"Maukah kau menikahi ku, untuk menutupi aib keluarga ku?" tanya Jisya pada seorang satpam yang diam menatapnya datar.
Kisah seorang gadis yang lebih rela di nikahi oleh seorang satpam muda demi tidak menikah dengan seorang pengusaha angkuh dan playboy.
Sanggupkah satpam datar itu bertahan di tengah-tengah keluarga istrinya yang sering menghinanya? atau dia memilih pergi saja? dan siapa kah sebenarnya satpam muda itu?
Mari ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjijikkan
"Ngapain di sini Mas?" Tanya Jisya kepada suaminya.
"Makan bakso, ngapain lagi," jawab Arga mengambil tempat duduk yang berada di dekat jualan kerobak itu.
Jisya ikut menduduk kan dirinya di dekat Arga kemudian melihat bapak-bapak yang sedang mengelola bakso di kerobaknya.
"Mas, yakin itu bersih?" Tanya Jisya kepada suaminya.
"Hm, aku sering makan di sini, bersih-bersih saja, buktinya aku tidak sakit kan?" jawab pria itu santai.
"Iya sih Mas, cuma sedikit aneh saja."
"Eh, Mas Arga. Mau makan bakso Mas?" tanya bapak-bapak gerobak yang menjual bakso itu.
"Ya pak, berikan saya doa mangkok."
"Yah, sebentar ya Mas."
Segera bapak-bapak penjual bakso itu membuat dua mangkok bakso untuk Arga dan Jisya.
"Kamu memang sudah sering makan di sini ya Mas?" Tanya Jisya mengedar pandangannya di sekeliling.
"Iya sudah sering." Jawabnya singkat.
"Kamu tidak malu makan di tempat seperti ini?" tanya Arga kepada istrinya.
Menggeleng, "tidak, hanya saja sebelumnya aku belum pernah makan di tempat seperti ini." Jawab gadis itu.
"Kenapa?"
"Mama Sua tidak pernah membenarkannya." Jawab gadis itu jujur.
Arga hanya menjawabnya dengan anggukan.
Drrt drrt drrt
Deringan di ponsel pria itu.
Terlihat Arga berdiri untuk menyambut panggilan teleponnya dan sedikit menjauh dari Jisya.
"Hello."
"....."
"Saya akan segera ke sana." Jawab pria itu memutuskan sambungan teleponnya.
Pria itu kembali menghampiri istrinya dengan wajah yang terlihat berbeda dari yang tadi. Karena pria itu terlihat cemas.
"Ada apa Mas? Siapa yang menelepon tadi? Kenapa kau terlihat khawatir?" Tanya Jisya mengerut.
"Tidak, bukan siapa-siapa hanya teman kerja." Bohong Arga.
Tidak berapa lama bapak-bapak itu akhirnya datang membawakan dua mangkok bakso untuk pasangan itu.
"Makanlah setelah itu kita pulang."
Jisya hanya mengangguk mengiyakan permintaan suaminya.
Usai pasangannya itu menghabiskan baksonya dan membayarnya keduanya pulang ke rumah keluarga Jisya.
Saat Jisya ingin melangkah masuk ke dalam rumah keluarganya. Arga menghentikannya.
"Malam ini aku akan tidur di tempat tinggal ku saja," kata pria itu.
Mengerut, "kenapa tidak tidur di sini saja mas?"
"Tidak, untuk malam ini aku ingin tidur di tempat tinggalku saja."
"Ya sudah, tidak apa-apa kalau Mas Arga maunya tidur di sana. Kalau begitu aku pamit pamit masuk ke dalam dulu." kata Jisya pada si suami saat melihat raut wajah pria itu yang seperti tak ingin dibantah.
Usai Jisya masuk ke dalam rumah, Arga pun menaiki motornya dan bergegas pergi dari pekarangan rumah keluarga istrinya.
Dan ternyata pria itu hanya berbohong jika dia ingin kembali ke tempat tinggalnya. Buktinya pria itu menjalankan motornya keluar dari kompleks dan menaiki sebuah mobil setelahnya dia pergi begitu saja tak ada yang tahu pria itu sebenarnya mau ke mana.
Saat Jisya sudah tiba di dalam rumah dia berpapasan dengan Malvin yang ingin pulang ke rumahnya.
Wanita itu dengan wajah datar ingin melewati malam ini begitu saja.
Tapi siapa sangka Malvin menahan dengan wanita itu.
Tak
"seharusnya anda tahu bersikap dengan istri orang!" ucap Jisya ingin kembali melanjutkan langkahnya.
"Kenapa kau memilih menikah dengan seorang satpam yang miskin seperti itu? tanya Jisya.
Sinis Jisya. "Dia memang hanya seorang satpam, tapi jika dibandingkan denganmu, harga dirinya jauh lebih di atasmu daripada kamu, yang menghamili kakak dari calon istrinya sendiri, sangat menjijikan!"