Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Dua bulan sudah berlalu setelah kejadian itu.
Kini Alisya merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Nafsu makan Alisya meningkat dan tak jarang dia menginginkan sesuatu yang dia ingin makan.
Sudah seminggu juga Alisya selalu merasa mual di pagi hari. Alisya yang curiga langsung saja melihat kalender. Betapa terkejutnya dia, ternyata jadwal datang bulan dia sudah lewat.
Alisya langsung keluar dari rumahnya menuju Apotek untuk membeli tespek.
Setelah mendapatkan benda tersebut Alisya langsung pulang, dia berniat akan melakukan tes besok pagi setelah bangun tidur sesuai anjuran Asisten apoteker tersebut.
Alisya duduk sambil bersandar di dinding kamarnya dengan pandangan kosong. Alisya memikirkan nasibnya. Seandainya dia hamil bagaimana dengan kuliah nya? gimana dengan anaknya yang tidak mempunyai Ayah. Alisya tak ingin anaknya meraksakan apa yang dirinya rasakan.
Cukup sulit menjalani kehidupan tanpa kedua orang tuanya, apa lagi ini. Entah apa yang akan terjadi ketika dia hamil di luar nikah, pasti hidupnya akan terasa lebih sulit dari ini.
Alisya takut anaknya akan di cemoh sebagai Anak haram nantinya. Hingga tak terasa air matanya menetes.
Dia tidak tahu selama seminggu ini Erik berhenti mengganggunya dan cenderung menghindari Alisya.
Tapi Alisya sudah bertekad. Jika dia benar hamil dia akan meminta pertanggung jawaban pada Erik, dia tak mau mengulang kisah lamanya.
*
*
*
Sinar matahari di pagi hari mulai menelisik masuk ke kamar Alisya. Ia berusaha membuka matanya yang masih terasa lengket itu.
Alisya yang ingat tespek yang di beli semalam pun akhirnya bangkit dari tidurnya, dia ingin segera mengetahui apa yang terjadi dengan tubuhnya.
Alisya masuk kekamar mandi sambil membawa tespek. dia menampung urine nya dalam sebuah wadah, lalu dia mencelupkan tespek tersebut ke dalam urine itu.
Setelah lima menit akhirnya Alisya melihat hasil tespek nya.
DEG
Alisya menangis memegangi tespeknya sambil mengelus perutnya.
"I'm pregnant" lirihnya. Alisya dengan air mata yang mengucur deras, sambil terus mengusap perutnya. Dan sedetik kemudian tubuh Alisya melemah saat dia memutar memorinya kembali pada kejadian waktu itu, tubuh Alisya luruh ke lantai.
"Ma, Pa, Maafkan Alisya yang sudah mengecewakan kalian, maafkan Alisya yang sudah mencoreng nama baik kalian" ucap Alisya menangis sambil menelungkupkan wajahnya ke lutut.
Yang Alisya takutkan kini terjadi. Alisya bangun dari duduknya dia bertekad akan menemui Erik untuk meminta pertanggung jawaban, dia tidak peduli meskipun nanti akan di hina. Yang penting anaknya harus memiliki seorang ayah.
Alana membersihkan diri dan segera memakai pakaiannya.
Dia berencana akan pergi ke kampus terlebih dahulu, setelah dari kampus baru dia akan memeriksakan kandungannya.
*
*
*
Tiba di kampu Alisya langsung mencari keberadaan Erik.
Dia melihat Erik sedang duduk di taman dengan kedua temannya, Alisya langsung saja berjalan menghampiri mereka.
"Kak Erik, bisa kita bicara sebentar? ada hal penting yang akan aku bicarakan denganmu" tanya Alisya. Dengan wajah gugup.
"Apa," tanya Erik menghentikan obrolannya karena kedatangan Alisya.
"Aku ingin kita bicara empat mata kak" pinta Alisya. Dia tidak mau orang lain tahu dengan kehamilanya.
"Bicaralah, atau tidak sama sekali" ucap Erik dengan angkuh.
"Ini ka" Alisya memberikan tespek nya kepada Erik.
Erik melihat hasil tespek yang di berikan Alisya dengan tersenyum sinis.
"Kamu hamil" tanya Erik santai.
"Iya ka," jawab Alisya yang masih menunduk karena takut menatap Erik.
"Apa kau yakin ini anak ku" ejek Erik.
Alisya yang mendengar ucapan Erik pun merasakan amat terasa sakit di dadanya, bak tertusuk belati di dadanya, terasa sakit, dan juga sesak. Apa dia pikir dirinya ini wanita panggilan hingga dia meragukan kehamilanya.
