LORD OF IMMORTAL KULTIVATOR

Setelah semua peserta turnamen telah hadir di benua ungu, maka wakil para peserta di kumpulkan di sebuah ruangan.

Mereka membicarakan acara yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi di benua ungu ini.

Para peserta turnamen disediakan tempat menginap mereka masing masing.

Tempat para peserta dipisahkan dengan peserta dari benua lain.

Contohnya peserta dari benua hijau akan ditempatkan ditempat tersendiri, dan terpisah dengan peserta dari benua lain.

Sehingga tidak terjadi bentrokan sebelum acara kompetisi dilaksanakan.

Long Tia merasa ditempat menginapnya memiliki energi spiritual yang lebih baik dibandingkan di benua hijau.

Long Tian memanfaatkan waktunya dengan berkultivasi.

Karena acara kompetisi akan dilakukan tiga hari kemudian, maka Long Tian memiliki waktu untuk beradaptasi dengan energi spiritual yang ada dibenua ungu ini.

Setelah tiga hari, turnamen di laksanakan di sebuah tempat yang sangat luas dan memiliki beberapa arena.

Arena dengan luas seribu meter persegi itu dipasang lantai yang sangat keras dan merupakan bahan pilihan. Semua peserta dikumpulkan dalam satu arena.

Mereka akan melaksanakan pengundian menentukan arena yang akan mereka gunakan untuk berlaga.

Penonton yang mendatangi tempat itu disediakan tempat duduk yang melingkari kedua arena.

Jumlah penonton mencapai ribuan orang dan

mereka tampak sangat antusias dan bersemangat.

Karena rata rata penonton adalah orang orang yang berusia muda.

Mereka antusias karena mereka akan menyaksikan laga para jenius muda antar benua.

Panitia kemudian mengocok kertas yang berisikan nomer nomer arena.

Para peserta maju seorang demi seorang untuk mengambil kertas yang dilipat dan berisikan nomer arena.

Long Tian yang mengambil nomer mendapatkan nomer di arena dua.

Panitia selalu mengumumkan setiap peserta yang telah mengambil nomer.

Dan nama nama peserta akan dicatat didalam papan pengumuman yang sangat besar.

Long Tian dapat melihat nama nama dan asal para peserta.

Di arena dua,Long Tian melihat nama Li Man dari benua putih dan nama Lu Thing, gadis dari benua putih.

Juga nama nama dari benua lain yang Long Tian tidak memandangnya, karena mereka memiliki basis kultivasi seimbang dengannya ataupun dibawahnya.

Di arena dua juga terdapat nama tiga peserta dari benua hijau, termasuk Long Tian.

Setiap arena berisikan dua puluh peserta, dan nama nama mereka juga telah tercatat semua di papan pengumuman.

Seorang panitia kemudian naik ke sebuah podium dan mengcapkan kata kata pembuka.

"Selamat datang kepada semua peserta kompetisi antar benua, kompetisi yang diadakan dua puluh lima tahun sekali.

Kali ini, kompetisi diadakan di benua ungu kami, dan kami menyambut semua peserta dan tamu tamu undangan dengan segala hormat.

Kami berharap, dalam kompetisi ini, tidak terjadi ketibutan dan kerusuhan, karena hasil dari kompetisi.

Kami berharap, semua peserta yang mengikuti kompetisi ini harus sportif dan tidak berniat membunuh lawan yang sudah kalah.

Berkompetisilah dengan segala daya upaya tanpa menggunakan cara cara curang dan terlarang.

Dan sekarang kami umumkan kompetisi ini di mulai!"

Untuk pertarungan pertama di arena pertama dan kedua telah ditentukan berdasarkan nomer lagi.

Untuk babak pertama,Setiap peserta yang telah kalah sudah dianggap gugur dan tidak dapat melanjutkan turnamen.

Dan Long Tian mendapatkan nomer dua, lawannya adalah salah satu dari benua biru.

Pemuda berusia dua puluh tiga tahun dengan postur tubuh sedikit gempal, bukan gemuk tapi tegap dan tidak terlalu tinggi.

Memiliki basis kultivasi Raja Bumi tahap Awal,bernama Ang Wan.

Ang Wan dan Long Tian naik keatas arena dan keduanya berhadap hadapan.

