Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29 : Putra Mahkota yang diabaikan
"Yang mulia... anda akan pergi kemana."
Fu Sichen tertangkap basah saat akan melompat melewati tembok kediaman pangeran. Hari ini dia berencana pergi menemui Xinxin.
Sebenarnya, hatinya masih cukup sakit karena penolakan Xinxin kemarin, tapi baru setelah babi gemuk itu dipotong, dia mengerti mengapa Xinxin menolak pemberian nya.
Daging babi itu berwarna hitam, itu artinya ada kandungan racun didalamnya. Yah, dia baru saja ingat... babi itu dia bunuh dengan Kunai Xinxin, Kunai Xinxin dilapisi oleh racun, jadi Xinxin menolak daging babi itu karena dia takut diracuni sampai mati.
Fu Sichen memegang ujung hidung nya, "Awalnya dia kesal, tapi pada akhirnya itu memang salahnya. Jadi dia berencana menemui Xinxin untuk meminta maaf. Dia juga membawa belati pasangan yang diinginkan Xinxin. Anggap saja dia sedang bertindak tidak tahu malu pada kekasihnya."
"Yang mulia... Hamba bertanya anda mau pergi kemana."
Ling Jiwei masih berdiri didepan tembok kediaman pangeran, dia sudah sangat curiga, karena orang ini sudah sangat gelisah sejak pagi. Jadi dia diam-diam menunggu nya disini, orang ini selalu kabur lewat tembok.
"Jiwei, apa kau tidak ikut latihan pagi hari ini." tanya Fu Sichen mengalihkan pertanyaan.
"Jenderal Ji akan pergi keluar bersama istrinya, jadi latihan pagi dibatalkan." jawab Ling Jiwei.
"Yang mulia, jangan coba-coba mengalihkan pertanyaan. Kemana Anda akan kabur kali ini." Jiwei melipat tangannya didada, berdiri disana, dia seperti seorang tetua keluarga yang menangkap basah putranya.
"Aku akan menemui Xinxin." jawab Fu Sichen. Jiwei ini masih sama seperti sebelumnya, tidak mengerti perasaan merindukan kekasih.
"Percuma saja, nona Xin sedang pergi bersama Jenderal Ji dan istrinya." jawab Ling Jiwei.
*****
Saat ini Xinxin sedang berjalan bersama Yan Yihua dan Bing Qing. Di belakang mereka, Wang Xuemin dan Ji Rong sedang mengikuti dari belakang.
Ji Rong melihat wajah bahagia istrinya, menghela nafas, "Xin kecil sangat pandai mengambil hati Bing Qing. Lihatlah, sudah bertahun-tahun aku tidak melihat senyumnya yang begitu cerah." ucap Ji Rong.
Wang Xuemin setuju dengan kata-katanya, itu karena saat pertama kali Yan Yihua membawa Xinxin, dia bisa begitu cepat menenangkan istrinya yang menangis.
"Bibi, lihat ini.. cantik bukan."
Xinxin menunjuk pada hiasan kepala yang di pajang disebuah toko, hiasan kepala itu sangat cantik, berbentuk bunga kecil berwarna merah muda, ini terlihat sangat sederhana, tapi juga anggun.
"Xin kecil, apa kau menyukainya. Bibi akan membelikan mu satu." ucap Bing Qing.
"Wow, bibi... Kau tidak hanya mempunyai wajah yang cantik, tapi juga baik hati, bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu..." ucap Xinxin.
Yan Yihua mencubit pipi putrinya, bagaimana bisa anak ini memiliki kata yang manis setiap hari.
"Xuemin, aku sudah mendengar apa yang terjadi kemarin. Jadi, bagaimana sikap mu sekarang." tanya Ji Rong.
Dia sudah mendengar bahwa Fu Sichen diserang oleh para pembunuh kemarin, dan para pembunuh ini kemungkinan berasal dari kerajaan Su.
Walau masih belum pasti apakah itu perintah langsung dari Su Tianming, tapi pola yang dijahit pada jubah itu memang pola keluarga Su.
Ji Rong juga berada di Medan perang saat itu, dia bahkan yang menahan Xin kecil di tenda tahanan. Dia juga melihat Xin kecil menembak langsung ke kepala pria itu.
Dia melirik ke arah Wang Xuemin, temannya ini sudah terlalu lama bersikap netral, itu karena dia tidak ingin terlibat dalam pertarungan yang tidak perlu.
Pertarungan atas takhta tidak akan pernah sesederhana itu, itu akan selalu penuh dengan darah dan air mata, tidak ada kaisar yang tidak "menaiki" saudaranya demi posisi kaisar.
