi ijab qabul. Jian An mengenakan kebaya putih yang anggun, rambutnya tertata rapi, dan wajahnya dipenuhi dengan campuran perasaan cemas dan harapan. Sementara Saka berdiri di sampingnya, tampak serius dan tegas, namun sedikit tersenyum melihat wanita di sampingnya.

Di tengah ruang yang dihiasi dengan bunga-bunga putih dan lampu-lampu temaram yang menciptakan suasana yang tenang, terdengar suara penghulu memulai prosesi dengan lembut. "Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, kita berkumpul di sini untuk menyaksikan pernikahan antara Saka Janitra dan Jian An. Semoga Allah memberkati perjalanan hidup mereka bersama."

Jian An merasakan jantungnya berdegup kencang, setiap kata yang diucapkan penghulu terasa begitu berat. Apakah ini benar-benar jalan yang harus ia jalani? Apakah ini takdir yang sudah ditentukan? Ia memandang Saka dengan mata yang penuh keraguan, tetapi di satu sisi, ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan. Perasaan bahwa mungkin, ini adalah satu-satunya cara untuk keluar dari kerumitan hidupnya.

Saka, yang kini menatap Jian An dengan tatapan penuh keyakinan, mengambil napas dalam-dalam. "Saya bersedia, untuk menjadikan Jian An sebagai istri saya, dengan segala tanggung jawab dan kasih sayang yang ada dalam hati saya," ucapnya dengan tegas, suaranya menggema di seluruh ruangan. Tak ada keraguan dalam dirinya, meskipun ia tahu bahwa pernikahan ini bukanlah sebuah hubungan biasa.

Setelah Saka mengucapkan ijab, penghulu melanjutkan, "Jian An, apakah kamu menerima Saka Janitra sebagai suamimu?" Jian An menarik napas dalam-dalam, matanya bertemu dengan mata Saka, lalu perlahan ia menganggukkan kepala, meski hatinya masih diliputi pertanyaan-pertanyaan besar yang belum terjawab.

"Iya, saya terima Saka Janitra sebagai suami saya," jawab Jian An dengan suara pelan namun penuh keyakinan. Meskipun hatinya penuh kebingungan, ia tahu bahwa keputusan ini akan membawa perubahan besar dalam hidupnya. Segera setelah itu, penghulu mengucapkan doa dan memohon berkah dari Tuhan untuk kehidupan mereka berdua.

Suasana menjadi lebih tenang dan penuh kedamaian setelah acara selesai. Saka dan Jian An saling memandang, ada keheningan di antara mereka, seolah memahami bahwa ini adalah titik awal dari sebuah perjalanan baru yang penuh misteri dan tantangan.

Saat prosesi pemberkatan selesai, suasana mulai terasa lebih lega dan penuh harapan. Namun, tiba-tiba pintu utama ruangan dibuka perlahan, dan langkah kaki yang mantap terdengar diiringi dengan bisikan keheranan para tamu undangan. Semua mata tertuju pada sosok yang baru saja memasuki ruangan Kakek Saka, Hardani Janitra. Meski usianya sudah tak muda lagi, langkahnya tetap penuh kewibawaan. Ia mengenakan pakaian tradisional yang penuh dengan ornamen, menyimbolkan status dan kekuatan yang dimilikinya dalam keluarga.

Kehadiran Kakek Saka langsung mengubah suasana menjadi semakin khidmat. Semua orang yang hadir tahu betapa pentingnya sosok Kakek Saka dalam keluarga Janitra. Ia adalah kepala keluarga yang selalu memegang kendali, dan kedatangannya di hari yang bersejarah ini menambah berat arti pernikahan cucunya.

Saka, yang sedang berdiri di samping Jian An, menatap kakeknya dengan penuh hormat. Ia tahu betul bahwa ini adalah salah satu momen penting dalam hidupnya. Kakek Saka mendekat dengan langkah mantap, mengulurkan tangannya kepada Saka. "Selamat, cucuku. Kamu telah menjalani salah satu perjanjian keluarga kita dengan baik," ujar Hardani Janitra dengan suara berat dan bijaksana.

Saka membungkuk hormat dan menggenggam tangan kakeknya. "Terima kasih, Kakek. Semoga keputusan ini membawa kebaikan untuk keluarga kita," jawab Saka dengan penuh rasa tanggung jawab.