"Maksud kamu apa ka" tanya Alisya yang matanya sudah memerah menahan tangis.
Saya tidak akan bertagung jawab dan saya tidak percaya itu anak saya. Kamu gadis miskin pasti akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, apa lagi dari pria kaya sepertiku, bisa saja setelah kejadian itu kau menjual tubuhmu ke pria lain" Erik menghina Alisya habis-habisan
Dada Alisya merasa bergemuruh mendengar hinaan dari Erik, dia tidak menyangka mahasiswa terpopuler di kampusnya bisa berprilaku kejam seperti ini.
Sudah tidak mengakui anaknya, dia malah menghina Alisya.
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi Erik.
"Dasar wanita murahan, kau" Bentak Erik yang akan balik menampar Alisya, namun sebelum mendarat di pipi Alisya tangan Erik sudah terlebih dahulu di cekal oleh Andra.
"Sabar Rik, dia seorang wanita" ucap Andra menepuk bahu Erik.
"Kau tak tau malu kak, kau mengataiku murahan padahal kau orang pertama yang menikmati tubuhku, kau bilang aku menjual tubuhku demi uang? bahkan sampai aku mati kelaparan pun aku tak akan pernah menjual tubuhku, tak apa kau tak menerima anak dalam kandunganku ini, tapi jika suatu hari kau mempunyai hati, jangan pernah kau menyesali keputusanmu, dan jangan pernah kau mencari kami" tegas Alisya.
"Gugurkan kandunganmu brengsek! aku tidak sudi benihku tumbuh di rahim gadis miskin sepertimu" bentak Erik.
"Kau tadi meragukan anak ini, lantas kenapa sekarang kau menyuruhku untuk menggugurkan kandungan ini hah?, apa kau sudah mengingat klakuan bejatmu itu" ucap Alisya yang tak kalah sengit
"Jika kau tak ingin menggugurkan kandunganmu aku akan menghancurkanmu" Ancam Erik.
Hancurkan saja aku tidak takut, kau mau menghancurkan kehidupanku seperti apa lagi kak? bahkan kehidupanku sekarang sudah hancur karena ulah kalian" ucap Alisya dengan muka memerah karena amarah, sambil menatap mereka semua.
Dia sudah tidak mau menangis lagi di depan pria brengsek seperti Erik, dia tidak mau di anggap lemah oleh pria bajingan itu.
Alisya pun pergi meninggalkan mereka, dia pergi ke toilet, sesampai di toilet dia langsung menangis dan memukul mukul dadanya yang terasa sesak.
"Alisya sakit Ma, Alisya sudah tidak kuat" ucap Alisya terus menangis menahan sesak di dadanya.
Alisya pergi meninggalkan kampus, dia memutuskan tidak akan masuk kelas dengan kondisinya yang sedang kacau seperti ini.
Alisya pergi ke sebuah klinik untuk memeriksakan kandungannya.
"Nyonya Alisya" panggil seorang perawat
Alisya yang merasa namanya di panggil akhirnya masuk ke ruang pemeriksaan.
"Silahkan duduk Nona" Sapa Dokter paruh baya sambil tersenyum ramah ke Alisya.
"Terima kasih dok" ucap Alisya.
"Ada yang bisa saya bantu Nona" tanya Dokter.
Alisya tidak menjawab, dia mentap sendu ke arah dokter. Lidahnya terasa kelu untuk menjawabnya. Seolah mengerri dengan tatapan Alisya, akhirnya dokter menyuruh Alisya untuk berbaring di atas brankar.
"Dokter," panggil Alisya yang merasa gugup dan takut.
"Tak apa, kita periksa terlebih dahulu saja ya" ucap Dokter meyakinkan Alisya.
Bersambung
Dukung selalu karya Author guys🙏
kyk si budiman , paman alisya jadi bondan
ratmi , tantenya alisya jadi hera
koq nama karakternya sering gak konsisten thor ?
coba buat di kertas kosong , biar inget nama2nya jadi yg baca gak pusing 🙄
gak selalu dia di atas , roda itu berputar
bukannya mengarahkan adiknya malah makin nguras uang papanya
ingat!! reva biar bagaimanapun cuma anak tiri , harusnya bersyukur sam arsen yg akuin dia daripada si erik , bukan malah habisin uang papa tirinya
makin besar cara berpikirnya bukan makin dewasa malah mirip "siska" , nenek kandungnya
kalau bangkrut gmn ? mau jadi gila puluhan tahun spt siska ??
bukannya tau diri mlh semakin merugikan arsen
masa dia gak ingat pernah susah hidup ber 2 sama mamanya wkt kecil?
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana