Hari itu adalah hari yang cerah tapi mendung, dengan matahari yang bersinar di antara awan. Pagi itu embun dingin panas menempel di daun-daun hijau. Hani dari kejauhan melepaskan kepergian saudara laki-lakinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Hani dianggap gadis pembawa sial oleh keluarganya. Pria yang dekat dengan Hani, akan mati. Sepupu dan Kakak kandungnya adalah korbannya.
Apakah Hani adalah gadis pembawa sial?
Mengapa setiap pria yang dekat dengannya selalu saja dekat dengan kematian?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Diseruduk Jeep
"AAAAGGGGHHHHHH!"
Valdi memegang tangan hitam yang mencengkram erat lehernya. Hani ikut memukulinya. Tangan itu semakin kuat mencengkram. Hani memegangi lengan hitam itu. Ada aliran listrik yang mengalir di tangan Hani. Hani tiba-tiba melihat sesuatu yang melintas di benaknya.
Hani melihat kejadian beberapa tahun yang lalu di saat dirinya menceburkan diri ke sungai. Hani menolong seekor kucing. Dan ada seorang pria menolongnya keluar dari sungai. Sejak kejadian itu pria itu selalu mengikuti Hani.
Hani juga melihat di dalam kamar pria itu dipenuhi dengan foto-foto dirinya. Dan Hani melihat pria itu juga yang telah menusuk perutnya sewaktu di pesawat.
"Kamu, kamu ...." Hani melepaskan pegangannya.
Sosok itu melepaskan cengkramannya pada Valdi. Sosok itu menatap ke arah Hani dengan penuh kemurkaan.
Valdi menarik tangan Hani. Mereka berlari masuk ke dalam mobil. Sosok itu mengejar mereka.
"Kak, dia, dia adalah orang yang telah menusuk ku di pesawat," Hani berkeringat dingin.
"Bagaimana ciri-cirinya?" Valdi bertanya tanpa melihat ke arah Hani, Valdi fokus ke setirnya.
"Tinggi, rambutnya coklat, matanya biru, di bawah matanya sebelah kanan ada tahi lalat. Dia memakai jaket hitam dan masker ketika di pesawat."
"Tidak salah lagi. Dia orang yang telah menolong mu di pesawat dan dia juga yang telah meneror mu dengan pesan-pesan itu."
"Bukannya yang meneror ku masuk rumah sakit jiwa?"
"Maaf Hani, kami berbohong padamu. Dia meninggal tepat di depan rumah sakit tertindih papan billboard dengan tubuh terbelah dua. Dan sekarang dia mengejar kita," tunjuk Valdi ke kaca spion.
Arash melesat di udara mengejar mobil Valdi. Arash menempelkan tangannya di kaca jendela mobil tepat di sebelah Hani. Arash tersenyum melihat Hani yang gemetar ketakutan sambil menutup matanya. Valdi meliuk-liukkan mobilnya berharap pegangan Arash terlepas.
Valdi mencoba melarikan diri dari Arash. Perlahan Valdi melihat Arash menghilang, tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Valdi bernapas lega. Jalanan malam ini terlihat sepi, sehingga dengan leluasa Valdi melarikan mobilnya.
Hani memberanikan diri membuka mata. Arash tidak lagi terlihat. Hani membalikkan badannya melihat ke kursi belakang mobil, siapa tahu Arash tiba-tiba muncul di dalam mobil mereka. Dan untungnya Arash tidak melakukan itu.
Tapi di belakang mereka ada sebuah mobil Jeep hitam yang sedari tadi mengikuti. Mobil itu menyeruduk bagian belakang mobil Hani. Hani dan Valdi terbentur ke sisi mobil dengan keras. Valdi kembali melajukan mobilnya. Mobil jeep itu berhasil menyalip mobil yang ada di depannya dan kini mobil Jeep sejajar dengan mobil Hani.
Mobil Jeep menghantam sisi kanan mobil Hani. Valdi tidak bisa mengendalikan mobil sedan Hani yang mungil. Sisi kiri mobil naik ke atas trotoar jalan. Mobil mereka oleng. Mobil Jeep kembali menabrakkan sisi kiri mobilnya dengan begitu keras.
BRAAAKK!
Mobil yang Hani dan Valdi tumpangi jungkir balik tidak beraturan. Valdi terlempar keluar mobil dan berguling-guling di aspal. Sedangkan Hani dan mobilnya terjun bebas menghantam bahu jalan. Mobil Jeep dan para penumpangnya segera meninggalkan tempat kejadian.
