"Aku akan membantumu!"
"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"
"Pegang tanganku, ok?"
Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.
Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.
Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.
Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 Semuanya Karena Mu!
"Sialan! Lama-lama aku yang seperti Bapaknya.." gerutu Elio seraya melempar tongkat yang dipegang nya ke sembarang arah.
Semua anak buahnya yang tadi sedang bercengkerama sambil menghisap rokoknya pun langsung berhamburan dan berbaris.
"Apa ada sesuatu yang membuat anda tidak puas, Tuan Muda?" tanya orang yang memimpin geng itu.
Elio mengangkat kepalanya, lalu menatap mereka dengan kesal. Mereka pun sontak menundukkan kepala.
"Sudahlah, kalian bisa pergi. Jangan lupa urus mereka.." ucap Elio seraya melepas dasi nya.
"Tapi bukankah ini tugas Big?"
Elio tidak mengatakan apapun dan hanya menatapnya. Orang itupun memalingkan wajahnya dan langsung mengajak teman-temannya untuk mengurus mayat-mayat yang bergeletakan.
Big yang baru saja datang itu menghampiri Elio dengan sebuah sapu tangan. Dia menyerahkannya pada Elio. Dengan sapu tangan itu Elio membersihkan tangannya yang berlumuran darah.
Kemudian meraih jas nya dan melesat pergi dari tempat memuakkan berbau anyir darah itu.
"Berikan kuncinya, aku akan pergi sendiri.." ucap Elio pada Big yang sedang mengekor dibelakangnya.
Dengan pasrah Big menyerahkan kuncinya. Elio pun langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, hingga membuat debu berdebaran.
"Sebenarnya apa yang terjadi setelah dia pergi?" gumam Elio.
"Hutang?"
"Apa pria yang terlihat sangat menyayangi keluarganya itu meninggalkan hutang pada mereka?"
Elio memukul stang mobilnya. Semakin dia masuk kedalam hal itu, semakin dia tenggelam kedalamnya.
"Seharusnya cukup dengan aku mengirim Zolga, seharusnya hari itu aku tidak perlu memastikannya secara langsung.."
"Sial!"
"Kenapa kau jadi seperti ini, Elio!"
Elio turun dari mobilnya setelah sampai pada tujuannya, lalu masuk kedalam bangunan didepan sana.
"Mohon maaf Tuan, tapi ini sudah larut malam. Anda bisa kembali lagi besok.." ucap seorang penjaga.
"Apa kau sedang mengusir ku?" tanya Elio geram.
"Hei anak baru! Dasar bodoh, beraninya kau mengusir Tuan Muda Elio!"
Elio melirik orang yang baru datang itu.
"Maafkan kami Tuan Muda, dia anak baru disini. Jadi belum mengerti.."
"Silahkan tunggu sebentar,"
Dalam ruangan redup itu dia menunggu seseorang untuk datang. Namun tak seperti biasanya, ini sudah 5 menit sejak dia meminta untuk bertemu dengan pria itu.
Beberapa saat kemudian wajah yang ditunggunya muncul juga. Namun bukannya merasa lega, kerutan di kening Elio malah semakin dalam.
Benar dia membencinya, tapi melihat pria dihadapannya itu babak belur tidak membuatnya merasa senang sedikitpun.
"Apa yang terjadi dengan wajahmu?" tanya Elio dingin.
Harley tersenyum tipis seraya melepas kacamata yang membingkai mata indahnya.
"Tidak apa-apa. Ada apa kau datang kesini? Ini sudah waktunya istirahat. Kau seharusnya datang besok pagi.." ucap Harley mengalihkan pembicaraan.
"Apa kau begitu merindukan ku?" lanjutnya sambil terkekeh pelan.
"Ingin rasanya aku menambahkan sedikit warnah merah di wajahmu.."
Harley menghempaskan tubuhnya pada bangku di hadapan Elio. Kemudian menghela napas pasrah.
