Tak perlu menjelaskan pada siapapun tentang dirimu. Karena yang menyukaimu tak butuh itu, dan yang membencimu tak akan mempercayainya.
Dalam hidup aku sudah merasakan begitu banyak kepedihan dan kecewa, namun berharap pada manusia adalah kekecewaan terbesar dan menyakitkan di hidup ini.
Persekongkolan antara mantan suami dan sahabatku, telah menghancurkan hidupku sehancur hancurnya. Batin dan mentalku terbunuh secara berlahan.
Tuhan... salahkah jika aku mendendam?
Yuk, ikuti kisah cerita seorang wanita terdzalimi dengan judul Dendam Terpendam Seorang Istri. Jangan lupa tinggalkan jejak untuk author ya, kasih like, love, vote dan komentarnya.
Semoga kita semua senantiasa diberikan kemudahan dalam setiap ujian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DTSI 29
"Alhamdulillah aku juga baik, Kanti. Kamu pulang kapan sih, Kan. Kok aku gak tau kamu sudah balik dari Hongkong?" Tanya Ningsih pada sahabat kecilnya dulu, Kanti selama ini kerja merantau jadi TKI di Hongkong.
"Aku pulang seminggu yang lalu, Ning. Maaf ya, baru sempat kesini sekarang. Habisnya banyak keluarga yang berkunjung kerumah. Maklumlah, Ning. Sekarang aku sudah banyak uang dan punya rumah bagus, jadi keluargaku yang dulu gak mau kenal, sekarang pada datang ngaku ngaku keluarga. Huh kesel banget tau, tapi ya itu aku cuma bisa pasrah." Sahut Kanti ceplas-ceplos dan Ningsih hanya tersenyum menanggapi ocehan sahabatnya itu, takut jika salah bicara akan jadi bumerang nantinya.
"Oiya, Ning. Ini aku bawakan oleh oleh buat kamu. Maaf ya, cuma ini, semoga kamu suka." Sambung Kanti sambil tersenyum tipis dan tangannya menyodorkan dua kantong kresek yang berisi oleh oleh. Ningsih menerimanya senang.
"Alhamdulillah, terimakasih banyak ya, Kan. Semoga rejeki kamu makin lancar, Aamiin." Balas Ningsih dengan wajah sumringah.
"Aku bawain gamis, kamu coba gih, semoga pas di badan kamu." Kanti menunjuk salah satu kantong yang berisi beberapa lembar baju baru.
"Ya ampun, Kanti. Kok banyak sekali ini bajunya. Duh, terimakasih banyak ya." Balas Ningsih yang terkesima dengan baju baju baru yang diberikan oleh sahabatnya itu. Ada lima gamis dengan model dan warna berbeda, dan juga ada baju stelan dua stel. Dan semua nampak indah Dimata Ningsih.
"Itu yang dua stel, buat Rina sama ibu kamu. Aku kasih ukuran XL, semoga muat." Sambung Kanti dengan senyum merekah.
"Terimakasih banyak ya, Kan. Semoga Alloh balas kebaikan kamu berlipat lipat." Balas Ningsih dengan binar bahagia.
"Aamiin, terimakasih untuk doanya. Maaf, aku gak belikan buat Salwa, karena gak tau ukurannya, tapi nanti aku mau ajak dia jalan jalan, biar dia pilih sendiri apa yang jadi seleranya." Sambung Kanti dengan wajah yang terus menampilkan senyum ceria.
"Gak perlu repot repot, Kan. Ini saja sudah cukup banyak. Dan ini juga sudah kamu bawain jajanan sebanyak ini. Sekali lagi terimakasih banyak ya." Balas Ningsih sungkan, karena Kanti sudah membawa banyak oleh oleh untuknya dan keluarga.
"Ah, biasa aja lah, Ning. Aku juga pengin jalan jalan bareng sama kamu, kangen kayak dulu. Kita pergi ke mall cuma lihat lihat doang, hanya bisa ngiler, karena gak ada duit buat beli, iya kan? Hahahaaa." Kekeh Kanti sambil mengingat masa masa sulitnya. Hanya Ningsih yang mau menjadi temannya, karena mereka sama sama dari keluarga sederhana.
"Tapi sekarang kamu sudah berubah, Kan. Sudah kaya raya. Alhamdulillah." Balas Ningsih yang ikut senang dengan perubahan sahabatnya itu. Dulu kehidupannya Kanti, jauh lebih miris dari hidupnya. Bapaknya Kanti terkenal dengan tukang mabuk dan judi. Sedangkan ibunya hanya buruh tani yang tak menentu penghasilannya. Sehingga hinaan sering Kanti dapatkan dari teman, tetangga bahkan saudaranya sendiri. Itulah kenapa, Kanti nekad merantau jadi TKI di Hongkong demi merubah nasibnya. Terlebih saat hubungannya dengan Seno, kekasihnya tak mendapatkan restu dari orang tua Seno lantaran Kanti berasal dari keluarga tidak mampu. Sakit hatinya telah membuat tekadnya semakin membara untuk merubah nasibnya, dan kini Kanti sudah bisa merenovasi rumahnya menjadi sangat bagus. Bisa membeli sawah, punya usaha kos kosan dan juga membeli mobil. Kanti hampir tujuh tahun lebih bekerja jadi TKI di negri orang.
