Kau Curi Suamiku, Ku Curi Suamimu

Kau Curi Suamiku, Ku Curi Suamimu

Bab 1

Aku Niken, seorang ibu rumah tangga. Rumah tanggaku adem ayem, tidak pernah ada pertengkaran sedikit pun. Suamiku sangat baik, pengertian, memanjakanku, ia sehari-harinya bekerja di tempat usahanya sendiri. Ia memiliki bengkel mobil, yang ia urus sendiri bersama tiga anak buahnya. Hari-harinya ia habiskan di bengkel. Kadang ia pulang tengah malam, kadang juga tidak pulang, karena harus lembur memperbaiki mobil yang sudah harus segera di ambil.

Aku percaya saja dia lembur karena banyak pekerjaan. Aku tidak masalah, toh dia bekerja untukku, sedangkan aku hanya ibu rumah tangga biasa yang memiliki kesibukan seperti seorang ibu rumah tangga pada umumnya. Cuci-cuci, nyapu, ngepel, masak, dan pekeraan ibu rumah tangga yang lain. Tapi, bedanya aku sambil mencari uang dengan cara menulis cerpen atau novel. Ya meskipun hanya seberapa hasilnya, yang penting bisa buat beli jajan, tanpa minta pada suami. Padahal tanpa minta pun aku sudah diberi lebih oleh suamiku, tapi untuk mengisi kejenuhan, aku memilih untuk menghalu, menuangkan ide dalam cerita.

Malam ini, aku tidak sengaja lewat depan bengkel mobil suamiku. Katanya malam ini dia lembur, aku baru saja keluar menjenguk teman sakit di rumah sakit. Aku berniat untuk mampir untuk mengantarkan cemilan untuk suamiku. Sebelumnya aku sudah chat dia, kalau aku mau mampir, sekalian pulang dari rumah sakit menjenguk teman. Mungkin, karena dia sibuk, chat ku belum dibaca. Aku langsung saja ke bengkel untuk mengantarkan beberapa macam makanan dan cemilan. Namun, ternyata bengkel tutup, tapi mobil suamiku masih ada di depan bengkel. Aku matikan mesin sepeda motorku, lalu aku masuk mengendap-endap, mungkin suamiku sedang menggarap komponen mesin yang agak sulit, jadi dia masih belum pulang. Aku tahu kebiasaannya kalau sedang menemui masalah dalam pekerjaannya dia butuh sendiri.

Aku masuk perlahan, tanpa mengucapkan salam. Aku mendengar rintihan dan erangan dua manusia yang sedang melakukan kegiatan panas.

Terdengar suara laknat dari dalam, serta bunyi penyatuan milik dua manusia yang sedang bercinta. Mas Reyfan meracau menyebut nama perempuan dalam kegiatan panasnya itu, dan si perempuan itu pun dengan keenakan menyebut nama Mas Reyfan. Apa mereka benar sedang melakukannya?

Mas Reyfan melakukannya dengan siapa? Zahra? Siapa Zahra? Apa mungkin Zahra tetangga Ibunya Mas Reyfan? Ah dia kan sudah tua? Sudah berumur, jauh sekali umurnya dengan mas Rey? Legit Mas Rey bilang? Meski sudah memiliki tiga anak? Aku yakin dia Zahra tetangga mertuaku, yang tak lain kakak dari teman akrab Mas Rey.

Rumah Zahra dan orang tua Mas Rey berdekatan.  Memang kalau Mas Rey lembur, pasti mampirnya ke rumah ibunya. Ya, mertuaku lebih tepatnya. Aku beranikan diri untuk masuk ke dalam, mendekati sumber suara itu. Mataku membeliak, tubuhku lemas, melihat punggung Mas Rey yang telanjang, di bawahnya ada perempuan yang tubuhnya diapit oleh Mas Rey. Mereka melakukan penyatuan panas yang membuat darahku mendidih. Ingin aku hentikan kegiatan mereka, tapi aku berpikir lagi. Biar saja mereka asik melakukannya. Aku tahu suami Mbak Zahra, dia juga tak kalah tampan dari suamiku. Dia kaya raya, dia punya segalanya, tapi kenapa Mbak Zahra mau dengan suamiku yang dekil, bau oli, dan itunya pendek, tidak panjang? Tapi berurat dan besar sih, juga tahan lama.

Padahal suami Mbak Zahra pengusaha, tampan, bersih, wangi, dadanya bidang, sangat sempurna. Namanya Hans, aku memanggilnya Om Hans, dia ramah, dia juga humoris, dan tidak sombong dengan tetangga. Dulu saat aku tinggal bersama mertua, Om Hans sering menyapaku, ramah sekali orangnya. Tampan pula? Entahlah Mbak Zahra terhipnotis apa, sampai dia mau dengan suamiku yang dekil. Mungkin Om Hans kurang kuat, tidak seperti Mas Rey.

