Obsesi Mafia kondang pada seorang gadis yang menjadi jaminan hutang kontrak nya dengan ayah gadis tersebut.
Kisah keluarga yang saling menyakitkan namun menyembuhkan kedua nya saat bertemu. Sang kakek yang mempunyai rencana lain untuk menyatukan kedua nya, untuk mengatur Cucu nya dia butuh Gadis itu.
Tak disangka Mafia tersebut membawa gadis itu keluar dari dunia nya yang tidak baik-baik saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon OrchidCho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Broken
Asap rokok mengepul diudara pada tengah hari, Hana terus menghisap rokok tersebut sampai setengah, Leon pun dengan sabar tetap diam sambil menyender di mobil.
"Kenapa tidak bertanya? Ku yakin kau pasti penasaran" Tanya Hana yang selesai merokok padahal baru setengah ia membuangnya dan menginjak putung rokok dengan hills nya.
"Kau sudah meredakan amarahmu?" Tanya balik Leon.
"Keluarga ku sangat berantakan bukan? Ayah ku mencuri uang, dan ibuku menjadi selingkuhan, wanita tadi datang pernah ke pemakaman ibuku dan tersenyum" terang Hana.
Leon hanya diam mendengar kan, namun dengan cepat mood Hana kembali membaik.
"Tapi.. Pipi ku sakit juga" tutur Hana yang memegang pipi sebelah kirinya.
"Coba kulihat" wajah Leon mendekat untuk memeriksa nya dan mengusap dengan lembut pipi Hana dengan ibu jarinya.
"Tak apa, bisa pakai es batu meredakan bengkak nya" lanjut Leon yang setelah memeriksa.
"Waktu istirahat hampir habis, aku ingin beli baju dulu" ucap Hana yang masuk dalam mobil.
...
Leon hanya mengikuti, dan tiba di sebuah butik, Hana langsung masuk, tapi Hana menghentikan Leon karena untuk tidak mengusir pelayan nya.
"Jangan lakukan, atau tunggulah dimobil" tutur Hana yang to the point.
"Baiklah" nurut Leon yang mengikuti Hana.
Tak ingin lama-lama Hana mengambil satu model blouse berwarna putih ia langsung menuju ruang ganti, dan memakainya dengan cepat. Terlihat pas di tubuh Hana yang kurus.
Bahkan Hana langsung membayar nya dan memakai nya langsung. Leon terheran bagaimana dia bisa langsung memilih cepat biasanya wanita tidak begini.
"Aku tidak punya waktu, bisa antar Aku ke kantor?" Ucap Hana yang sudah rapih dengan blouse nya.
"Tentu. Aku bisa mengantarmu, tapi kau bisa pelan-pelan karena ada aku" tutur Leon yang membantu membukakan pintu mobil untuk Hana.
Sesampainya dikantor Hana langsung duduk di meja sekertaris sudah sibuk dengan pekerjaan nya.
Leon memantau nya dari ruangan James dengan segelas ice americano.
"Kudengar kau memberikan voucher dariku secara gratis pada Hana" Tanya Leon sambil sesekali menyedot minumannya.
"Aku tidak bisa pergi, karena istri ku--"
"Bagus" sela Leon.
"Apa?" Tak percaya James apa yang didengarnya.
"Aku sangat penasaran, apakah anda menyukai Hana? Kenapa repot-repot menunggu nya anda bisa membawa nya jika anda mau" Tanya James.
Leon mengulum bibir tipisnya sembari duduk disofa.
"Aku punya cara ku sendiri, dan akan ku pastikan dia tidak akan bisa pergi dari ku" tenang Leon.
"Anda ingin tidur dulu dengannya?" Tanya James yang to the point.
"Lebih tepatnya..kucing suka bermain-main dengan tikus hasil tangkapan nya, sebelum memakannya" lugas Leon yang lagi melihat Hana yang sedang serius tatapannya bukan lagi rasa suka, tapi tingkat obsessed.
"Anda mau memanfaatkan nya?" Tanya James lagi.
"Jika dia berguna aku akan manfaatkan dia" jawab Leon.
James hanya mengangguk paham.
"Apa anda akan tetap disini? Mau aku buatkan ruangan untuk anda?" Tawar James karena ia juga sedang sibuk.
"Tidak mau, kau pergilah lakukan pekerjaan mu, aku akan diam memantau nya dari sini" tutur Leon yang menyeruput ice coffee nya lagi.
"Seperti nya waktu anda sangat lowong, tunggu.. Kenapa anda tahu aku memberikan voucher? Apa anda pergi ke pemandian nya? Anda tidur bersama?" Baru teringat James saat duduk di kursi kerjanya.
"Kami memang tidur bersama, tapi hanya tidur, itu bukan pertama kalinya. Kenapa kau ini? Aku besar diluar negri, hal itu sudah biasa" santai Leon.
Leon melihat jam tangannya, ia harus pergi karena ada sesuatu hal yang harus ia lakukan pada bisnis nya.
