Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 34 - 19 Tahun
"Mbak Aruni! Ada apa?" tanya Yanti dengan suara yang lebih keras. Yanti juga menarik pundak Aruni agar tatapannya kembali fokus padanya.
Tadi Yanti juga sempat mengikuti ke mana arah pandang Aruni, tapi tetap saja dia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya dilihat oleh Aruni.
"Ti-tidak ada-ada apa Mbak? aku tadi seperti melihat seseorang yang ku kenal, tapi ternyata bukan," jawab Aruni bohong, juga kembali tersenyum seolah semuanya baik-baik saja.
Melihat mobil Gio memasuki area perumahan yang sama dengan tempatnya bekerja tentu saja membuat hati Aruni jadi tidak tenang, tapi ketika ingat ucapan bibi Jema yang mengatakan bahwa majikannya adalah seorang wanita karir yang begitu sibuk, membuatnya tidak berpikir terlalu jauh.
Perumahan itu juga sangat luas, tidak mungkin mereka terhubung.
"Ya sudah, kalau begitu ayo kita masuk," ajak Yanti.
Mereka memilih kursi di dekat pintu masuk, pagi-pagi begini cafe masih belum cukup ramai, jadi keduanya bisa leluasa untuk memilih tempat duduk.
Aruni dan Yanti juga tidak memesan makanan, mereka hanya membeli minuman hangat.
"Beberapa hari ini Hendra sudah persis seperti orang gila, siapapun yang dia temui pasti tak lepas dari kemarahan pria itu," ucap Yanti, langsung bercerita apa yang selama ini dia lihat mengenai mantan suami Aruni.
Hendra selalu menuduh semua orang mengetahui Di mana keberadaan Aruni, Hendra merasa para tetangga berkhianat padanya.
Padahal semua orang memang tidak ada yang tahu kemana perginya Aruni dan Adrian sekarang, hanya Yanti satu-satunya orang yang tahu.
"Jika sampai Senin besok mas Hendra tidak juga menandatangani surat perceraian kami maka kasusnya akan naik ke persidangan, Mbak," jelas Aruni.
"Astaga, Hendra itu memang sudah gila. Sekarang dia jadi kesusahan sendiri kan, rasakan!" kesal Yanti.
"Harusnya sejak dulu dia berpikir, bahwa dia bisa hidup sampai sekarang itu karena kamu!" timpal Yanti yang semakin menggebu-gebu.
Sekarang setelah menceraikan Aruni, Hendra jadi tak terurus, tak bisa makan, bahkan listrik di rumahnya sudah padam karena tidak mampu membeli token listrik.
Sekarang Hendra justru ingin coba mempertahankan pernikahannya di saat Aruni sudah pergi, sebuah tindakan yang sia-sia.
Sementara jika dia tidak menandatangani surat perceraiannya maka kasusnya akan naik ke pengadilan dan bisa-bisa Hendra justru akan masuk penjara karena selama ini sudah jelas dia terbukti melakukan kekerasan pada Aruni.
Yanti dan para tetangga sudah siap untuk menjadi saksi dari pihak Aruni.
"Tapi Mbak, sebenarnya aku ingin perceraian kami baik-baik saja. aku juga tidak ingin jika Mas Hendra sampai masuk penjara."
"Astaga Mbak Aruni!! Masih juga kamu memikirkan tentang pria itu! Sebenarnya apa yang membuatmu begitu patuh pada Hendra?!" balas Yanti sangat penasaran.
Sementara Aruni tak mampu menjawabnya dengan gamblang.
Pikiran Aruni justru melayang ke masa lalu.
Memang Hendra tidak mengetahui apapun tentang hubungan Aruni dan keluarga Abraham. Tapi sebelum menikahi Aruni, Hendra sudah tahu bahwa Aruni sudah tak suci lagi, bahkan tahu jika saat itu Aruni telah hamil duluan.
Aruni mengungkap semua itu secara gamblang, berharap Hendra enggan menikahinya. Tapi ternyata tidak.
Semua itu tak membuat Hendra mundur, dia tetap bersedia menikahi Aruni. Bahkan bersedia menerima Adrian sebagai anaknya. Karena bagi Hendra kecantikan Aruni adalah pemuas nasfhunya.
Lalu lambat laun Aruni berubah jadi tulang punggung keluarga.
Sekarang Aruni tak ingin fakta ini sampai terungkit kembali, terlebih Gionino mulai sering berkeliaran di depan matanya. Seseorang yang memiliki ikatan darah paling kuat dengan sang anak.
"Bagaimana pun mas Hendra itu papanya Adrian Mbak, aku tidak ingin Adrian memiliki papa seorang narapidana," jawab Aruni, memilih jawaban yang terdengar paling masuk akal.
"Coba kamu tanya Adrian, aku bahkan sangat yakin Adrian lebih setuju jika Hendra masuk penjara!"
Mendengar itu Aruni menghela nafasnya dengan kasar, sebab merasa semua hal menjerat kakinya. Hendra ataupun seluruh keluarga Abraham.
"Mbak, jujur padaku. Kenapa selama ini mbak Aruni begitu patuh pada Hendra? Apa yang membuat mbak Aruni begitu takut padanya?" tanya Yanti sekali lagi, masih penasaran tentang hal ini.
Tak mungkin jika tak ada alasan yang kuat.
"Maaf jika aku bertanya seperti ini, apa karena Adrian?" tanya Yanti.
"Apa maksud, Mbak?"
"Mbak Aruni, kita semua tahu mbak Aruni memalsukan usia Adrian. Dia bukan 18 tahun, tapi 19 tahun. Apa sebenarnya Adrian bukan anaknya Hendra?"
Jelas² Aruni yg banting tulang membesarkan Adrian dengan seenaknya Hendra bilang harus bayar hutang Budi pada Hendra😏
selama ini Adrian menahannya karena masih menghargai kamu sebagai papanya, tapi skrg sudah beda lagi ceritanya🤪
kasian juga sama bude yanti, hadi kebingungan sendiri, tenang bude nanti bude akan mengetahui siapa Adrian sebenarnya..