Aku rekam semua kejadian di depanku. Mereka bercinta cukup lama dengan berbagai gaya. Hatiku sakit dan hancur, tapi aku tidak boleh lemah. Apa yang aku rugikan jika dia selingkuh? Gak ada ruginya, paling aku rugi sakit hati, itu saja. Aku gak punya anak dari Mas Rey, lebih tepatnya belum dikasih keturunan. Kami baik-baik saja, hubungan seks ku dengan Mas Rey juga baik, meski dia tidak pernah bisa memuaskan aku, atau sebaliknya aku yang tidak bisa membuatnya puas. Entah kenapa, mungkin dia yang gak puas denganku, karena aku ini sedikit gendut, sedang Zahra tubuhnya seksi, meski sudah beranak tiga, dan sudah empat puluh lima tahun. Aku masih tiga puluh tiga tahun, tapi seperti ibu-ibu. Umur suamiku tiga puluh lima tahun. Tapi, dia doyan dengan tante-tente, dan bilang milik Zahra legit sekali. Benar-benar dia tidak punya otak. Harusnya aku yang belum melahirkan yang sempit dan legit.

Aku pulang setelah mendapatkan video panas mereka. Biar aku simpan video ini untuk bukti perselingkuhan mereka. Akan aku balas dengan apik perbuatan mereka. Selama ini aku diam, meski banyak sekali laki-laki yang mendekatiku, secara langsung atau menyapa di jejaring sosial. Tapi, aku masih waras, aku punya suami. Bahkan Om Hans suami Zahra pun sering mengirim pesan di jejaring sosialku, kadang dia mengikuti setiap tulisanku di aplikasi kepenulisan. Entahlah, dia suka dengan tulisanku, atau dia memang ingin tahu soal aku. Karena dia berkali-kali mengirim Direct Message padaku. Dia tanya nomor telefonku juga. Tapi, aku tidak pernah meresponnya lebih, hanya membalas sekadarnya saja.

Aku tenang, tapi sepanjang jalan aku menangis, mengingat pengkhianatan suamiku dengan Zahra. Mereka juga sudah bermain gila di hadapanku. Aku melihat dengan jelas, mereka bermain dengan penuh gairah. Suara erangan dan desahan panas mereka masih terngiang di telingaku. Ini sungguh menyiksaku. Ingin aku teriak, tapi aku tidak mau disangka seperti orang gila. Aku mengemudikan sepeda motorku dengan pelan, sambil kunikmati tangisanku sendiri.

Aku tidak langsung pulang ke rumah, aku tenangkan diriku dulu. Aku belok ke cafe yang dekat dengan rumahku. Aku pesan minuman, lalu aku buka iPad ku. Aku ceritakan semua yang ada dalam pikiranku, karena itu yang bisa membuatku lega. Aku tidak mau membuang ide tulisanku saat sedang seperti ini. Aku tuangkan semua ideku ke dalam tulisan. Entah kenapa aku jadi ingin menuliskan kisahku sendiri. Entahlah ini tulisan omong kosong saja, curahan hati seorang istri yang baru saja melihat suaminya bersama perempuan lain, bermain panas, hingga bermandi peluh kenikmatan. Sungguh Mas Reyfan kejam sekali, sudah menyia-nyiakan kepercayaanku.

Aku nikmati espresso yang aku pesan tadi, dengan roti bakar dan pisang keju. Aku terus menulis, mencurahkan segala yang ada di dalam pikiranku. Tak lama aku menulis, aku dikagetkan dengan seorang pria yang sudah duduk di depanku, entah kapan datangnya aku saja gak tahu. Aku tersentak, kaget, tiba-tiba ada sosok laki-laki yang tampan dan gagah, memakai stelan jas yang rapi berada di depanku.

“Om Hans?” ucapku.

“Ya! Kamu itu sedang nulis apa, Niken? Serius sekali, sampai kamu gak sadar Om dari tadi di sini? Apa ada cerita baru? Om lama tidak melihat ceritamu update?” tanya Om Hans.

“Nanti Niken update, Om. Tapi di aplikasi lainnya lagi. Yang mungkin cuannya agak banyak,” jawabku.

“Kamu dari mana, jam segini masih di luar? Apa Rey gak nyariin kamu?” tanya Om Hans.

“Dia lembur, katanya tidak pulang. Ya sudah, aku dari rumah sakit jenguk teman, mampir ke sini buat nulis. Cari suasana baru,” jelasku.

“Temanmu sakit?” tanya Om Hans.

“Ish ... udah tahu di rumah sakit, ya sakit dong? Masa di rawat di rumah sakit itu karena numpang tidur saja?” jawabku.

“Ya kirain,” ucapnya.

“Om boleh di sini? Biar ada temannya juga, om harus selesaikan pekerjaan om, biar ada temannya yang sibuk.”

“Iya silakan,” jawabku santai.

Aku lanjutkan menulis. Om Hans juga berkutat dengan laptopnya. Sesekali aku pandang wajahnya yang rupawan. Kenapa Zahra malah selingkuh dengan suamiku yang dekil, tidak punya apa-apa, hanya sebagai mekanik biasa, bau oli, dan begitulah! Sedangkan Om Hans? Wow ... dia tampan, senyumnya manis? Aku saja sampai terpesona.

“Niken ... jangan lihatin terus, lanjut nulisnya. Nanti kamu jatuh hati padaku,” ucapnya yang membuatku gugup.

Hai ... para readers ... semoga kalian semua sehat, ya? Author punya cerita baru nih? Yuk ramaikan! Kasih ulasan bintang limanya, ya? Like, komentar, dan jangan lupa subcribe. Terima kasih ....

Terpopuler

Comments

WJ

WJ

mampir thor penisirin dengan judulnya😍👍

2024-06-03

0

The Queen

The Queen

awal cerita yg baik thor..tetap semangat💪💪

2024-06-24

0

April Lia

April Lia

duhh bru bca lngsung terpesoma ma om hans🤭

2024-06-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!