Ditengah mereka berdiri wasit yang memperhatikan keduanya, lalu wasit bertanya.

"Apakah kalian siap!

Mulai!!!"

Setelah bertanya kepada keduanya dan dengan jawaban anggukan kepala dari keduanya, wasit segera memulai pertandingan.

Pemuda tersebut langsung mengeluarkan sebuah senjata seperti pentungan panjang satu meter setengah, tapi di bagian tengah sampai ujung pentungan itu, berduri baja.

Long Tian tidak mengeluarkan senjatanya, dia segera mengalirkan energi spiritualnya keseluruh tubuh dan kini seluruh tubuh Long Tian mulai membiru dan dingin.

Lawannya tidak perduli, lalu menyerang menghantamkan tongkat berdurinya kearah Long Tian.

Long Tian dengan sigap segera menghindar dan menyerang dengan gerakan sangat cepat.

Long Tian mengeluarkan tapaknya yang berwarna biru.

"Wesss.... Plaaakkk...!!!"

Bahu pemuda itu langsung terkena tapak tangan kanan Long Tian dengan telak, hingga pemuda tersebut terpental.

Dan pundak pemuda itu langsung membiru, darah dipundaknya juga membeku.

Long Tian terus kembali bergerak menyerang pemuda itu dengan menerjang menggunakan kakinya.

"Wuuuuttt.... Plaaaakkkhk....!!"

Lawan Long Tian yang terluka dan susah bergerak karena sebagian darahnya membeku langsung terkena tendangan di perutnya.

Akhirnya lawannya terpental keluar dari arena,melihat hal itu, banyak penonton yang terkejut.

Apalagi peserta turnamen yang berada di arena dua, mereka benar benar terkejut dengan hasil pertandingan Long Tian dan Ang Wan.

Hanya dengan dua gerakan, Ang Wan telah kalah, dan itu terjadi hanya beberapa detik, sampai Ang Wan terpental keluar arena.

Wasit yang tersadar, akhirnya naik ke arena dan mengumumkan.

"Long Tian dari benua hijau.. Menang!!!"

Papan pencatat segera menghilangkan nama Ang Wan dari papan pengumuman.

Kemudian Long Tian turun dan disambut beberapa petinggi kerajaan benua hijau yang ikut.

Mereka sangat antusias melihat Lonf Tian memenangkan pertarungan pertamanya.

Mereka mengelu elukan Long Tian, karena biasanya jenius dari benua hijau, bila bertemu dengan jenius benua biru, maka jenius benua hijau tidak pernah menang sekalipun.

Long Tian merupakan orang pertama yang dapat mengalahkam jenius dari benua biru.

Sedangkan di nomer tiga dan empat arena dua dimenangkan dengan mudah oleh salah satu pemuda jenius benua putih, yaitu Li Man. Sedangkan Lu Thing mendapat nomer tiga belas.

Long Tian yang tadi melihat Li Man mengalahkan lawan yang memiliki basis kultivasi Raja Bumi tahap pertengahan dengan satu kali pukulan saja.

Pukulan Li Man dangat tirani dan arogan, Long Tian juga dapat merasakan kekuatan energi spiritual Li Man yang besar.

Biarpun Long Tian memenangkan pertarungan pertamanya, tapi dia masih dianggap remeh.

Bagaimana tidak, basis kultivasi Long Tian hanya Raja Bumi tahap pertengahan.

Sedangkan yang berlaga memiliki basis kultivasi satu tingkat basis kultivasi diatasnya.

Pertandingan terus berjalan sampai tersisa sepuluh orang yang belum kalah. Kesepuluhnya kemudian di pertandingkan. Nomer yang menang di arena dua yaitu.

Nomer dua, empat, enam, tujuh, sepuluh, sebelas, tiga belas, enam belas, delapan nelas dan dua puluh.

Long Tian yang bernomer dua akan ditandingkan dengan nomer diatasnya yang menjadi pemenang.

Kebetulan pemenang yang bernomer empat adalah salah satu pemuda jenius dari benua putih bernama Li Man.

Basis kultivasinya adalah MahaRaja Bumi tahap pertengahan.

Long Tian tidak takut dengan basis kultivasi lawan yang mentereng.

