Seorang dokter militer yang tangguh dan cerdas, secara tidak terduga terlempar ke masa lalu, dia masuk ke tubuh nona tertua dari kediaman perdana menteri yang terkenal bodoh dan berperangai buruk.
Perdana menteri yang mengetahui bahwa jenderal Li Chen di curigai berkhianat dan akan segera di asingkan menjadi kalut, dia sangat menyayangi putri keduanya yang berharga, sehingga bertekad mengirim nona tertua untuk menikahi sang jenderal.
Di hari pernikahannya, Jiang Jiyun melihat seluruh properti keluarganya di sita, status bangsawan mereka di cabut dan mereka di asingkan ke hutan.
Dalam kebingungan dan kesedihan, Jiyun bertekad untuk membela suaminya dan membongkar konspirasi di balik fitnah tersebut.
Menggunakan pengetahuan medis dan keterampilan strategisnya, Jiyun merancang rencana untuk menyelamatkan Li Chen dan membersihkan nama mereka.
Akankah Jiyun berhasil mengubah nasib mereka dan mengalahkan musuh yang bersembunyi dalam bayang-bayang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MEMULAI JALAN PENGASINGAN
Semua orang tertidur dengan sangat lelap, kelelahan terlihat dari wajah mereka, Jiang Jiyun perlahan-lahan membuka mata, dia bangkit dan berjalan dengan cara mengendap-endap ke arah Li Chen.
"Ada apa dengan dia?" Jiang Jiyun berbicara sendiri, melihat dahi Li Chen yang berkerut, di tambah tubuh pemuda itu berkeringat, padahal cuaca terasa sangat dingin.
Jiang Jiyun menggerakan tangannya, dia menyentuh dahi Li Chen yang terasa panas seolah akan terbakar, dia mengalihkan tangannya menyentuh pergelangan tangan pemuda itu untuk memeriksa denyut nadinya.
"Kaisar brengsek! Sepertinya dia sengaja ingin membuatnya mati perlahan!" ucap Jiang Jiyun, dia mengeluarkan suntikan dari ruang angkasa dan segera memberikan pertolongan pertama. Tak lama kemudian gadis itu memasang infus, dan menggunakan air hangat serta sapu tangan untuk mengompres.
Li Chen menyadari bahwa tubuhnya dalam kondisi yang sangat buruk, dia juga merasakan seseorang berada di dekatnya, membantu dia melewati masa kritis. Meskipun dia ingin membuka mata, tubuhnya terlalu kesulitan.
Tepat 2 jam setelahnya, Jiang Jiyun melepaskan infus, dia kembali menyentuh dahi dan pergelangan tangan Li Chen. "Cukup bagus! Setidaknya dia telah melewati masa kritis!"
Li Chen membuka mata, menatap sosok yang diam-diam telah menyelamatkan hidupnya. Dia menggerakkan bibirnya dan berbicara dengan suara yang sangat perlahan dan parau. "Terima kasih, Jiang Jiyun!"
Jiang Jiyun melirik sinis, dia tidak menjawab, tangannya dengan santai membantu pemuda itu duduk, kemudian memberikan semangkuk bubur untuk di makan.
"Ini?" Li Chen terlihat sangat terkejut, dia tak menyangka jika Jiang Jiyun akan benar-benar mengurusnya.
"Makanlah! Setelah ini kau harus minum obat!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkan mangkuk bubur tersebut.
Li Chen menerimanya dengan senyuman pahit, "Terima kasih!"
"Bukan apa-apa!" jawab Jiang Jiyun, setelah melihat bubur di mangkuk habis, Jiang Jiyun menyerahkan 3 pil dan meminta agar pemuda itu segera menelannya.
"Ambil ini, minta Li Feng mengoleskannya lagi di punggung mu!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkan 1 botol obat, dia kembali berjalan ke teras rumah dan berbaring tepat di samping Qian Qian.
Keesokan paginya semua orang terbangun karena teriakan para petugas, Li Feng segera membantu saudara laki-laki tertuanya untuk mengoleskan salep, sementara Wu Jia membawa sebuah buntalan dan berjalan dengan ketiga anaknya yang lain.
Su Yuan memperhatikan Jiang Jiyun, wajah cerah gadis itu membuatnya merasa sangat kesal. 'Apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa terlihat tetap cantik meskipun tanpa riasan? Badjingan kecil ini, dia pasti sengaja ingin mencari perhatian dari saudara Chen!'
"Nona!" panggil Qian Qian.
Jiang Jiyun memberikan sesuatu pada gadis itu dan menyuruhnya untuk segera mencuci wajah, "Gunakan ini!"
"Umm... Nona, apakah anda lapar? Qian Qian melihat beberapa buah yang sudah matang." tanya gadis pelayan itu, Jiang Jiyun menggelengkan kepalanya.
Setelah Qian Qian selesai mencuci wajah, Jiang Jiyun kembali memberikan benda aneh kepada gadis gitu, dia membantu untuk mengaplikasikannya di wajah serta tubuhnya, agar tidak terbakar saat terkena panas terik matahari.
"Nona, apa ini?" tanya gadis pelayan itu.
"Sun cream, kau harus rutin menggunakannya agar kulitmu tidak berubah menjadi gelap, perjalanan menuju pengasingan masih panjang, aku tidak mau melihat adikku berubah menjadi jelek." ucap Jiang Jiyun sambil tertawa, dia mengeluarkan dua roti kukus dan memberikannya.
