Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. Om Masih Mencintai Tantemu.
Pagi yang sibuk di dalam Mansion, para pelayan sibuk menyajikan sarapan di atas meja.
Lelaki yang berusia 35 tahun itu keluar dari kamarnya sendiri, pukul 3 pagi Emilio sudah pergi dari kamar yang ditempati Divya.
Kini dengan wajah segar dengan penampilan ala Bos kantoran, Emilio berjalan menuju meja makan.
Sudah ada istri dan calon istri barunya di sana, mereka berdua duduk bersebelahan. Mata lelaki itu menatap bergilir keduanya, namun anehnya pesona dari sosok Ellia yang pagi ini masih tetap dengan penampilan sexy nya, mampu menutup kecantikan Fayyana selama ini.
Kini pesona seorang Ellia hampir saja mampu menghapus setiap kenangan nya bersama Fayyana, tiba-tiba bibirnya tersenyum mengingat kejadian menggairahkan hari kemarin sampai tadi malam.
"Apa ada kabar baik? Kamu tersenyum-senyum, sayang? Apa kamu udah semb--" dengan cepat Fayyana menutup mulutnya, hampir keceplosan tentang keadaan suaminya yang impoten.
"Apa aku dilarang tersenyum?" balas Emilio.
"Bukan begitu, sudah lama sekali aku nggak pernah lihat senyum bahagia kamu, Mas. Makanya aku bertanya, kamu terlihat seperti Emilio yang dulu. Suamiku yang tampan dengan mata yang berbinar penuh dengan semangat hidup." Ujar Fayyana lembut, wanita itu bahkan berpindah duduk dan kini sudah duduk di samping Emilio.
"Aku suapi kamu, ya. Udah lama kita nggak bermesraan, sayang." Dengan cepat Fayyana melayani Emilio.
Emilio menatap wajah Divya, lelaki itu merasa tidak enak hati.
Tapi kenapa aku harus nggak enak hati pada Ellia? Bukankah Fayyana adalah istriku? Batin Emilio merasa konyol.
"Aaaaa, Mas."
Emilio menurut, satu suap nasi goreng masakan favoritnya di pagi hari itu sudah masuk ke dalam mulut. Tapi rasa nasi goreng hari itu terasa hambar, bahkan Emilio mengunyah dengan tak bersemangat.
Fayyana terus saja menyuapi suaminya itu, bahkan mengelap bibir Emilio yang terlihat sedikit bekas minyak disana.
Disaat Emilio masih memaksakan mengunyah, suara gesekan kursi terdengar dari seberang meja tempat Divya duduk.
"Aku sudah selesai, hari ini aku akan ke rumah sakit melihat kekasih-ku. Aku sudah sangat merindukan nya." Divya sengaja menekankan kata kekasih, ingin tau respon dari Emilio yang sejak tadi bermesraan dengan Fayyana menyakiti matanya saja.
"Mau bareng sama Om?" ajak Emilio yang sejak tadi memang tidak nyaman dengan perlakuan Fayyana tapi dia tidak ingin menolak, dalam pikirannya dia hanya takut penolakan darinya bisa membuat Fayyana curiga.
"Nggak usah, aku naik mobil online aja. Aku ingin menemui Maxime sendiri, lagian Om pasti sibuk dan harus cepat pergi agar sampai ke kantor pagi-pagi." Dengan berwajah dingin, Divya pergi dari sana.
Oke, oke! Harus pintar bersandiwara menghadapi wanita seperti Fayyana. Tenang saja... Finn mampu membunuhku demi kau wanita sund4l, aku pun bisa membuat Emilio berbuat kejam padamu, Fayyana!
Dengan cepat Divya berpakaian, kali ini outfit yang ia pakai tidak terlalu sexy namun juga tidak terlalu tertutup. Pilihan nya terjatuh pada pakaian dengan gaya fashion girly dan feminin, sebuah dress putih bermodel off shoulder yang berpotongan terbuka di bagian bahu.