Dan saat seseorang berhasil merebut posisi kaisar, tidak jarang akan terjadi pembantaian terhadap keturunan saudara yang lain. Ini untuk menghindari hal-hal dikemudian hari, yang dapat mengancam posisi mereka.
Wang Xuemin mungkin terlihat dingin, namun dia adalah orang yang hangat.
"Xuemin, apa kau masih mengingat mendiang kaisar terdahulu." tanya Ji Rong.
"Mmm.. aku tidak akan pernah lupa." jawab Wang Xuemin.
Wang Xuemin tidak akan pernah lupa, itu karena kematiannya sangat menyayat hati.
Sebenarnya, ini adalah cerita yang dirahasiakan. Sebelum Fu Fengxian menduduki takhta kaisar, dia hanya seorang pangeran biasa yang bahkan diabaikan di istananya sendiri.
Dia lahir dari seorang pelayan yang bermain trik, pelayan itu mengambil kesempatan saat kaisar mabuk, dan berakhir berbaring di ranjang yang sama.
Awalnya, kaisar ingin menghukum mati pelayan ini, namun diketahui bahwa dia sedang mengandung. Kaisar membenci pelayan itu tapi adalah fakta bahwa dia mengandung anaknya.
Jadi kaisar menempatkan pelayan itu di istana terlarang, menghukum nya tidak pernah keluar dari istana seumur hidup.
Setelah sepuluh bulan, Fengxian kecil lahir. Karena status ibunya yang buruk, juga karena cerita kelahiran nya yang adalah hasil menipu, Fengxian kecil hidup menderita bahkan di istana nya sendiri.
Putra mahkota saat itu adalah Fu Yitian, dia tumbuh penuh kasih sayang dari kaisar dan permaisuri. Fu Fengxian sangat iri padanya, jadi dia berpura-pura mendekati Fu Yitian, memanggilnya kakak, dan selalu berada disisinya setiap hari.
Fu Yitian adalah seorang yang baik hati, dia menerima Fu Fengxian berada disisinya setiap hari.
Semua berjalan mulus seperti yang direncanakan Fu Fengxian, sampai yang mulia kaisar jatuh sakit.
Fu Yitian sebagai putra mahkota, mulai memikul tanggung jawab sebagai pengganti sementara kaisar. Dia hadir dalam pengadilan pagi, mengambil keputusan terhadap kelangsungan negara, dan dengan cepat mendapatkan hati para bawahan kaisar.
Fu Fengxian sangat cemas melihat ini, jadi dia merubah rencana balas dendamnya.
Fu Yitian memiliki tunangan bernama An Li, dia adalah putri pedagang terkaya di kekaisaran ini. Sebagai putri seorang pedagang, dia sebenarnya tidak bisa mendapatkan posisi sebagai permaisuri bahkan jika dia menikah dengan Fu Yitian, tetapi kaisar dan permaisuri juga sangat menyukai An Li, sehingga mereka membuat pengecualian untuknya. Ini juga karena putra mereka sangat mencintai tunangannya ini.
Sesaat sebelum upacara pemberian takhta, Fu Fengxian memberitahu Fu Yitian bahwa An Li diculik, dia sedang dibawa oleh para penculik ke hutan Jingxi.
Fu Yitian yang cemas, lalu meninggalkan istana sebelum acara dilaksanakan, namun saat dia tiba di hutan Jingxi, dia disergap oleh Fu Fengxian dan beberapa antek-antek nya.
Fu Yitian terluka parah saat itu, namun matanya masih sangat tajam, dia tidak percaya bahwa Fu Fengxian, orang yang sudah dia anggap sebagai saudara kandung nya, akan melakukan hal yang keji seperti ini.
An Li melihat Fu Yitian terbaring di tanah, tubuhnya penuh dengan luka tusukan, darah mengalir deras di setiap luka di tubuhnya. Tapi dia masih enggan melepaskan kaki Fu Fengxian yang sedang memeluk An Li.
An Li meronta-ronta dan mengigit lengan Fu Fengxian, tapi dia ditampar olehnya dan jatuh ke tanah, Fu Yitian sangat marah tetapi Fu Fengxian menekan kepalanya dengan kakinya.
"Fu Yitian, apa kau pikir selama ini aku benar-benar menganggap mu saudara ku."
"Kau adalah orang yang mendapat limpahan kasih sayang, beraninya kau mengatakan kau mengerti perasaanku."
"Hari ini, aku akan memberi mu rasa sakit yang sama, sama seperti yang aku rasakan 20 tahun ini."
"Fu Yitian, kau akan mati hari ini. Mahkota mu akan menjadi milikku, begitu juga dengan wanita mu."
Lalu dengan lambaian tangannya, Fu Fengxian menebas leher Fu Yitian didepan An Li. An Li menjerit histeris, dan kehilangan kesadaran.
