NovelToon NovelToon
Kau Curi Suamiku, Ku Curi Suamimu

Kau Curi Suamiku, Ku Curi Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:595.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Hany Honey

Niken menyaksikan perselingkuhan suaminya dengan perempuan yang lebih dewasa, istri orang, dan tetangga dari suaminya. Bukan Niken saja yang melihat adegan panas Reyfan, sang suami bersama Zahra, selingkuhannya. Melainkan ada seseorang lagi yang melihat adegan panas mereka. Hans, suami dari Zahra ternyata menyaksikan semua itu di belakang Niken yang sedang memergoki Reyfan bercinta dengan Zahra di Bengkel milik suaminya.

Hans menangkap tubuh Niken yang lemas karena melihat pergulatan panas Reyfan dan Zahra.
"Jangan menangis, manusia laknat seperti mereka jangan ditangisi!"
"Om Hans?"
"Kita balas perbuatan mereka!"
"Caranya?"
"Kita selingkuh!"

Niken setuju dengan Hans, mereka membuat suatu perjanjian perselingkuhan. Bagaimana kisah Niken dan Hans? Apa mereka terjebak perasaan saat membalas perlakuan pasangan mereka? Apalagi Hans yang sudah lama jatuh hati pada Niken, sejak Hans melihat Niken pertama kalinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15

Sementara Niken, hari ini ia tidak ke rumah Hans, itu karena Hans harus ke luar kota untuk beberapa hari. Niken free hari ini mungkin untuk tiga hari ke depan ia tidak ke rumah Hans. Namun, Hans tidak pernah berhenti memberikan kabar pada Niken lewat chat atau telefon.

Hans sebetulnya tidak ingin ke mana-mana, apalagi Niken baru saja bekerja dengan dirinya, bukan bekerja tapi menjadi selingkuhannya. Namun, pekerjaannya yang memaksa dirinya harus pergi ke luar kota, karena urusan itu hanya bisa ditangani oleh Hans senidiri.

Niken memilih pergi ke cafe mencari tempat ternyaman untuk menulis.  Rasanya bosan dengan situasi di meja kerjanya karena yang ia lihat hanya itu-itu saja. Niken pamit dengan Mbak Sari, dia bilang akan pergi bekerja, padahal dia akan ke cafe. Dia sudah kadung bilang pada orang rumah, termasuk pembantunya kalau dia sekarang bekerja, jadi Niken tetap akan keluar rumah kecuali hari minggu memang dia diizinkan Hans untuk libur.

“Mbak aku berangkat kerja, ya?” pamit Niken.

“Mbak Niken kerja apa sih? Jam sepuluh siang baru berangkat?” tanya Asih yang kepo.

“Mbak, aku kan kerja kalau memang kantor sedang butuh aku, jadi aku bisa berangkat sewaktu-waktu. Apalagi ini hari sabtu, pulang pun sepertinya agak cepat, Mbak,” jawab Niken.

“Oh begitu. Hati-hati ya, Mbak?” ucap Asih.

Niken mengangguk, lalu ia mengambil sepeda motornya. Ke mana-mana selalu bersama skuter maticnya yang setia menemani dirinya dari dulu. Niken melajukan sepeda motornya ke cafe yang lumayan jauh dari rumahnya. Biasanya ia memilih yang dekat-dekat saja, tapi ia memilih yang agak jauh. Cafe itu sebetulnya milik Niken, bekerja sama dengan temannya. Ia kelola bersama, namun memang semua modalnya dari Niken, dari tabungan Niken sendiri, saat dulu dia bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan. Teman Nikenlah yang mengelola, mengatur semuanya. Niken hanya terima beres dan menerima laporannya saja.

Sesampainya di sana, dia memarkirkan sepeda motornya. Lama sekali Niken tidak mengunjungi cafe miliknya itu. Niken tidak pernah bilang pada suami maupun keluarga suaminya, juga keluarganya sendiri kalau dirinya memiliki cafe yang cukup terkenal dan ramai pengunjung. Namun, siang ini masih agak senggang, hanya beberapa mobil dan sepeda motor yang terparkir di area parkir cafe nya.

“Selamat siang, Mbak Cantik?” sapa karyawan cafenya pada Niken.

“Selamat siang juga cantik? Bagaimana hari ini? Masih semangat, kan?” jawab Niken.