"Beginilah kehidupan di tahanan. Kau harus menahan semua rasa sakit.." gumam Harley.
Elio menyeringai.
"Lebih baik kau mati di tanganku saja, aku akan membuatmu mati tanpa merasakan sakit.."
"Ya, mungkin itu jauh lebih baik.." jawab Harley dengan senyum tipis di wajahnya.
"Setelah itu aku akan membuat putri mu menyusul.."
Harley tersenyum ramah. Kemudian meletakkan kedua tangannya di atas meja. Lalu mulai menatap Elio dengan serius.
"Bagaimana keadaan Luna?" tanya Harley.
Dia tersenyum miring, lalu menyiah rambutnya.
"Apa yang kau wariskan pada keluarga kecilmu itu sebelum meninggalkannya?" sindir Elio.
Harley mengerutkan keningnya, "Apa maksud mu?" tanyanya heran.
"Sepertinya tanpa aku menggerakkan tanganku pun putrimu itu sudah sangat menderita.."
"Bayangkan saja, gadis mungil itu mendapatkan banyak luka diwajahnya yang cantik.."
"Jadi aku tidak perlu repot-repot mengotori tanganku untuk membunuhnya. Aku harus berterima kasih pada orang yang telah membuatnya hidup seperti di neraka.."
"Debt colector, rentenir dan preman. Orang-orang seperti itu yang setiap hari dia hadapi.."
Kerutan di kening Harley terlihat semakin dalam. Dia menundukkan kepalanya dengan kedua tangannya memijat kepalanya.
"Aku tidak pernah berhutang pada siapapun.." gumamnya.
"Apa itu Harvey?"
"Aku yang membuatnya hidup seperti di neraka.."
"Semuanya karena ku.."
"Andai semua ini tidak terjadi.."
"Andai.."
Harley mengangkat kepalanya, lalu menatap Elio dengan penuh amarah. Dia bangkit dari duduknya, lalu mencengkeram kerah kemeja Elio.
"Semuanya karena mu! Kau bekerja sama dengan Harvey untuk menjebak ku!" teriaknya.
"Apa kau sudah gila? Beraninya kau?!" Elio mencengkeram erat pergelangan tangan Harley.
"Aku akan menerimanya jika dia menghancurkan ku, atau bahkan membunuhku sekalipun. Tapi tidak dengan putriku.." Harley melepas cengkeramnya.
"Itu tidak ada hubungannya dengan Harvey.."
"Lalu bagaimana bisa orang-orang seperti itu menyentuh putriku?!" bentak Harley.
"Apa kau mempercayai istri mu?" tanya Elio sambil kembali duduk.
Harley terdiam.
Di hari terakhirnya saat 3 tahun yang lalu, istrinya terlihat sangat mencurigakan. Bahkan dia tidak terkejut sama sekali saat Harley di tangkap. Seharusnya dia menyadari hal itu sejak awal.
Napas panjang dia hembuskan. Kemudian menatap Elio yang sedang memandang rendah dirinya itu.
'Aku lebih percaya padanya, meskipun dia menanam kebencian yang sangat dalam padaku...' batin Harley.
'Selarut ini dia datang hanya untuk membicarakan masalah putriku. Dia masih Elio yang dulu ku kenal..'
"Aku akan lebih lega jika Luna ada di tanganmu," tutur Harley.
Elio tersenyum miring.
"Kau ingin membuat putri mu lebih menderita?" ucapnya.
"Dengan kau datang selarut ini dan mengatakan semua ini padaku, itu artinya kau peduli. Aku tau kau anak yang baik," tutur Harley.
Elio bangkit dari duduknya.
"Sepertinya pukulan yang kau terima mempengaruhi saraf di otakmu!"
"Aku mengatakan ini semua hanya untuk membuatmu menderita!" lanjutnya sambil menepuk-nepuk pipi Harley. Lalu berbalik untuk pergi dari tempat itu.
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