NovelToon NovelToon
LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

LOVE IS BEAUTIFUL PAIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Playboy / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Angst
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Withlove9897_1

Tidak semua cinta terasa indah, ada kalanya cinta terasa begitu menyakitkan, apalagi jika kau mencintai sahabatmu sendiri tanpa adanya sebuah kepastian, tentang perasaan sepihak yang dirasakan Melody pada sahabatnya Kaal, akan kah kisah cinta keduanya berlabuh ataukah berakhir rapuh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Withlove9897_1, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 15

...***...

Mona datang tidak lama pada hari yang sama. Sahabatnya itu mengatakan bahwa Faisal mengutip apa yang diucapkan langsung oleh gadis itu sendiri, lelaki tampan itu sangat bersedia untuk mengambil kesempatan menjadi teman kencan Melody. Itu adalah fakta yang harus ia cerna tempo hari.

Sementara pada detik ini, ia harus bergelut dengan fakta lain yang jauh lebih mengejutkan. Ia belum pernah berkencan. Ia belum pernah berada pada situasi formal dimana dua orang yang belum mengenal satu sama lain duduk sembari menghabiskan waktu bersama.

Romansa yang ia miliki selama ini hanya berpusat di Kaal Vairav dan ia tidak pernah mencoba untuk melanggar orbitnya.

Oleh karena itu, Melody tidak bisa mengelak bahwa ia sangat gugup. Ia bahkan tidak tahu pakaian apa yang pantas dikenakan pada situasi seperti ini atau percakapan apa yang harus ia lontarkan agar suasana canggung tidak terjadi.

Beruntungnya, lelaki yang bernama Kabir Faisal adalah orang baik.

Lelaki itu memiliki pembawaan ramah yang membuat Melody segera merasa tenang. Di samping interaksi minim mereka yang hanya berlangsung pada lingkungan kerja, ia dapat melihat usaha Faisal untuk membuatnya larut dalam perbincangan.

Dan harus Melody akui, ini menyenangkan. Menjadi seseorang yang tidak berusaha sendiri agar suatu hubungan bekerja ternyata menyenangkan. Ia bahkan tidak perlu memusingkan bahwa orang ini akan menyakitinya pada detik yang sama, atau meremukkan hatinya dengan bau minuman keras yang menyengat serta jejak pergumulan yang belum hilang.

Berusaha menampik bayangan sosok lelaki tampan yang kemudian berputar di kepalanya, Melody menggeleng pelan.

Hal itu tanpa sadar membuat kening Faisal yang menyaksikan gerakan mendadaknya itu berubah berkerut oleh rasa penasaran.

"Hey, kau tidak apa-apa?"

Melody meminum satu teguk besar air putih

"ya, ya, t-tentu saja aku tidak apa-apa."

"Kau yakin? Kita bisa pulang lebih cepat jika kau merasa tidak enak badan."

Ada dengus sumbang yang Melody cetuskan ketika mendengar itu. Sebab ini akan menjadi tidak adil. Sungguh, sungguh, tidak adil karena seseorang di depannya sedang berniat membuka hati untuknya, sementara ia justru bertekad menyembunyikan rahasia masa lalu yang masih menghantuinya.

Melihat ke arah Faisal sekali lagi, Melody baru menyadari bahwa ia tidak mau menjadi Kaal lainnya—ia tidak mau menjadi seseorang yang tidak bisa dijangkau karena perihal yang sudah lampau.

"Faisal, boleh kah aku mengatakan sesuatu" Melody tersenyum tawar.

"Tentu saja"

Melody menyeka sudut bibirnya sebelum menumpukan kedua pergelangan tangan ke atas meja.

"Aku tidak tahu apakah kita akan berlanjut menjadi sesuatu yang lebih atau tidak, tetapi aku harus mengatakan sesuatu padamu.

Faisal tampak menyimak.

"Aku baru saja keluar dari suatu—entahlah, aku tidak bisa menyebutnya sebuah hubungan, kurasa. Namun ada seseorang yang membuatku benar-benar patah hati dan aku belum sepenuhnya pulih dari itu."

"Aku paham"

Faisal menyandarkan punggung dan Melody diliputi rasa khawatir bahwa perbincangan ini tidak akan berjalan baik. Akan tetapi, lelaki yang menjadi teman kencannya itu tiba-tiba mengangguk kecil.

"Aku bisa mengerti, Melody."

"S-Sungguh?"

"Tentu saja." Bibir Faisal melengkung hangat.

"Sejujurnya, aku bukan tipe orang yang terlalu serius. Aku tidak akan mengejar status resmi atau apapun, jadi tenanglah. Biarkan ini mengalir sewajarnya."

