Dendam Roh Kaliztra

wanita yang menyapa Frans dan Anjeli terlihat sedang berdiri didepan pagar rumah. Ia sedang menggandengi lengan seorang pria seusianya. Tampaknya lelaki tersebut adalah suaminya.

" Iya nyonya, tuan...Kami baru memindahkan barang barang saja disini..." Sahut Frans sambil tersenyum kepada kedua orang itu.

Anjeli juga begitu. Lalu ia melangkah kedepan, membukakan pintu untuk para tamunya.

" Mari silahkan masuk..." Kata Anjeli dengan sikap ramah.

" Terima kasih..." Balas kedua orang itu lagi.

" Oh iya, perkenalkan...Kami adalah tetangga anda. kami tinggal disitu!" Ujar sipria seraya menunjuk kearah rumah sebelah kiri.

" Kenalkan tuan, Saya Fatir. Dan ini istri saya...Namanya Erita..." Sambungnya lagi.

Tetangga yang bernama Fatir dan Erita itu menyalami Frans dan Anjeli. Keempatnya berkenalan sambil saling menampakan wajah penuh ceria.

" Saya Frans..."

" Saya Anjeli..."

" Apa kalian suami istri?" Tanya Erita.

" Haduh maaf, kami lupa mengatakannya...Iya, kami baru kemarin menikah." Jawab Anjeli dengan mimik wajah agak malu malu.

" Wah, rupanya kalian pengantin baru, ya..." Sambung Fatir.

Fatir ini tak lain adalah seorang Dokter kenalan dari Jelly. Yang baru dua bulan bertugas dikota ini.

" Oh, selamat menjadi tetangga baru dengan kami..." Ujar tuan Fatir lagi.

" Iya, senang berkenalan dengan kalian...Mari silahkan masuk... " Ajak Frans seraya berjalan mendahului orang orang itu.

Semuanya kini telah berada didalam rumah.

" Silahkan duduk, maaf masih agak berantakan..." Kata Anjeli secara sopan.

" Terima kasih..." Kata kedua tamunya bersamaan.

Diruangan tamu tersebut mereka mengobrol cukup panjang. Anjeli dan Erita rupanya baru berstatus sebagai seorang istri. Perkawinan mereka hanya berbeda tiga bulan saja.

Sedangkan para suami menyela nyela pada percakapan kedua wanita itu. Frans dan tuan Fatir tak lupa menjelaskan status pekerjaan masing masing.

" Wah hebat dong, anda adalah seorang dokter bedah yang punya pengalaman dimana mana..." Ujar Frans dengan wajah penuh kekaguman.

" Terima kasih Frans, mungkin akhir tahun saya akan ditugaskan keluar negeri. Sekalian melanjutkan title saya. Rasanya masih ingin menggapai title hingga menyandang gelar sebagai, Profesor..." Balas dokter Fatir berbangga.

Dia memamerkan dadanya...Hingga agak membusung kedepan, karena teramat percaya diri dihadapan semua yang ada disitu.

" Wah, anda sungguh seorang pria yang tangguh!" Ucap Frans.

Dia menatap wajah dokter Fatir dengan perasaan bimbang. Nalurinya mengatakan, bahwa dokter Fatir ini seorang yang suka meninggi dan agak angkuh. Tapi entahlah ya, karena Frans juga baru mengenalinya.

" Oh anda beruntung ya, punya suami yang ahli didalam pekerjaannya. Pasti anda sangat bangga sekali, tentunya..." Anjeli berkata kepada Erita.

Istri pak Dokter ini menjawab Anjeli dengan tersenyum sambil mengangguk kecil.

Sikapnya tampak jauh berbeda dengan suaminya. Wanita ini sedari tadi banyak menyimak dan mau berucap sesekali saja. Kesannya terlalu pendiam dan sangat keibuan.

" Hem...kalau anda sayang, apa merasa bangga juga, menjadi istri saya...?" Canda Frans menyela ucapan milik Anjeli.

Anjeli pun lantas tertawa renyah, " Iya, tentu saja saya bangga sayang..." Jawabnya pada Frans.

Semuanya ikut tertawa, mendengar gurauan itu.

Anjeli sejak awal, terlihat selalu menatap kearah tubuh pak dokter. Ada sesuatu yang dikaguminya disana. Sepertinya ia merasakan, rasa kagumnya ini terlalu luar biasa didalam hatinya.

Ah, kenapa saya sangat senang melihatnya, ya...? Kenapa hati saya bergetar bila memandangi sosoknya. Bagai ada sesuatu yang ingin saya tumpahkan kedalam dirinya...Ah, kenapa jadi begini...? Tanya Anjeli didalam hatinya...

Bersambung...