Tania wanita berusia 25 tahun, harus rela tinggal di rumah mertua yang hampir berkepala 5, dan berstatus duda. Karena pekerjaan sang suami yang sudah mulai tidak stabil. Sifat Andra kini juga telah berubah, sering marah dan suka berbohong, akhirnya membuat Tania harus bersabar dan ikhlas, karena kesepian akhirnya Tania pun mulai mencurahkan semua perhatiannya terhadap ayah mertuanya. tapi lama kelamaan kedekatan mereka pun semakin intim saja dan benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara keduanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanifah Anggraeni Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
"Sudah cukup Tania, kita tidak akan pernah berpisah sampai kapan pun juga dan lupakan tentang video itu. Ayo kita mulai lagi dari awal, aku juga akan berusaha untuk belajar mencintai kamu" ucap Andra yang kini sudah mulai bisa merendahkan suaranya.
Sedangkan Tania hanya tertawa sinis mendengar perkataan suaminya barusan, bahkan air matanya kini sudah kembali turun.
"Apa kamu anggap pernikahan kita ini sebuah permainan mas...?? apa aku tidak salah dengar kamu ingin belajar...?? lalu selama ini kamu kemana saja mas, kamu pikir aku akan memaafkan kamu begitu saja. Tidak mas, tidak akan semudah itu.. Aku bahkan tidak tahu sudah berapa banyak wanita yang kamu bawa ke atas ranjang panas kamu itu dan itu sangat tidak adil jika aku memaafkan kamu begitu saja.." ucap Tania panjang lebar
"Ayolah Tania, kamu jangan seperti anak kecil.. Jika kamu sampai berpisah dengan ku, kamu tahu kan apa yang akan terjadi....?? hidup kamu itu akan susah.. Sekarang begini saja, aku janji akan berubah dan akan berusaha untuk mencintai kamu jadi stop bahas soal ini lagi..." rayu Andra
"Aku tidak mau mas....!!! keputusan ku sudah bulat, aku akan tetap menggugat cerai kamu bagaimana pun caranya...!!" kekeh Tania dan setelah mengatakan itu dia pun segera meninggalkan Andra dan masuk ke dalam kamar mandi.
Andra sangat kesal mendengar semua perkataan Tania terhadap dirinya, dia pun akhirnya segera berjalan ke arah lemari dan mengambil bajunya sendiri, lebih baik sekarang dia bergegas pergi ke kantor. Dia tidak habis pikir, siapa orang yang sudah mengirimkan video itu kepada Tania.
"Apa mungkin Rina yang sudah melakukan semua ini...? selama ini aku selalu aman ketika bermain dengan semua wanita-wanita ku, tapi kenapa sekarang malah begini.. Sudahlah, sebaiknya aku tanyakan saja kepada Rina nanti di kantor"
Entah kenapa tiba-tiba saja Andra teringat dengan kekasihnya Sella, wanita itu sudah cukup lama tidak menghubunginya. Terakhir mereka bertemu ketika Andra mengatakan kalau saat ini dirinya sudah bangkrut dan tidak punya apa-apa lagi.
Tapi Andra tidak akan perduli lagi dengan wanita matre itu, saat ini dia sudah memiliki Rina yang tidak kalah hebat nya jika di bandingkan dengan Sella kalau menyangkut soal urusan ranjang. Walaupun Rina seorang janda tapi dia tidak pernah merasakan kenikmatan yang amat sangat dahsyat ketika berhubungan dengan Sella.
Setelah selesai memakai baju Andra pun segera mengambil tas kerjanya dan bergegas turun ke lantai bawah untuk sarapan, dia tidak ingin terlambat pergi ke kantor.
"Selamat pagi pah..." sapa Andra ketika sudah sampai di ruang makan dan ternyata disana sudah ada Haris yang tengah menikmati secangkir kopi dan juga beberapa dokumen yang kini sedang di bacanya
"Pagi, semalam kamu pulang jam berapa...??" tanya Haris sambil meletakan dokumen yang sejak tadi menemani waktu sarapannya.
"Sekitar jam dua belas malam pah..." ucap Andra tanpa berani menatap Haris langsung, jujur saja dia takut kalau ayahnya itu tahu tentang kelakuannya bersama sang sekretaris Haris itu.