Long Tian hanya perlu berusaha sekuatnya agar dapat mengimbangi lawan yang memiliki basis kultivasi lebih tinggi satu tingat dibandingkan dirinya.

Long Tian telah diperingati oleh Can Sui ketika mereka masih dibenua hijau.

Long Tian mulai berhati hati terhadap pemuda bernama Li Man itu, karena dia memiliki ilmu yang masih misterius.

Setelah keduanya naik keatas arena dua, dan wasit berteriak.

"Mulai!!!"

Maka Long Tian dan lawannya mulai bergerak gesit.

Li Man masih menganggap remeh terhadap Long Tian, dia bergerak seakan akan mengejek lawan.

Long Tian tidak menggubris lawan yang tampak seperti mengejeknya.

Dalam pertempuran ini, Li Man menggunakan enam puluh persen energi spiritualnya untuk mengalahkan Long Tian.

Long Tian yang mengerti bila lawannya meremehkannya tidak perduli dan terus menyerang menggunakan jurus malaikat es.

Tubuh Long Tian yang berubah warna menjadi biru itu tampak sangat dingin dan memang udara disekitarnya sangat dingin dan menusuk.

Tapi Li Man seperti tidak merasakan dinginnya suhu udara disekitar arena pertarungan.

Gerakan gerakan yang dilakukan Li Man adalah gerakan yang seperti asal asalan

Sangat terlihat bila Li Man menganggap remeh lawannya.

Long Tian malah senang karena lawannya meremehkan dirinya, karena dia dapat mencari celah agar dapat menyerang dengan telak.

Long Tian tetap serius dalam menghadapi lawannya, tubuhnya juga telah berwarna dua.

Yaitu sebelah kanan berwarna merah membara karena telah mengeluarkan api neraka.

Sedangkan tubuh sebelah kiri berwarna biru pucat dan selalu mengembun.

Serangan serangan Long Tian selalu dielakan dengan gampang oleh Li Man.

Long Tian sengaja tidak menggunakan seni beladiri kecepatan kilatnya.

Long Tian perlu membuat lawannya menjadi lengah, sedangkan lawannya juga menyerang Long Tian dengan serangan asal asalan.

Dengan serangan asal asalan dari Li Man juga cukup mengerikan, karena, serangannya menggunakan enam puluh persen energi tubuhnya.

Long Tian juga berulang kali terserempet serangan energi spiritual Li Man, tapi Long Tian tidak mengalami luka atau cedera, hanya beberapa kali terdorong mundur cukup jauh saja.

Li Man makin mempermainkan Long Tian, bagaikan kucing mempermainkan tikus.

Pada saat Li Man menyerang menggunakan tangan kanan nya yang terkepal menyerang lurus kedepan, kearah Long Tian.

Long Tian menggunakan kecepatan kilatnya dan menggabungkan energi panas dan dinginnya menyerang telak di rusuk kanan Li Man yang saat itu terbuka pertahanannya.

Li Man yang tidak menyangka mendapatkan serangan yang luar biasa cepat, mencoba menghindar, tapi serangan Long Tian terlalu cepat datang.

"wusss.... Plaaakkk....!"

Li Man kontan terpental keluar arena dan memuntahkan darah segar dari mulutnya.

Dua tulang rusuknya patah oleh serangan Long Tian, sampai di bawah arena, nampak Li Man sedang menahan sakit dan menatap Long Tian marah.

Li Man berusaha untuk berdiri, tapi dia tidak sanggup, karena rasa sakit dari patahnya tulang rusuk seperti menusuk jantungnya.

Tapi nasi telah menjadi bubur, Li Man telah kalah dan tidak dapat melanjutkan pertarungan.

Para penonton semua terkejut dengan peristiwa itu, mereka telah memperkirakan, bahwa Li Man lah yang akan keluar sebagai pemenangnya.

Tapi kenyataan Li Man saat ini terpental keluar dari arena dan terluka.

Wasit yang tadinya sedikit bengong akhirnya melompat keatas arena dan mengumumkan pemenangnya.

Lu Thing sendiri tidak menyangka bahwa Li Man akan kalah di babak kedua ini.

"Aku harus serius menghadapi bocah itu, kalau tidak aku akan bernasib seperti Li Man!"