“Masih dong, Mbak? Tapi lumayan senggang nih, biasanya hari sabtu penuh kalau jam segini,” ucap karyawannya.

“Jangan mengeluh, namanya usaha kadang ramai kadang sepi. Oh iya Indah di mana?” tanya Niken.

“Mbak Indah di ruangannya mbak,” jawabnya.

“Ya sudah aku ke sana. Eh iya, siapkan meja dekat sama colokan ya, terus yang menghadap ke arah taman, aku mau ngerjain tulisan, belum selesai,” pinta Niken.

“Siap, Mbak! Mau sekalian aku buatkan minuman dan cemilan?”

“Boleh, seperti biasa, ya?”

Niken masuk menemui Indah di ruangannya. Teman setia dari zaman SMP sampai kuliah, sekarang merintis bisnis bersama. Indah dan Niken juga berencana akan membuak satu cabang cafe lagi, tapi masih bingung di mana tempatnya. Masih survey tempat untuk bisnis barunya.

“Hai, ngelamun aja!” Niken langsung menarik kursi dan duduk di depan Indah.

“Nik, suami gue selingkuh!” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

“Kok bisa?”

“Dia jujur Nik, selingkuhannnya hamil, gue harus gimana? Sementara gue belum bisa ngasih dia keturunan, apa gue terima kalau harus dimadu?” ucap Indah.

“Indah, gak begitu dong? Sejak kapan suamimu selingkuh?”

“Sudah satu tahun,” jawabnya.

Niken menghela napasnya kasar. Ia juga sama sedang merasakan hal seperti Sahabatnya itu, bedanya suami Niken selingkuh dengan tetangganya sendiri, dan umurnya sudah tua.

“Kenapa nasib kita sama sih, Ndah?” ucap Niken.

“Maksud kamu? Reyfan selingkuh juga?” tanya Indah.

“He’um. Sama tetangganya, dan dia sudah bersuami, Ndah. Aku ke sini mau bilang ini sama kamu, kamu mau lihat Reyfan ngapain saja sama selingkuhannya?”

“Memang kamu punya buktinya?”

Niken mengambil ponselnya. Memang membuka aib suaminya adalah hal yang tidak baik, akan tetapi dia harus bicara pada siapa kalau bukan dengan sahabatnya? Dengan orang tuanya, jelas nantinya malah akan jadi keributan, apalagi dengan keluarga Reyfan, yang memang tidak suka dengan latar belakang Zahra.

“Astaga ... ini kamu yang merekam?” tanya Indah tidak percaya saat melihat adegan Zahra dan Reyfan sedang melakukan penyatuan tubuhnya.

“He’um, aku merekamnya. Kamu ingat malam kemarin saat kita bertemu di rumah sakit, waktu besuk Sirta? Itu sepulang itu aku mampir ke Bengkel suami, karena aku lihat masih ada mobilnya di sana, ternyata sedang begitu,” jelas Niken.

Tidak mau hanyut dalam curhatannya Niken menyudahi percakapannya dengan Indah. Ia tidak mau juga sampai keceplosan menceritakan soal Hans, yang sekarang sudah resmi menjadi selingkuhannya. Ia tidak mau dianggap murahan oleh Indah, karena sama seperti perempuan yang menjadi selingkuhan Reyhan.

Niken membiarkan Indah berpikir bagaimana langkah selanjutnya untuk hubungannya dengan suaminya yang sudah menghamili selingkuhannya itu. Niken juga tidak mau terlalu dalam ikut campur dengan urusan rumah tangga sahabatnya. Membantu pun malah akhirnya memperumit keadaan, jadi ia membiarkan Indah memikirkan jalan keluarnya sendiri, jika memang dirinya bisa membantu, pasti Niken akan membantunya.

Niken duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh karyawannya. Ia menikmati segelas minuman dingin yang dibuatkan khusus oleh karyawannya, juga beberapa cemilan. Niken mulai dengan imajinasinya, menuangkan ide di setia ceritanya, dan fokus untuk ke satu tujuan, membuat Hans bahagia dengan ia melanjutkan ceritanya, karena cerita itu Hans yang memintanya.

Niken melihat ponselnya yang berdenting karena ada notifikasi pesan masuk. Hans mengirimkan pesan pada  Niken, yang berisi ungkapan rindunya karena hari ini sampai dua atau tiga hari ke depan tidak bisa bertemu dengan Niken.

