Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Hari ini cukup melelahkan bagi Kinayu, ada tiga mata pelajaran yang harus ia tempuh. Otaknya seakan ngebul dan pikirannya mulai mendidih. Wajah lelah pun tak bisa terelakkan. Benar-benar ketara hingga Satria yang sengaja menghampirinya ke kelas di buat khawatir melihatnya.
"Kamu sakit?" tanyanya tiba-tiba saat Kinayu baru saja keluar ruangan membuat Kinayu tercengang, apa lagi tak ada pesan atau ucapan tiba-tiba Satria sudah di depan mata. Lalu bagaimana ia ingin menghindar.
Kinayu menatap sekitar hingga membuat Satria terheran dengan tingkah Kinayu yang tak biasa.
"Kenapa sayang? kamu seperti takut ke geb pacar!"
Lagi-lagi Kinayu di buat gelagapan, ia memang takut ketauan oleh Yudha, bukan hanya sekedar pacar melainkan suami yang kejam yang telah mengancam dengan hukuman.
"Oh e..enggak, ayo kita pulang!" ajak Kinayu segera melangkahkan kaki tetapi Satria dengan cepat menahan tubuhnya hingga berbalik dan menabrak dada Satria.
Satria menatap dalam wajah Kinayu, kini mereka masih ada di depan kelas yang sudah mulai sepi. Satria mulai curiga dengan sikap Kinayu yang tak setenang dulu.
"Ada yang kamu tutupi dari aku?"
Kinayu tak pernah bisa menutupi perasaannya, mata sendu miliknya mampu terbaca oleh Satria. Hubungan yang tidak sebentar membuat Satria paham suasana hati Kinayu.
Kinayu menggelengkan kepala, sebisa mungkin menghindar dengan melepas tangan Satria yang mendekap pinggulnya. Tetapi dengan cepat Satria mempererat.
"Ada apa? apa ada yang salah denganku? atau kamu memang sedang menutupi sesuatu?"
"Hanya lelah saja dan ingin cepat pulang," lirih Kinayu. Satria menelisik wajah wanita yang ia cintai. Menatap dalam hingga mulai mengikis jarak, perlahan iya terhanyut dengan mata indah Kinayu yang begitu teduh menggetarkan rasa. Niat ingin mencari kebenaran malah terbuai dengan suasana.
Tetapi belum sampai bibir itu singgah di peraduan, mata Satria berubah menjadi tajam. Satria memicingkan mata, ada sesuatu yang membuatnya ingin murka, ditambah tanda itu terlihat masih nyata.
Seketika tangannya mencengkram pinggul Kinayu hingga wanita itu memekik kesakitan.
"Auuwhh....Satria kamu kenapa? sakit pinggul aku!" keluhnya menatap pria yang kini wajahnya mulai memerah. Terlihat jelas ia memendam emosi yang begitu besar.
Satria semakin mempererat hingga Kinayu merasa sesak. Ada apa dengan Satria, ini pertama kali pria itu begitu marah. Tanpa sebab yang Kinayu ketahui. Nafasnya pun mulai naik turun, berusaha mengatur emosi tetapi sepertinya itu sulit.
"Kamu kenapa? aku sesak banget begini Satria. Lepasin aku!" Kinayu mulai meronta, hingga Satria mendorong tubuh Kinayu masuk ke dalam kelas. Amarahnya ingin meledak tapi sebisa mungkin Satria tahan, ia tidak ingin menyakiti walaupun Kinayu merasa tubuh bagian belakangnya begitu sakit karena dorongan Satria begitu kencang dengan cengkraman yang kuat. Tetapi itu cara Satria menahan segala amarah yang ingin ia luapkan.
"Siapa Kinayu?" lirihnya, kini jarak wajah keduanya begitu dekat. Tubuh Kinayu sudah menempel di dinding hingga tak bisa bergerak.
Di tengah ketakutan yang mendera, Kinayu tak mengerti dengan pertanyaan yang Satria layangkan. "Maksudnya?"
"Aku selama ini tak pernah menyentuhmu Kinayu, bahkan aku tahan walaupun aku begitu ingin hanya untuk sekedar merasakan bibirmu. Aku begitu menjaga batasan agar tidak menyakiti perasaanmu. Aku tau betul kamu menjaga hingga tak ingin sering berduaan. Tapi siapa pria yang kamu ijinkan menyentuhmu Kinayu? siapa pria yang lancang menyentuh gadisku? siapa pria yang meninggalkan jejak di lehermu? siapa Kinayu!" sentak Satria.