"Seharusnya kamu tidak usah pulang saja, atau bila perlu kamu tinggal disana untuk selamanya..." ucap Haris sinis
"Maaf pah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi.. Semalam itu aku ketiduran, padahal niatnya hanya ingin bermain-main saja" ucap Andra dengan senyumannya yang membuat Haris muak.
"Kamu pikir papah tidak tahu apa yang kamu lakukan di luar sana, Kamu harus ingat Andra kalian di rumah ini hanya sekedar menumpang saja dan di rumah ini juga memiliki aturan yang harus kalian patuhi...!!" ucap Haris tegas.
"Andra mengerti dan janji tidak akan mengulanginya lagi"
"Ingat, kalau sampai papah tahu semua kelakuan kamu di luar sana papah tidak akan segan-segan untuk mencoret kamu dari daftar ahli waris dan juga di dalam kartu keluarga, camkan itu...!!" ancam Haris
Andra yang mendengar perkataan Haris barusan merasa sangat ngeri, bagaimana jadinya kalau papahnya itu sampai melakukan hal itu semua, bisa-bisa dia akan menjadi gembel dan tidak akan punya apa-apa lagi.
"Ia pah, aku janji tidak akan mengulanginya lagi.."
"Dimana istrimu, kenapa dia belum turun...?"
"Dia masih mandi pah, sebentar lagi juga pasti turun"
Baru saja Andra menyelesaikan perkataannya tidak lama terdengar suara langkah kaki di sertai suara sesuatu yang di seret, sontak membuat Andra maupun Haris melihat kearah suara. Terlihat Tania tengah menuruni setiap anak tangga dan jangan lupakan apa yang sedang di bawanya saat ini.
Tania membawa koper miliknya dan menyeretnya kearah ruang makan membuat kedua pria beda usia itu penasaran.
"Mau kemana kamu...??" tanya keduanya kompak
Haris yang mulai sadar segera diam dan membiarkan putranya saja yang melanjutkan pertanyaan itu, toh nanti juga dia akan tahu kemana wanita itu akan pergi.
"Aku akan pergi dari rumah ini, percuma saja aku tetap berada disini toh pernikahan kita tidak akan bisa di pertahankan lagi" ucap Tania tegas dia pun melihat kearah mertuanya yang kini juga sedang menatap kearah dirinya.
"Terimakasih pah, karena papah sudah mengijinkan aku untuk menumpang di rumah ini.. Aku minta maaf jika ada salah.." ucap Tania tulus
"Aku tidak akan mau menceraikan kamu jadi kamu juga tidak akan pernah bisa pergi dari rumah ini...!" Andra sekarang benar-benar khawatir ternyata Tania tidak main-main dengan ucapannya tadi pagi.
"Aku tidak perduli mas, kamu mau atau pun tidak bercerai dengan ku tapi yang jelas aku akan tetap menuntut kamu di pengadilan...!!!"
"Aku pamit pah" ucap Tania yang sudah bersiap pergi, tapi suara Haris menghentikan langkahnya.
"Duduk Tania, kamu harus sarapan terlebih dahulu.." suruh Haris
"Maaf pah tapi..." belum sempat Tania menyelesaikan perkataannya Haris sudah terlebih dahulu membentaknya.
"Aku bilang duduk..!"
Tania pada akhirnya pun mengalah juga, dia lebih takut jika Haris marah. Jujur saja dia benar-benar tidak akan bisa menghadapi kemarahan ayah mertuanya itu di bandingkan kemarahan Andra, Haris benar-benar sangat berbahaya jika sudah marah.
"Jika kalian sedang ada masalah selesaikan dengan kepala dingin jangan dengan emosi begini..." ucap Haris yang mencoba menasehati keduanya.
Padahal di dalam hati dia sangat bahagia jika Tania dan juga Andra benar-benar bercerai, akhirnya wanita yang selama ini di cintainya akan segera dia miliki.
"Maaf pah tapi aku rasa tidak akan ada gunanya lagi jika pernikahan kami di pertahankan, lagi pula aku tidak menginginkan hal itu lagi" ucap Tania dengan lirih
"Aku kan tadi sudah minta maaf sama kamu, kenapa kamu masih terus mempermasalahkan masalah ini. Anggap saja kali ini aku berbuat khilaf dan aku janji tidak akan mengulanginya lagi..." ucap Andra yang kini mencoba membela diri.