Jian An yang masih merasa canggung dan sedikit bingung dengan seluruh proses ini, memandang Kakek Saka dengan rasa hormat yang mendalam. Ia tak bisa mengabaikan rasa takut dan ketidakpastian yang menggelayuti hatinya, namun ada pula perasaan bahwa langkah ini mungkin akan membuka sebuah lembaran baru dalam hidupnya. Meski pernikahan ini terkesan cepat dan terpaksa, Jian An berusaha menerima keadaan dengan segala upaya.

Kakek Saka tersenyum sedikit, memandang Jian An dengan mata yang tajam namun penuh dengan kearifan. "Kamu akan menjadi bagian dari keluarga ini, Jian An. Semoga kamu bisa memberikan keberkahan bagi kami semua," ucapnya penuh harapan. Dengan perkataan tersebut, dia memberikan berkatnya untuk pernikahan ini. Semua tamu di ruangan itu meresapi kata-kata kakek yang bijaksana, menyadari bahwa ini bukan hanya pernikahan antara dua orang, tetapi juga perjodohan yang membawa kehormatan bagi keluarga besar Janitra.

Saka dan Jian An saling memandang, perasaan mereka berdua masih belum jelas sepenuhnya. Namun, kehadiran Kakek Saka memberikan satu hal yang jelas bahwa mereka kini terikat dalam sebuah hubungan yang lebih dari sekadar pernikahan biasa. Ini adalah langkah menuju masa depan yang penuh tantangan dan tanggung jawab.

***

Jian An duduk termenung di sudut kamar pengantin setelah upacara selesai. Suasana yang semula khidmat kini terasa penuh dengan kebingungannya. Meskipun hari ini merupakan hari pernikahannya dengan Saka, pikirannya malah melayang jauh, kembali kepada kenangan tentang Banyu, suaminya yang telah tiada. Dia baru saja bertemu dengan sosok yang sangat mirip dengan Banyu, dan kebingungannya semakin bertambah. Apakah ini takdir atau hanya kebetulan belaka?

Banyu pria yang telah mengisi hatinya dengan kenangan manis dan pahit seperti hidup kembali di dalam diri Saka. Meskipun wajah Saka sangat mirip dengan Banyu, ada perbedaan yang sulit dijelaskan. Namun, perasaan yang membelai hati Jian An tidak bisa dipungkiri. Dia merasa seolah Banyu sedang memandanginya dengan mata penuh cinta, meski tubuh pria itu sudah pergi. Hal ini membuat Jian An merasa terjepit antara masa lalu dan masa depan yang belum jelas.

Saka melihat ke arah Jian An dengan tatapan penuh perhatian. "Kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut, namun ada ketegangan yang samar-samar terasa di antara mereka. Jian An mengangguk perlahan, tetapi matanya tidak bisa mengalihkan pandangannya dari jendela yang memperlihatkan langit malam yang gelap, seakan ia sedang mencari jawaban dari sesuatu yang jauh.

Kehidupan barunya dengan Saka masih terasa seperti sebuah bab yang harus dijalani, namun hatinya masih tersangkut pada masa lalu yang tak bisa dia lepaskan begitu saja. Apakah pernikahan ini benar-benar bisa mengobati luka yang ditinggalkan oleh Banyu? Apakah dirinya harus melupakan sosok yang sangat ia cintai demi sebuah pernikahan yang direncanakan oleh keluarga?

"Aku akan menunggu, Jian An," kata Saka tiba-tiba, menarik Jian An dari lamunannya. "Apa pun yang terjadi, aku akan menunggumu, dan aku akan memastikan kamu aman." Ucapannya terdengar serius, dan untuk pertama kalinya, Jian An merasakan ada kehangatan yang berbeda dalam kata-kata Saka. Namun, apakah itu cukup untuk menggantikan bayangan Banyu yang terus menghantui hatinya?

Jian An merasa terombang-ambing antara dua dunia yang sangat berbeda antara masa lalu yang penuh kenangan dan cinta, dan masa depan yang penuh dengan harapan namun juga ketidakpastian. Akankah dia bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan di sisi Saka, atau apakah ia akan terus mencari jawaban atas pertanyaan yang tak kunjung terjawab?

1
yanah~
Mampir kak, tulisannya rapi, enak dibaca 🤗
¶•~″♪♪♪″~•¶
semangat kk/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!