"Baiklah, aku lega mendengarnya." Gumam Melody lega.

Melody menatap Faisal yang masih tersenyum dan itu mendorongnya untuk melakukan hal yang sama.

"Aku benar-benar beruntung karena Mona menemukanmu dari sekian banyak orang."

"Percayalah padaku Melody, aku pikir yang terjadi adalah sebaliknya, aku yang beruntung disini"

Melody memiringkan kepala tidak mengerti sedang Faisal tertawa lepas.

"Jika kau sedikit lebih peka, mungkin kau akan mengerti apa yang aku maksud barusan."

Melody mencoba tersenyum meskipun ia masih ingin mengejar rasa penasarannya. Jarinya kembali meraih garpu sebelum memotong kecil hidangan penutupnya yang terbengkalai. Bersama suapan demi suapan ke mulut, konversasi di antara mereka terus berlanjut.

Hal yang terjadi berikutnya adalah Faisal mendominasi kalimat yang tertukar dengan detail-detail kecil mengenai dirinya dan Melody yang sebisa mungkin mengimbangi dengan jawaban yang setimpal.

"Jadi, kurasa ini benar-benar bagus, maksudku kencan pertama kita hari ini"

Jarum jam menyentuh angka sepuluh tepat ketika Faisal mengatakan itu.

Mereka berdua telah berdiri pada lobby apartemen Melody, tubuh berayun pelan karena perubahan suhu luar ruangan setelah menempuh perjalanan ditemani penghangat mobil Faisal.

Melody mengangguk menyetujui—jujur dan tanpa alibi.

"Hm, itu bagus, aku sangat menikmatinya"

Keduanya mengetuk-ngetuk kaki kikuk. Pandangan saling menghindar selama sekian detik yang sunyi sebelum Faisal melangkah mendekat dan berujar,

"Baiklah, jadi sampai bertemu lagi?"

"Yeah, kuharap."

Ada isyarat terpendam yang merangkak pada tatapan mereka berikutnya. Melody melihat kelopak mata Faisal berkedip pelan, lelaki itu tiba-tiba mencondongkan diri ke arahnya.

Tubuhnya reflek berjengit—belum siap untuk segala jenis intimasi berlebihan yang bukan dilakukan oleh Kaal.

Tetapi meleset dari dugaan, Faisal ternyata hanya mendaratkan satu kecupan singkat di pipinya.

"Terima kasih untuk hari ini, ini malam terindahku." Lelaki tampan itu berbisik seraya mundur satu langkah ke belakang.

"Semoga malammu juga."

Gestur sederhana dari Faisal membuat Melody tersenyum.

Tepat ketika itu pula, telinganya mendadak dipenuhi deru mesin mobil yang menggaung. Refleks, Melody menoleh ke arah datangnya suara.

Terdapat satu mobil yang tengah menukik keras meninggalkan area apartemennya. Matanya memicing untuk menatap lebih jelas, penglihatan tanpa sadar tertuju pada pelat nomor mobil tersebut.

Deg!

Jantung Melody seakan melompat.

Deretan yang tertera di sana adalah seri angka yang sangat ia kenali.

Kaal Vairav

Apakah lelaki itu melihatnya?

Apa yang lelaki itu lakukan disini?

Begitu banyak pertanyaan yang berkecambuk dikepalanya

"Kaal..." Tanpa sadar bibirnya menggumamkan nama yang ia rindukan itu beberapa hari ini dan sekarang lelaki itu muncul disaat ia mencoba melupakannya dan membuka hatinya untuk sosok lain... kenapa bisa serumit ini?

Bisa telihat bagaimana mobil Kaal meninggalkan area itu, melaju cepat tanpa menghiraukan sosok dengan segudang tanya

...TBC...

Saya selalu ragu untuk lanjutin cerita ini karena seperti yang saya rasakan ini cerita mainstream dan gampang ketebak ujungnya🫠🫠😏😏

"Udahlah gak usah dilanjut aja, udah lupain aja, udahlah ini cerita basi."

Saya tuh tahu ini terlalu drama makanya ragu buat ngelanjutinnya juga. 🙂‍↔️🙂‍↔️

Terus kenapa words-nya makin sini makin sedikit? Biar konsisten aja sih dari chapter-chapter sebelumnya. Anaknya emang ribet, tolong dimaafkan. ngomong-ngomong, rencana ini bakal tamat akhir bulan ini, coz cerita ini udah mau selesai

Mohon bersabar dan jangan di-bully 😏😏

As always, saran, kritik, review serta komentar dalam bentuk apapun sangat amat diapresiasi.🙂‍↔️🙂‍↔️

1
Mimin Mimin
update lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!