Namun ponsel nya bergetar, Leon langsung mengangkatnya.
"Sí" jawab Leon yang berbahasa Italia sambil berjalan ke jendela besar yang menghadap gedung sebrang.
Leon bertelfon cukup lama menggunakan bahasa Italia. Bahkan raut wajahnya terlihat serius dan berpikir.
"Aku pergi dulu" ucap Leon yang keluar dari ruangan dengan wajah seriusnya.
Hana melihat pimpinan nya keluar dengan wajah serius Hana hanya bisa membungkuk hormat.
...
Leon tiba di tempat sepi dengan kendaraannya, lalu seseorang masuk yaitu anak buah nya yang selalu dipercaya olehnya.
"Siapa orang itu?" Tanya Leon.
"Mereka kumpulan harimau putih, mereka juga melakukan bisnis bubuk, tahu kan?, dan mereka membuat onar di pub lain terlebih ayah Hana meminjam uang mereka jumlahnya 10 juta won tapi semakin lama jumlah nya jadi 20 juta won" terang pria tersebut sambil membawa salinan kontrak yang ditandatangani oleh ayah Hana.
"Siapa pencuri nya?" Tanya Leon.
"Pencurinya ayah nya sendiri, belum jelas dia mencari apa, tapi.. Dia berada di Korea terus bersembunyi" tutur pria tersebut.
"Dugaan ku benar, tapi harimau putih dimana markas nya?" Tanya Leon.
"Mereka sering berpindah-pindah, tidak ada yang bisa memastikannya" terang pria tersebut.
Leon mengerti pun pergi, ke suatu tempat.
...
Jey berada di ruangan kakeknya ingin menaruh berkas, tangannya tak sengaja menyenggol sebuah map, dan isi nya pun jatuh.
Jey pun mengambilnya lalu ia melihat ada sebuah foto wanita yang ia kenal, yaitu Hana sedang tersenyum saat bersama Leon disana.
Tiba-tiba kakeknya masuk melihat Jey yang terdiam mematung sambil melihat foto ditangannya.
"Apa yang sedang kau lakukan disana?" Tanya kakek nya tiba diruangan.
"Ini apa? Siapa yang Anda awasi?" Tanya Jey dengan hati-hati sambil menatap kakeknya yang terlihat Jey butuh jawaban.
"Kau tidak perlu tau, taruh kembali" terdengar kakeknya menahan amarahnya.
"Kali ini apa yang anda rencanakan? Jangan sentuh wanita ini" ujar Jey.
"Kenapa kau perduli?" Tanya kakeknya.
"Kakek boleh saja mengambil jabatan ku, tapi tidak dengan wanita ini. Leon seorang Mafia dia tidak boleh bersama Hana" tutur Jey yang juga menahan kekesalannya.
Kakeknya yang menatap Jey ternyata dia tahu identitas Leon sebenarnya. Dan dia tetap diam tidak membongkar rahasia itu.
Kakeknya berjalan ke sofa dan duduk, Jey pun ikut duduk dengan harap Kakeknya mengubah keputusan nya.
...
Pagi nya, Hana berjalan di trotoar dengan pagi yang sangat cerah, bahkan berangin membuat rambut panjang nya bertiup.
Dipinggir trotoar ada mobil suv hitam, lalu ada pria yang menghampiri nya dengan jas lengkap.
"Selamat pagi nona Hana" sapa pria tersebut dengan sopan.
"Iya.. Siapa?" Tanya Hana yang menatap pria didepannya padahal tidak mengenali pria tersebut.
"Ada yang ingin bertemu dengan anda, beliau ada didalam. Silahkan" pria tersebut menggiring Hana menuju mobil SUV hitam.
"Siapa?" Tanya Hana.
"Anda akan tahu jika sudah didalam" jelas pria tersebut dan membuka pintu mobil.
Hana sempat ragu ia mendelik dulu, sekilas ia melihat pria dengan pakaian jas rapihnya. Tak pikir panjang Hana pun masuk ke dalam.
Pria setengah baya yang duduk disamping Hana, Hana pun melihatnya tidak mengenali sama sekali.
"Hana? Sekertaris direktur James, benar kan" tutur pria setengah baya, itu adalah kakek Jey.
"Iya" singkat Hana sambil mengangguk pelan.
"Aku Simon pemilik Sim Holding Company, kau pasti tahu Jey adalah cucu ku" terang pria tersebut.
"Iya" jawab Hana singkat lagi.
"Tapi.. Kenapa anda mencari saya?" Tanya Hana.
"Aku ingin minta tolong, dan aku akan memberi apa yang kau ingin kan" terang Simon dengan menatap Hana.
"Anda meminta tolong padaku?" Ucap Hana yang memastikan.
"Aku menjodohkan mu dengan cucuku, bagaimana??" Tanya Simon yang menunggu jawaban Hana.
"Aku!? Tapi kenapa??" Tanya Hana yang bertanya-tanya, apa dia tidak salah dengar seperti dapat kabar baik atau buruk.