Ini pertama dari dua tahun mereka berpacaran, bentakan yang membuat pembuluh darah Kinayu rasanya ingin pecah. Hatinya ingin meledak, dan tangisnya mulai terdengar. Haruskah Satria tau dengan cara seperti ini. Cara yang membuat hatinya tersakiti.
Kinayu masih diam, ia tidak tau harus memulainya dari mana hingga bentakan dari Satria membuat tubuhnya terjingkat.
"Aku tanya sekali lagi, siapa Kinayu? siapa yang berani melakukan ini sama kamu? apa kamu selingkuh di belakang aku? jawab Kinayu jawab!" Satria menekan kedua bahu Kinayu dan menggoyangkan tubuhnya dengan kencang hingga Kinayu merintih kesakitan.
"Maaf...."
Hanya itu yang mampu Kinayu ucapkan, ia tak mungkin menyebutkan siapa pria yang telah tidur bersamanya. Dan dia pun tak mungkin mengucapkan jika ia hanya istri kedua.
"Jadi benar?" lirih Satria dengan air mata yang sudah menetes, ia menyatukan kedua kening mereka dengan Isak tangis yang menyakitkan.
"Maafin aku, ini bukan kehendak ku...."
"Siapa dia?" tanyanya lagi, kali ini Satria sudah tidak membentak seperti tadi. Ia mengangkat dagu Kinayu agar mau menatapnya.
"Siapa?" bisiknya dan di jawab gelengan kepala oleh Kinayu.
"Jujur sayang, siapa?" Satria serasa sudah frustasi dan tak tau harus bagaimana lagi. Dunianya seakan runtuh melihat kejujuran dan kenyataan yang ada. Ternyata setelah dua tahun menjaga, tetapi pria lain yang seenaknya menghancurkan.
"Akkhh....." jeritan Kinayu seraya dengan hantaman dari tangan Satria yang mendarat di dinding sebelah wajahnya.
Tangis Kinayu semakin pecah saat melihat buku-buku jemari Satria berdarah. Ia segera mengeluarkan tisu untuk membersihkan darah itu tetapi segera di tepis oleh Satria.
"Luka ini nggak seberapa sama sakitnya hati aku Kinayu! aku mencintai kamu, tapi kamu tega mengkhianati aku gitu aja! tega kamu sayang ...tega kamu Kinayu! Kurang apa aku selama ini, hhmm? katakan kurang apa aku?"
Lagi-lagi Kinayu hanya bisa menggelengkan kepala, ia sakit melihat pria yang sangat ia cintai sekecewa ini. Tapi ia bisa apa, sedangkan ia harus menolong keluarganya.
"Kamu sadar udah nyakitin aku? Semua mahasiswa di kampus ini tau kamu milik aku, kamu pacar aku! jadi aku yakin bukan mahasiswa disini yang melakukan ini, bukan mahasiswa disini yang mengajakmu selingkuh. Akan aku cari tau sendiri tanpa perlu kamu kasih tau! karna aku nggak terima milikku di usik!" tegas Satria.
"Aku nggak selingkuh..."
"Lalu apa kalo nggak selingkuh Kinayu, apa?"
"Aku benar-benar nggak_mmmpphttt"
Satria segera membungkam bibir Kinayu dengan bibirnya. Pertama kali merasakan bibir wanita yang ia cinta. Tak mengira ia yang menjaga tetapi ia yang mendapat bekas.
Kinayu membolakan matanya, tak menyangka Satria akan melakukannya. Rasa takut semakin menyerang dirinya. Hingga ia dapat merasakan gerakan lembut yang Satria berikan dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
Satria melepaskan paguutannya setelah hampir 20 menit melahap bibir ranum milik Kinayu, walaupun tanpa balasan tapi ia cukup puas. Ini caranya membersihkan jejak yang ada di bibir Kinayu.
Satria cukup waras untuk tidak menjamah leher Kinayu, ia tak ingin membuat Kinayu merasa terhina atas apa yang ia lakukan. Pria itu memang sakit hati. Tapi cintanya masih membuat otaknya berfungsi.
"Ini ciuman pertama aku ..." lirihnya kemudian pergi meninggalkan Kinayu yang kini tubuhnya lemah hingga terjatuh ke lantai.
"Maafin aku Satria...."
terima kasih
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa