NovelToon NovelToon
Love Me, Again

Love Me, Again

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / nikahkontrak / perjodohan / patahhati
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.

Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.

Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.

Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.

Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.

"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit

"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"

Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.

"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"

"Sangat!"

"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"

"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 16

Sepanjang perjalanan pulang ke apartemen, Rega lebih banyak diam, seperti biasa. Hal itu selalu membuat Nandira merasa bad mood jika harus berlama-lama di dalam mobil dengan Rega. Tapi, mau bagaimana lagi, seberapapun pria itu cuek ia tetap suka, sejak dulu.

"Thanks ya, Ga. Udah mau antar aku tadi beli kado buat mama. O ya, nanti uangnya aku transfer ya ke rekening kamu," ucap Dira saat sampai di parkiran apartemen.

"Hem," Rega mengangguk.

Dalam hati, Nandira merutuk kesal karena pria tersebut ternyata mengiyakan uangnya untuk di ganti. Padahal uang segitu tidak ada artinya buat Rega. Itu terlalu menunjukkan kalau pria itu benar-benar tak peduli dengannya.

Mereka turun dari mobil. Mereka berpisah di depan lift yang akan Dira gunakan karena Rega memiliki lift khusus menuju penthousnya.

"Sekali lagi, makasih ya, Ga?" ucap Dira sembari menunggu lift terbuka.

Rega mengangguk, ia melanjutkan langkahnya.

"Ga!" panggil Dira. Rega menoleh.

"Apa kamu akan datang ke acara makan malam di rumah? Untuk merayakan ulang tahun mama, papa pasti mengundangmu secara khusus, kan?" Dira tahu sedekat apa Rega dengan ayahnya.

"Aku sudah bilang sama profesor kalau aku tidak bisa datang," jawab Rega. Nandira hanya bisa ber-oh-ria menanggapinya.

"Dira,,,,"

"Ya?" sahut Dira menoleh. Pasti Rega berubah pikiran, pikirnya senang.

"Mobil kamu sudah jadi, kan? Bersrti besok bisa berangkat ke Rumah sakit sendiri?" ucap Rega.

Ia tak ingin Nandira salah paham jika dia terus mengikuti keinginan wanita itu yang hanya ia anggap sebagai sahabat. Selama ini ia bersikap baik kepada wanita tersebut tak lain karena menghormati ayah Nandira. Berkat ayah Nandira yang membimbingnya, Rega berhasil menjadi seperti sekarang. Ia begitu dekat dengan profesornya tersebut. Sehingga ia merasa tak enak jika menolak saat Dira meminta bantuannya.

Nandira langsung berubah raut wajahnya, "Iya, udah... Maaf ya kalau beberapa hari ini aku selalu merepotkan," ucap Dira.

Rega hanya tersenyum tipis sebelum melanjutkan langkahnya masuk ke dalam lift khusus menuju lantai paling atas bangunan tinggi tersebut.

Dira menghentakkan kakinya karena kesal, terlihat sekali jika Rega enggan memberi tumpangan lagi kepadanya. Mobilnya memang sudah jadi dua hari yang lalu, tapi ia mengatakan jakau mobilnya masih belum jadi. Tak di sangka, ternyata Rega mengetahuinya.

.

.

.

Malam hari...

Sarah baru saja sampai apartemennya saat waktu menunjukkan pukul tujuh malam. Ia langsung mengisi daya ponselnya yang habis lalu membersihkan diri.

Setelah makan malam, barulah dia merebahkan diri di atas ranjang sambil menyalakan ponselnya kembali. Seperti hari-hari sebelumnya, chat dan panggilan dari Kendra memenuhi ponselnya.

Akhir-akhir ini Sarah sengaja menyibukkan diri dengan terus lembur bekerja dan langsung istirahat begitu sampai apartemen. Ia sedang benar-benar malas menanggapi Kendra. Padahal sebelumnya mereka sering jalan bareng sekedar untuk ngopi bersama setelah lelah bekerja.

Semuanya harus berubah, tak lagi bisa seperti sebelumnya di saat mereka berdua masih sama-sama menyandang status single. Kini Sarah merasa tak bisa sebebas sebelumnya lagi karena Kendra sebentar lagi akan menjadi suami wanita lain. Dan wanita itu tak lain adalah adik dari bosnya sendiri.

"Sar, kanu dimana sih? Aku benar-benar galau, pengin curhat," Sarah membaca pesan dari Kendra.

Panggilan tak terjawab dari pria itu juga memenuhi whatsapnya.

"Sory, Kend. Aku baru aja sampai apartemen. Capek banget mau istirahat," Sarah membalas chat dari Kendra yang di kirim pria itu dua jam yang lalu.

"Lagian, kan udah ada calon istri, kenapa cari aku? Kenapa nggak curhat sama Gisell aja, sih? Aku takut Kend,.. Takut nggak bisa nahan diri kalau kita masih terus ketemu," gumam Sarah menerawang plafon kamarnya.

Balasan chatnya tak di balas oleh Kendra. Entahlah, mungkin pria itu sudah lelah menghubunginya, atau mungkin marah karena merasa di abaikan, Sarah berusaha tak peduli.

Sarah memutuskan untuk tidur saja. Ia meletakkan ponselnya di atas nakas lalu mulai memejamkan kedua matanya.

.

.

.

Saat Sarah sedang lelap-lelapnya tidur, karena malam semakin larut, ponselnya tidak berhenti berdering hingga akhirnya membangunkannya.

Dengan malas Sarah mengambil ponselnya, dilihatnya nama Kendra memenuhi layar ponselnya.