[Kangen banget.]

[Gak usah gombal, Om! Kalau kangen, aku sudah update cerita tuh, buruan baca!]

[Oke, terima kasih, sampai jumpa tiga hari lagi cintaku.]

Niken tersenyum, hatinya menghangat melihat emoticon love dan cium dari Hans. Seperti remaja yang sedang dimabuk asmara, itu yang sedang Niken rasakan.

Niken mengedarkan pandangannya, ia melihat ada sebuah mobil berhenti di depan cafe nya. Keluarlah beberapa orang perempuan, bergaya sosialita dari dalam mobil itu, lalu masuk ke dalam cafe.

“Zahra?” lirh Niken sambil menatap ke depan, melihat siapa yang masuk ke dalam cafe miliknya.

Lalu Niken kembali fokus dengan laptopnya. Ia tidak peduli pengunjung yang berdatangan, ia bersyurkur semakin banyak yang datang di cafenya siang ini.

“Niken, ya?” sapa Zahra sok kenal sok dekat.

Padahal selama ini Zahra jarang menyapanya, hanya kalau bertemu atau berpapasan Cuma senyum saja. Itu pun dulu, saat Niken tinggal di rumah mertuanya, karena rumahnya berdekatan dengan rumah Zahra.

“Eh iya, Mbak. Mbak Zahra ya?” jawab Niken ramah.

“Iya, masa lupa sih? Lama gak ketemu sih, ya? Sendirian atau sama siapa, Nik?”

“Sendiri, Mbak. Tadi habis bertemu sama klien sih, terus sudah pulang orangnya, ya sudah sebelum balik ke tempat kerja, lanjut nulis sekalian, karena nanti pulangnya habis jam istirahat,” jawab Niken.

Niken yakin, suaminya pasti sudah cerita dengan Zahra kalau dirinya kerja, jadi untuk antisipasi, Niken menjawab seperti itu pada Zahra.

“Gak mau gabung, Nik? Biar kamu gak sendirian?” tawar Zahra.

“Aduh enggak, Mbak, terima kasih. Nanti yang ada aku bukan kerja, tapi malah ngobrol,” jawab Niken.

“Oh ya sudah,” ucap Zahra.

Niken tersenyum mendapat tawaran Zahra. Dia paling hanya basa-basi, setelah Zahra kembali ke mejanya duduk bersama kelima temannya, Niken melihat Zahra seperti sedang memotret dirinya.

“Paling mau kirim ke Mas Reyfan? Mau ngaduin, biar aku berantem, iya?” batin Niken.

1
Budi Raka
Luar biasa
Budi Raka
Lumayan
Noey Aprilia
Prjuanganmu pst berat buat dpt maaf dr niken,scra niken msh kcewa dn skt hti.....tp dktin ank2mu dlu,spa tau niken bkln luluh...kn s'orng ibu pst rela mlkukan apa pun dmi ank2nya.....
Monica
emang Dewa ngomong apa?🤔🤔
November
lanjut
MeiSusi Lowati
aku pas baca part hans nuduh niken nyesek banget lho thoor.. apalagi karna hasutan zahra... sakit hati banget tuh..
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor🙏
Kanza Nia
up yg banyak tor, cerita seru bgt 👍
afaj
kekep terus mamang Hans , sabarin klo d salto sama dewa wkwkwkkwwk ada meda yg bela
afaj
matanya loncat g tuh
afaj
🤭🤭🤭🤭🤭
Alisa Erlani
hans niken sakit hatinya luar biasa gmn ngga sakit d tuduh selingkuh anak yg d kandung tak d akui kesalahan yg kmu torehkan membekas d hatinya wjar sja niken seolah membencimu
The Queen
laki" tolol😡😡🤬🤬
Misi Irmar
Buruk
Misi Irmar
wah.....dunia terbalik ya,hidup Niken makin cemerlang berbanding terbalik dengan zahra
Misi Irmar
ceritanya tambah seru ya🤭🤭
Sri Wulan Hazariah
aamiin semoga sehat terus outhor nya dan tetep semangan
Ranita Rani
moga sehat sllu kak n lanjut up,,,,
Sri Wahyuni
lekas sembuh ya ☹️
💕 bu'e haresvi 💕
lekas sembuh othor 🫰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!