Divya mematut tubuh milik Ellia di dalam cermin, rambut ia buat dengan model beach waves.
"Perfect!"
Divya menyempurnakan tampilan dengan memakai sepatu yang sesuai dengan usia Ellia yang masih 18 tahun, dia memakai sneakers dan tas model ceruk yaitu tas kecil jepang.
Divya masuk ke dalam lift, saat sampai di lantai bawah pintu lift terbuka. Dengan hati yang senang, Divya melangkah dengan ringan keluar dari dalam Mansion. Dia sudah memesan mobil online.
Namun tiba-tiba ada yang menarik lengannya dan menariknya, untung saja Divya memakai sepatu coba kalau high heels bisa-bisa kakinya keseleo saking cepatnya dia ditarik.
"Apa sih, Om?!"
"Diam! Nurut aja! Masuk!" Emilio membuka pintu mobil di bagian depan. "Jangan berani menolak atau kamu akan tau akibatnya!"
Melihat wajah garang Emilio, sebenarnya Divya sudah tidak takut lagi namun sepertinya jeratan nya kena sasaran. Sepertinya upaya nya di meja makan untuk memanasi Emilio dengan menyebut Maxime kekasihnya membuat Emilio cemburu. Mungkin?
Setelah mobil keluar dari Mansion, tiba-tiba Emilio menghentikan mobil di area yang sepi.
"Kenapa berhenti?" tanya Divya.
Namun bukan jawaban tapi tubuhnya ditarik dan kini tubuhnya sudah berada di atas paha Emilio.
"Ih, Om pelan-pelan dong... sakit tau!"
"Abisnya kamu bikin Om marah pagi-pagi! Coba sekali lagi kamu bilang perkataan kamu di meja makan tadi, kamu bilang merindukan kekasihmu. Lalu kamu anggap apa Om, hah?"
Tuh kan cemburu juga dia! Hahaha! Ingin sekali Divya bersorak puas tapi dia tahan.
"Om cemburu? Om udah mulai cinta sama aku, ya?" Divya mengeluarkan jurus nya, tangan nya mulai melepas dua kancing kemeja Emilio lalu tangannya masuk ke dalam mengelus da da berbulu lelaki itu.
Nafas Emilio langsung tidak beraturan, mudah sekali nafsunya terpancing gadis di pangkuan nya itu.
"Huh! Siapa bilang aku cemburu?! Om hanya ingin kamu jangan melewati batasan, putus lah dengan kekasihmu itu. Kita akan segera menikah, itu artinya kamu akan jadi istri Om. Jangan berani berdekatan dengan lelaki manapun apalagi berani berkhianat! Om nggak suka dikhianati!"
"Ih, Om sendiri mengkhianati Tante."
"Itu beda soal, kami memang sudah punya masalah. Sudahlah, jangan ikut campur urusan Om sama Tantemu." Suara Emilio penuh teguran.
"Ya udah sih, El nggak akan ikut campur."
"Hari ini Om akan siapkan pernikahan kita, mungkin hanya pernikahan sederhana. Kamu gapapa?" Emilio mengecup bibir Divya.
"Gapapa Om, emang Om udah yakin? Nggak bakal nyesel, kan?"
"Keputusan yang selalu Om ambil, nggak pernah sekali pun Om sesali."
"Tapi El tetep sedih, Om nikahi El cuma karena tanggung jawab dan janji Om sama El." Wajah Divya kembali menyedihkan, wajah andalan nya untuk meluluhkan hati Emilio.
"Memang kamu berharap pernikahan kita ini didasari apa? Cinta? Itu nggak mungkin, El. Om masih mencintai Tantemu, nggak mungkin hati Om bisa di isi dua wanita."
Divya mendengus kesal, wanita itu memalingkan wajahnya.
'Duh! Sulit juga bikin Emilio mencintaiku, apa benar kata Fayyana kalau Emilio cinta mati padanya? Apa aku harus menyerah?'
, terimakasih ya Thor,