"Iya, Ning. Alhamdulillah. Kamu adalah saksi bagaimana rasa sakit ku atas penghinaan orang orang, terlebih penghinaan dari keluarganya mas Seno. Dan kamu adalah satu satunya yang masih mau perduli dan sudi jadi temanku saat itu. Terimakasih ya, kamu dan ibumu sudah banyak membantuku waktu itu, padahal kalian juga hidup pas pasan." Balas Kanti panjang lebar, dadanya masih terasa sesak ketika bayangan masa lalu itu kembali muncul.
"Sama sama, Kan. Karena waktu itu kita juga senasib. Aku tau bagaimana rasanya disepelekan kala tak punya apa apa. Yang penting kita tetap belajar legowo, agar bisa iklas menjalani takdir yang sudah digariskan untuk kita." Sahut Ningsih bijak sambil tangannya mengusap lembut bahu Kanti.
Iya, Ning. Aku itu jujur, salut sama kamu. Kamu selalu sabar dan memilih diam saat ada yang mendzalimi. Sayangnya aku tidak bisa sesabar kamu." Sahut Kanti yang tersenyum tipis menatap wajah teduh sahabat kecilnya.
"Kamu berlebihan dalam memujiku, Kan. Aku gak sebaik itu, tapi keadaan yang memaksaku untuk memilih diam, karena aku percaya, Tuhan tau apa yang terbaik untukku." Balas Ningsih yang selalu memilih tak banyak bicara untuk mengeluhkan kepedihan nasibnya.
"Mantan suami kamu apa kabar, apa dia masih suka mengganggu kamu?" Sambung Kanti yang penasaran dengan cerita hubungan rumah tangga sahabatnya.
"Alhamdulillah, dia sudah tidak lagi muncul dan merecoki hidupku dan Salwa. Meskipun dia juga sama sekali tidak memberikan nafkah untuk Salwa. Biarlah, insyaallah, akan ada rejekinya sendiri untuk Salwa." Sahut Ningsih dengan senyuman tipis, bagaimanapun rasa sakit dan kecewanya terhadap mantan suaminya masih terasa jelas menyayat ulu hatinya.
"Kamu terlalu sabar loh, Ning. Harusnya kamu tuntut dia, biar dia tau bagaimana bertanggung jawab terhadap darah dagingnya." Balas Kanti dengan wajah serius, ikut geram dengan kelakuan mantan suami sahabatnya.
"Aku gak mau ribet, Kan. Mas Wandi itu orangnya kasar dan tak punya hati. Ribut dengannya sama saja nyemplung ke dalam neraka. Biarkan saja, biar tangan Tuhan yang membalasnya." Sahut Ningsih yang menghembuskan nafasnya dalam, sudah benar benar lelah dan tak lagi sudi berurusan dengan sang mantan.
"Yang sabar, Ning. Semoga rejeki kamu selalu lancar." Kanti menatap iba pada sahabatnya, Ningsih terlalu lemah menghadapi orang-orang yang sudah mendzaliminya. Cukup lama, mereka ngobrol kesana kemari. Dan akhirnya Kanti pun berpamitan untuk pulang.
"Yowes, aku tak balik pulang dulu, jangan lupa besok ya, kamu sama Salwa siap siap jam sebelas siang aku jemput, kita jalan jalan. Yuk, Asalamualaikum." Pamit Kanti dengan tersenyum manis, lalu pulang dengan kembali menaiki motor matiknya yang terlihat masih gres dengan tipe keluaran terbaru. Bahkan penampilan Kanti terlihat sangat berkelas dan cantik. Ningsih melepas kepergian sahabatnya dengan hati yang lega, melihat Kanti sukses dan terlihat bahagia, membuat Ningsih juga ikut merasa senang.
Setelah kepergian Kanti, Ningsih kembali meneruskan acara memasaknya ke dapur, karena sebentar lagi, Salwa akan kembali dari tempat lesnya. Sedangkan Bu Yati, masih terlelap dalam tidur nyenyak nya. Mbok Jum merawat Bu Yati dengan baik dan sangat telaten, sehingga Bu Yati selalu nampak bersih meskipun tubuhnya hanya mampu berada di atas kasur.
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
jangan lupa mampir juga di karya aku yang lain.
Novel baru :
#Hati Yang Kau Sakiti
#Dendam terpendam seorang istri
Novel Tamat
#Anak yang tak dianggap
#Tentang luka istri kedua
#Tekanan Dari Mantan Suami (Tamat)
#Cinta dalam ikatan Takdir (Tamat)
#Coretan pena Hawa (Tamat)
#Cinta suamiku untuk wanita lain (Tamat)
#Sekar Arumi (Tamat)
#Wanita kedua (Tamat)
#Kasih sayang yang salah (Tamat)
#Cinta berbalut Nafsu ( Tamat )
#Karena warisan Anakku mati di tanganku (Tamat)
#Ayahku lebih memilih wanita Lain (Tamat)
#Saat Cinta Harus Memilih ( Tamat)
#Menjadi Gundik Suami Sendiri [ tamat ]
#Bidadari Salju [ tamat ]
#Ganti istri [Tamat]
#Wanita sebatang kara [Tamat]
#Ternyata aku yang kedua [Tamat]
Peluk sayang dari jauh, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan dan keberkahan dalam setiap langkah yang kita jalani.
Haturnuhun sudah baca karya karya Hawa dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan like, komentar dan love nya ya say ❤️
gabung bcm yu
..
follow me ya thx