Tiang listrik yang ada di bahu jalan jatuh ke bawah. Tiang listrik itu memercikkan api. Terdengar bunyi ledakan sangat keras dari bawah jalan. Para pengguna jalan menepi mencari tahu apa yang terjadi. Mereka melihat Valdi tergeletak di aspal dengan darah yang bercucuran. Beberapa dari mereka menelpon ambulans dan pemadam kebakaran.
Dari jauh terdengar bunyi raungan ambulans, pemadam kebakaran dan juga petugas kepolisian yang datang berbarengan. Para saksi memberikan kesaksian kepada pihak kepolisian. Sebelum mobil Valdi jungkir balik ada mobil Jeep hitam menyerang mereka.
Pemadam kebakaran berhasil memadamkan kobaran api mobil Hani. Mereka juga memeriksa mobil dan sekitar mobil siapa tahu ada korban jiwa yang lain. Dan setelah sekian lama mereka berada di bawah sana, mereka tidak menemukan korban jiwa. Mobil Hani rusak parah terbakar dengan posisi mobil terbalik ke atas.
Valdi dimasukkan ke dalam ambulans. Valdi dibawa ke rumah sakit terdekat. Di dalam ambulans, perawat mencoba menghubungi keluarga Valdi untuk memberitahukan kondisi Valdi. Dan perawat itu menghubungi kontak yang bernama Papa.
Papa Valdi kaget mendengar kabar dari orang yang menyebut dirinya perawat rumah sakit. Wilan segera menghubungi Zaki dan memberitahu Zaki bahwa Valdi mengalami kecelakaan. Dari keterangan yang dia dapatkan dari perawat, hanya Valdi yang mereka temukan.
Zaki segera mengutus anak buahnya untuk ke tempat kejadian mencari Hani. Zaki dengan berat hati memberitahukan kepada Alza, Fani, Rizal dan Eva bahwa Valdi dan Hani kecelakaan. Dan saat ini Valdi ada di rumah sakit sedang Hani masih belum ditemukan.
"Tuh kan, Hani dasar pembawa sial," kata Fani.
"Fani, tutup mulutmu!" Azla melotot ke arah Fani.
"Itu buktinya, dia bersama Valdi. Dan Valdi celaka karena Hani," sahut Fani.
"Fani, semua itu hanya kecelakaan," ujar Eva.
"Kecelakaan atas dasar kesialan!" Fani lagi-lagi memanaskan suasana.
Zaki menatap tajam ke arah Fani. Ternyata kepergiannya selama satu tahun tidak merubah pemikiran Fani tentang Hani. Fani masih menganggap Hani pembawa sial. Apakah mungkin Fani memendam dendam kepada saudaranya sendiri.
Eva dan Alza memberi kode kepada Rizal agar menenangkan Zaki. Jangan sampai Zaki terpancing emosi dan pergi lagi gara-gara mulut tajam Fani. Rizal menangkap sinyal itu.
"Bang, ayo kita ke rumah sakit melihat keadaan Valdi," ajak Rizal.
"Sebelum itu, kita harus ke tempat kecelakaan. Kita harus tau di mana Hani," Zaki mengambil kunci mobil yang ada di atas meja.
Mereka menuju tempat kejadian. Di sana masih ada pihak kepolisian. Dari keterangan pihak kepolisian, mobil Valdi diikuti orang. Ditemukan bekas benturan di belakang dan di sisi kanan mobil yang mereka tumpangi. Zaki meminta tolong kepada pihak kepolisian agar mencari Hani. Saat kejadian, Valdi dan Hani dalam satu mobil yang sama. Dan Hani sampai saat ini masih belum ditemukan.
Pihak kepolisian pun turun kembali untuk memeriksa TKP. Dan sama, mereka juga tidak menemukan keberadaan Hani. Zaki dan Rizal menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Mereka menuju rumah sakit untuk melihat keadaan Valdi.
🌑 Di rumah sakit.
Valdi dimasukkan ke ruang UGD. Luka Valdi dibersihkan. Dokter dan para Perawat melakukan tugasnya untuk mengobati Valdi. Valdi masih belum sadarkan diri. Lukanya cukup parah, di wajah dan lengannya ada pecahan kaca mobil.
Di saat Dokter dan para Perawat sibuk dengan masing-masing tugasnya. Seorang perawat pria memasangkan infus ke tangan Valdi. Dan perawat itu menyuntikkan sesuatu ke dalam selang infus. Perawat pria itu langsung meninggalkan ruang UGD.
Tubuh Valdi menegang, keluar busa dari mulutnya, tubuh Valdi kejang-kejang.
"Dokter, pasien kejang!" teriak Perawat
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...