Kesalah pahaman dua sahabat lama membuat putri salah satu di antara mereka harus menanggung derita. Ratia, putri dari keluarga Atmojo yang trus di kejar dan harus di habisi oleh keluarga Baskoro.
Ratia kecil terpaksa di sembunyikan di sebuah negara, di mana hanya kakeknya saja yang tau. Bertahun-tahun di cari, keberadaan Ratia tercium. Namun dengan cepat kakeknya menikahkan Ratia pada keluarga yang kaya dan berkuasa. Ternyata hal itu membuat Ratia semakin menderita, Aksara memiliki banyak wanita di hidupnya. Perlakuan tidak menyenangkan trus Ratia dapatkan dari suaminya itu. Dengan kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Ratia dia berhasil meluluhkan hati sang suami, namun Ratia terlanjur membenci suaminya Aksara. Rasa benci Ratia pada sang suami dan keluarganya membuat dia ingin mengakhiri hidup. Namun dengan segala cara Aksara mencegah hal itu, dan membuat Ratia luluh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rickaarsakha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjual Ku?
Ratia terus melangkah secepat mungkin, walau pun ia belum tau ke mana arah dan tujuannya. perasaan hancur dan tidak berguna terus menguasai diri gadis itu. Derai air mata terus menemani langkahnya.
Meski merasa tubuhnya sudah lelah, nyatanya dia belum cukup jauh dari posisi awal bahkan mungkin baru lima menit berjalan.
Tiba-tiba tidak jauh dari tempat dia berdiri, ujung mata gadis itu menangkap beberapa orang pria tengah memperhatikannya. Meski dengan takut, dia tetap melangkah. Mencoba mengabaikan segala sesuatu. Entah mengapa Ratia merasa orang-orang itu tidaklah asing, tapi siapa mereka? Ah terserahlah pikirnya, yang penting menjauh secepatnya.
Apa aku salah perasaan ya, sepertinya mereka juga berjalan?
Ratia mencoba untuk tidak peduli, tetapi semakin jauh dia melangkah semakin mendekat juga mereka. Dan akhirnya, tidak berapa lama mereka benar-benar mengelilingi Ratia.
"K-kalian ini siapa?" mendengar pertanyaan gadis itu, mereka nampak heran dan seolah tidak percaya.
Satu di antara mereka malah bertanya pada Ratia dan mungkin pikirnya tidak perlu menjawab pertanyaan tadi ''Nona, kita mau ke mana?"
"K-kita?"
Apa, kita? Kan aku kaburnya sendiri?
"Nona, ini sudah terlalu jauh. Ayo kita kembali." ucapnya lagi, sembari mulai menghadang langkah gadis itu.
Mulut Ratia pun menganga, saat dia baru menyadari siapa mereka. Terlambat sekali dia baru sadar setelah lelah berjalan.
Bodoh sekali aku, tidak menyadari mereka siapa.Ratia
"Aku tidak mau, pergilah sana. Sampaikan pada Tuan mu. Aku mau pergi!" Teriak Ratia, tentu saja hal ini mengundang tanda tanya dari pengguna jalan. Beberapa dari mereka bahkan nampak ingin menolong, namun tatapan dari para lelaki bertubuh kekar di dekat gadis itu seolah mendorong mereka untuk segera pergi.Ratia pun beberapa kali berteriak, mengusir para Bodyguar itu.
Ketika tenggorokannya mengering dan mualai terbatuk di saat itulah dia mulai diam. Tapi, indra pendengarannya menangkap suara yang tidak asing.
Apa itu suara Herry? prasaan dia kami tinggalkan di rumah tadi? Ratia
Gadis itu pun dengan cepat memutar kepalanya kebelakang. Ya Tuan Aksara sudah berdiri di sana, dengan tatapan mengejek. Bahkan Herry pun sedikit tersenyum.