Setelah kematian Fu Yitian, Fu Fengxian membawa An Li yang kehilangan kesadaran kembali ke istana kekaisaran. Fu Fengxian melakukan pembantaian besar-besaran saat itu, seluruh keluarga An Li mati, dan harta kekayaan keluarganya di rampas.
Kaisar yang sekarat, diam-diam membuat dekrit kekaisaran sebelum kematiannya. Itu menyebutkan bahwa Fu Fengxian tidak akan pernah di izinkan untuk menggantikan nya menjadi kaisar.
Fu Fengxian yang mengetahui hal itu menjadi sangat marah, terutama karena dekrit kekaisaran itu tidak pernah bisa ia temukan di Istana. Seseorang telah membawa hal itu pergi.
Jadi dia membunuh kaisar saat itu juga, lalu menganugerahkan dirinya sendiri sebagai kaisar, dan An Li sebagai permaisuri kekaisaran.
Hari-hari berlalu, dan Fu Fengxian telah mulai melupakan hal-hal yang berkaitan dengan Fu Yitian. Meskipun An Li tidak pernah mau menatap nya, dia masih tetap menjaganya disisinya.
Itu karena kaisar dan permaisuri sebelumnya telah mengangkat An Li sebagai calon permaisuri, dan karena posisi Fu Fengxian didapatkan dari hasil membunuh saudaranya, dia membutuhkan tameng untuk memenangkan hati rakyatnya.
Namun, tiba-tiba dikabarkan bahwa An Li mengandung seorang anak. Fu Fengxian tidak pernah menyentuhnya, bagaimana bisa dia mengandung seorang anak.
Fu Fengxian merasa marah di hatinya, tapi dia tidak bisa membunuh anak itu begitu saja, bagaimana pun, dia masih membutuhkan posisi An Li dan anak dalam kandungan nya.
Tidak lama berselang, Fu Sichen lahir. An Li dan Fu Sichen kecil di asingkan ke istana dingin oleh Fu Fengxian. Lalu dia mengangkat Han Junyi sebagai permaisuri yang baru, dengan alasan bahwa kesehatan An Li sedang tidak baik setelah melahirkan, sehingga dia tidak bisa menjalankan tugas nya sebagai permaisuri.
Fu Sichen kecil tumbuh dekat dengan ibunya, hari-harinya sangat indah meskipun dia tidak tinggal di istana utama. Sampai pada saat permaisuri Han melahirkan Fu Zihan, permaisuri Han menuduh ibunya mencoba membunuh bayinya yang baru lahir karena dendam.
Fu Fengxian bahkan tidak mengatakan hal apapun untuk membelanya, sehingga An Li dihukum gantung saat Fu Sichen berumur 10 tahun.
Setelah kematian An Li, para orang tua kolot di istana meminta penjelasan tentang status putra mahkota. Fu Fengxian harus segera mengangkat seorang putra mahkota, atau dia akan dilengserkan dari posisinya.
Saat itu, Fu Fengxian banyak berpikir, jika dia mengangkat Fu Zihan yang masih bayi sebagai putra mahkota, mungkin para bangsawan tua itu akan melakukan pemberontakan, dan mengangkat Fu Sichen sebagai putra mahkota.
Dan walaupun tidak ada pemberontakan, mungkin putra kecilnya akan selalu diburu oleh para pembunuh.
Selain itu, dekrit kekaisaran yang asli masih belum ditemukan, jadi dia tidak bisa mengangkat Fu Zihan sebagai putra mahkota.
Hasilnya, gelar putra mahkota diberikan pada Fu Sichen. Dan dia keluar dari istana dingin untuk tinggal di istananya sendiri.
Berita bahwa Fu Sichen diangkat menjadi putra mahkota sedikit meredakan suasana, namun Fu Sichen selalu menghadapi percobaan pembunuhan setiap hari.
Fu Sichen kecil tidak pernah menangis, ibunya pernah mengatakan bahwa suatu hari, akan ada seseorang yang dengan tulus berada disisinya. Jadi dia tidak akan pernah menyerah dalam hidupnya.
Dia juga tidak memiliki dukungan apapun, karena seluruh keluarga ibunya mati karena pembantaian. Ayahnya bahkan tidak pernah melihatnya nya,
Seiring berjalannya waktu, Fu Sichen dan Fu Zihan tumbuh dewasa, dan semakin banyak orang yang membandingkan mereka.
Fu Sichen yang terbiasa diabaikan, tidak menanggapi hal ini. Dia fokus melakukan hal-hal yang dia siapkan, dia memiliki rencananya sendiri.
Sukaaaaa... ❤️❤️