''Makanlah, agar kau memiliki tenaga!" ucap Jiang Jiyun sambil menyerahkannya pada Qian Qian.
"Nona, anda juga harus makan!" ucap Qian Qian, dia menyerahkan 1 roti kukus yang masih utuh pada majikannya.
"Aku sudah kenyang, Qian Qian, jangan khawatir! Aku tidak akan membiarkan mu lapar atau pun menderita." ucap Jiang Jiyun, Qian Qian hanya menganggukkan kepalanya
Li Chen melirik, dia memperhatikan kedua gadis itu dengan hati-hati, tanpa sengaja tangan pemuda itu menyentuh dadanya yang terasa berdebar.
'Apa yang terjadi dengan ku? Mungkinkah ini karena pukulan itu yang membuat jantung ku juga bermasalah?'
"Bangun! Ayo berangkat!'' teriak salah seorang petugas sambil mengayunkan cambuknya. Semua orang berdiri, mereka bersiap untuk memulai jalan pengasingan, berbeda dengan Li Chen yang berbaring di atas gerobak yang di tarik oleh Li Feng.
Di sepanjang perjalanan, mereka di teriaki oleh warga yang terus mengutuk Li Chen sebagai pendosa dan manusia tidak bermoral, hal itu tentu saja membuat keluarga cabang kedua dan ketiga menjadi sangat tidak puas hati.
Sampai di pertigaan, mereka melihat dua orang pelayan wanita berdiri dengan membawa tas yang berisi air, makanan kering dan perak, itu membuat keluarga cabang kedua dan ketiga langsung menyombongkan dirinya.
"Lihatlah! Keluargaku masih sangat peduli, dia mengirimkan banyak perak dan makanan " ucap Su Yuan sambil memperlihatkan tas di tangannya, sebagai menantu baru dari keluarga cabang kedua, Su Yuan patut berbangga diri, karena mendapatkan dukungan penuh dari mertua serta nenek Li.
Zhi Yang, menantu dari keluarga cabang ketiga mendengus, "Barang bawaan milikku bahkan lebih banyak, kau tidak perlu terlalu sombong!"
Su Yuan melotot, "Aku sedang berbicara dengan pembawa sial itu! Kenapa kau ikut campur?"
Zhi Yang hanya melirik sinis, "Ciiih! Sombong!"
Di saat kedua orang menantu perempuan tersebut sedang saling mengejek, kereta yang berasal dari kediaman perdana menteri muncul, dua orang pelayan segera turun dengan tas yang lebih besar, mereka menyerahkannya kepada Jiang Jiyun dan Qian Qian.
"Nona tertua, tuan besar dan nyonya telah mengirimkan semua yang anda butuhkan, tidak ada yang kurang, anda bisa memeriksanya dengan cermat. Busur dan anak panah, cambuk lentur, puluhan belati dan jarum beracun, obat-obatan serta pakaian hangat, semuanya sudah ada di sini." ucap salah seorang pelayan sambil tersenyum tipis.
Jiang Jiyun menganggukan kepala, dia segera menjawab perkataan dari pelayan itu, "Aku akan menyusahkanmu untuk memberitahu tuan besar dan nyonya, aku Jiang Jiyun berterima kasih untuk perbekalannya."
Kedua gadis pelayan itu terlihat menganggukkan kepala, mereka menyisipkan sekantung besar perak ke tangan Qian Qian. "Hati-hati membawa uang, tuan besar berpesan agar tidak mengeksposnya. Keluarga Li bukan orang baik, jangan sampai mereka merugikan nona tertua."
Semua orang hanya melirik sinis, mereka tidak menyangka jika perdana menteri hanya mengirimkan senjata-senjata yang tidak berharga, bahkan tidak ada bahan makanan ataupun perak. Hanya Li Chen yang bisa mendengar, saat kedua orang pelayan tersebut memperingatkan Qian Qian, dia juga bisa melihat sekantung perak yang disembunyikan tersebut.
'Nampaknya keluarga perdana menteri sangat berhati-hati dengan keluargaku, sepertinya mereka takut, jika kami benar-benar akan merugikan putri tertuanya.'
"Nona tertua, kami harus kembali, pesan anda akan segera disampaikan kepada tuan besar dan nyonya." ucap kedua orang pelayan itu dengan serempak sambil menganggukkan kepala.
Jiang Jiyun tidak menahannya, dia juga mempersilahkan mereka untuk pergi. Su Yuan berdiri dengan sinis, dia berjalan ke arah Jiang Jiyun sambil membusungkan dadanya.
"Jiang Jiyun, aku berpikir bahwa kedua orang tuamu akan mengirimkan banyak makanan kering dan juga perak, ternyata itu hanyalah besi-besi yang tidak berguna!" ucapnya.
"Benar! Kau sungguh bodoh! Pantas saja jika seumur hidupmu hanya menjadi lelucon, gadis pembawa sial!'' ucap nyonya tua Li.
"Jiang Jiyun, sepertinya keluargamu sama gilanya, mereka tidak hanya tidak membawakan perak dan makanan, tapi membuang kalian berdua agar bisa hidup di alam liar." ucap Li Jiang sambil mencibir.
dikirain udh belah duren