"Mau ke mana sayang?" mendengar kata sayang, kedua kaki Ratia pun langsung terkulai. Di panggil sayang untuk pertama kali dan di saat seperti ini sangatlah mengerikan. Aksara hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, seoalah berkata bodoh sekali.
Beruntung tubuh Ratia cepat di tangkap sang suami, kalau tidak mungkin sudah terbentur ke senderan jalan.
"Istriku, istriku, kalau mau kabur tolong lah di rencanakan dulu." mendengar apa yang di ucapkan Aksara, Ratia merasa sangat malu. Dia pun membenamkan kepala di dada sang suami. Mana mungkin seorang seperti Tuan Aksara tanpa pengawal.
Tubuh Ratia pun, di bopong sampai ke dalam klub malam milik Aksara. Meski Ratia berontak dan memaksa turun, nyatanya itu tidak berhasil tentu saja dia kalah tenaga.
Ketakutan Ratia kian bertambah, ketika sudah memasuki tempat itu. lampu-lampu di ruangan membuat matanya seolah tak mampu melihat dengan jelas. Beberapa wanita di sana bahkan hampir tidak berpakian, mereka begitu riang mendengarkan alunan musik.
Saat Aksara menaruh tubunya istrinya di sebuah sofa di pojok ruangan, dengan cepat dia menarik tangan suaminya "Mas, aku mohon jangan jual aku." Gadis itu mengencangkan tangisannya.
Tuhan bantu aku.Ratia
"Apa maksud mu Ratia?" Aksara kembali duduk, menatap mata Ratia dengan lekat.
"Untuk apa mas membawa ku kesini, kalau bukan untuk menjual ku? Aku tidak masalah, jika mas ingin membuang ku di jalan. Tapi tolong jangan jual tubuh ku Tuan Aksara."
Apa aku seburuk itu di matanya.Aksara
Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut Pria itu, hanya terdiam. Mencoba menelusuri relung hati sang istri, mencari tau sesuatu yang membuatnya istrinya berpikir seperti itu. Entah hal apa yang telah ia dengar dari mulut orang-orang yang tidak tau atas apapun, atau memang ada hal lain yang membuat pikiran sang istri di luar logikanya.
Pria itu menarik sang istri ke dalam pelukannya, memaksa untuk mendengarkan detak jantung yang begitu kencang. Berusaha menjelaskan meski dalam diam.
"Ayo kita pulang saja." Setelah cukup lama, dan belum mampu menjelaskan akhirnya memutuskan pulang. Lalu bagaimana dengan pekerjaan tadi, tentu saja si Herry yang membereskannya.
Epilog
Di saat perbincangan Aksara dengan salah satu karyawannya yang bekerja di Klub itu belum selasi, salah satu bodyguard mendekatinya dan membisikkan sesuatu.
"Tuan, nona Ratia Kabur. Dia mulai berlari ke sebrang sana, yang lain sudah menyusul." Aksara cukup terkejut, namun dia tetap tenang.
"Biarkan saja dulu, sampai batas mana dia kuat berlari."
"Baik Tuan, saya juga sudah menelpon Herry." Air muka Aksara tidak berubah, namun jangan tanya hatinya tentu saja menangis.
Tidak berapa lama Herry sudah tiba dan mereka berdua menyusul.
"Her bagaimana, apa langsung kita tarik ke mobil?"
Kasar sekali anda Tuan, pantas istri anda ingin kabur ck ck . Herry
Mendengar pertanyaan Tuannya, Herry memutar mata malas, tidak habis pikir dengan cara berpikirnya.
"Biarkan saja dulu Tuan, kita ikuti di belakang. Sebentar lagi juga suara Nona Ratia akan habis karna berteriak."
Cih berani sekali dia berpikir bisa kabur dari ku, apa dia pikir aku tidak punya pengwal. Aksara
Karena melihat Ratia sudah cukup lelah, mereka berdua pun menuruni mobil.
double up