"Astaga, ini orang!" omel Sarah yang masih merasa mengantuk tersebut.

Dengan malas, ia mengangkat panggilan tersebut supaya pria itu tak lagi mengganggu tidurnya nanti.

"Halo, apa sih Kend? Lihat-lihat jamlah kalau mau telepon, ganggu orang tidur aja!" sungutnya langsung.

"Maaf, apa Anda kenal dengan pemilik hape ini?" itu bukan suara Kendra yang bertanya. Sarah sampai mengecek ulabg nama kontak pemanggil, benar si Selimut, pikirnya.

"Maaf, ini siapa, ya? Kenapa hape teman saya ada sama Anda? Kendranya mana?" tanya Sarah kemduian.

"Maaf, nona. Teman Anda sekarang sedang beradad di pub X. Dia sudah sangat mabuk, nomor Anda adalah nomor yang terakhir dia hubungi, jadi saya menelepon Anda. Bisakah tolong nona menjemput teman Anda ini? Kalau pulang dalam keadaan mabuk seperti ini, saya khawatir terjadi sesuatu padanya di jalan,"

Tentu saja Sarah terkejut mendengar kalau Kendra berada di sebuah club, ia kenal betul seperti apa pria itu. Kendra tidak pernah mendatangi tempat itu apalagi sampai mabuk-mabukkan.

" Baiklah, saya akan ke sana sekarang!" ucap Sarah. Ia segera turun dari tempat tidur dan mengambil jaket. Rasa kantuknya mendadak hilang. Ia mengkhawatirkan Kendra.

"Astaga, Kend! Kamu kenapa, Sih? Sampai begini?" ucap Sarah begitu masuk ke dalam pub tersebut dan mendapati Kendra sedang memegang gelas berisi minuman beralkohol. Pria itu sudah mabuk berat seperti yang di katakan okeh penelepon tadi.

"Apa Anda nona yang tadi saya telepon?" tanya seorang pria.

"Iya, saya temannya," sahut Sarah.

"Sebaiknya Anda membawanya pulang, nona. Tadi dia hampir membuat ulah di sini. Saya sudaha mencegahnya untuk tidak minum lagi, tapi teman Anda ini tidak mau dengar,"

"baik, maaf sudah merepotkan," sahut Sarah.

Sarah menatap Kendra yang sangat kacau tersebut. Ia merebut gelas kecil di tangan Kendra saat pria itu hendak meneguk isinya.

Kendra menoleh, lalu tersenyum," Eh Sarahhh Kemana aja kamuuu, aku telepon nggak pernah di angkat. Aku mau nikah tahu! Kamu malah ngilang! Hehe," ujar Kendra.

"Ayo pulang! Kend!" Sarah menarik tangan Kendra namun pria itu menolak.

"Di sini,... Sesak!" Kendra menepuk dadanya sendiri.

"Aku bakal nikah sama cewek yang aku suka, tapi dia nggak cinta sama aku. Dia bilang mau berusaha cinta sama aku, tapi aku tahu itu nggak mungkin. Aku bakal punya beban tanggungjawab buat jamin kebahagiaan dia, kalau aku nggak bisa, bagaimana pertanggung jawaban aku sama tuan besar, sama Bos Elang. Semua orang percaya kalau Gisel benar-benar udah nggak cinta sama dokter Rega, tapi aku ragu! Mereka juga kelihatan sangat serasi sekali tadi aku lihat, sedangkan aku? Aku takut nggak bisa buat dia bahagia seperti permintaan tuan besar! Aku takut pernikahan ini justru akan membuat Gisel semakin trauma dan menderita nantinya! Di sini benar-benar terasa sesakkkk!"

Sarah mematung di tempatnya mendengar ocehan Kendra yang lancar tanoa sadar tersebut. Karwnajika sadar, Kendra tak akan mengatakannya, pria itu sebenarnya lebih sering menutup diri, kakau ketemu sarah bilangnya curhat, itu bukan untuk cerita soal masaahnya, hanya untuk mengobrol saja sebagai pelipur diri jika sedang galau.

Sarah tak menyangka ternyata pernikahan impian pria itu justru membebani pikirannya hingga seperti ini.

" Kalau kamu berat, kenapa nggak jujur aja sama pak Alex dan pak Elang?"ucap Sarah.

...****************...

1
Emy Chumii
setuju sama Rega 👍👍
DozkyCrazy
tolol nih si dokter
kenapa lu bukain pintu
kenapa gak tegasss juga
DozkyCrazy
tgl lu nya ajj x doct yg lepasin olangan
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍🌹🌹🌹🌹🌹
DozkyCrazy
dira emang salah tapi situ juga salah x mas
cara mu itu pengecut
DozkyCrazy
good x ini setuju sama Mpok dira
Emy Chumii
🤦🤦🤣🤣🤣🤣
DozkyCrazy
trauma jadinyaaa
Emy Chumii
good, Gisell 😎👍👍
Emy Chumii
cewek stres. udah tau Gisell istrinya Rega, lah kok malah ngajak bersaing 🤣🤣😪😪
DozkyCrazy
👏👏👏 Gisel kerren
DozkyCrazy
pake nanya lagi
wa ta dooo
DozkyCrazy
bagus sel jual mahal dulu
DozkyCrazy
Luar biasa
seruuuuuuuu 👏👏👏
DozkyCrazy
dokter ko otak nya cettek yaa
DozkyCrazy
ya elah pura" vikum om dokter
DozkyCrazy
👏👏 setuju sama kend ajj
DozkyCrazy
kecewa lebih tepatnya
DozkyCrazy
pengecut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!