berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman terbaik dari sebatas teman
Setelah mendapatkan termos es, akhirnya Aya pun bisa berjualan minuman dingin di warung nya.
"Assalamu'alaikum, teh Jaka nya ada?."
Tanya seseorang yang datang mencari Jaka.
"Ada, sebentar, saya panggil dulu."
Jawab Aya yang langsung masuk kedalam kamarnya.
Ayah, ada seseorang yang mencari kamu."
Ujar Aya yang langsung memberi tau pada Jaka.
Tak lama kemudian, Jaka pun akhirnya menemui temannya yang sedang menunggu nya diluar.
"om, mau kopi om."
Tanya Aya yang mencoba menawarkan kopi pada teman Jaka.
"Boleh teh, good day ada teh?."
Tanya teman Jaka yang tersenyum pada Aya.
"Aduh, ngga ada om, maaf hanya ada kopi seadanya."
Jawab Aya pada teman Jaka.
Akhirnya,jaka pun menemui temannya,
"assalamu'alaikum, ucap Jaka yang langsung bersalaman dengan teman nya yang datang ke warung nya.
"waalaikum salam, bagaimana jaka, sehat?."
Tanya teman Jaka kembali.
"Alhamdulillah, sehat kalau aku mah,ya kalau warung mah jangan ditanya."
Jawab Jaka yang tersenyum pada teman nya.
"Kenapa nggak dibanyakin aja kopi nya Jaka."
Tanya teman Jaka kembali.
"Aya,nini om Ali, teman ayah kalau main game bersama dengan om Acu."
Ujar Jaka yang memberi tau pada Jaka.
"Salam kenal om, maaf saya ngga tau kalau om teman suami saya."
Jawab Aya yang tersenyum pada Om Ali teman Jaka.
Aya pun memilih untuk masuk ke dalam kamar nya, tentu saja untuk bersiap-siap pergi ke rumah bu Dinar.
Setelah selesai bersiap-siap, Aya pun langsung meminta izin untuk pergi bersama dengan Nunu dan meninggal kan Nana bersama dengan Jaka.
"Mau kemana teh?."
Tanya om Ali yang melihat Aya berpamitan pada Jaka dan Nana.
"Mau kerja om, cuma setengah hari saja."
Jawab Aya yang langsung pergi meninggalkan Jaka dan Nana.
Setelah kepergian Aya...
"Jaka, kenapa istri kamu sampai bekerja?."
Tanya Ali teman Jaka yang merasa tidak enak melihat Aya bekerja dengan membawa anak kecil yang masih baru jalan.
"Nunu suka nakal kalau tidak ada Ibu nya."
Jawab Jaka yang memberi tau pada Ali.
"Kenapa tidak kamu saja yang bekerja Jaka?."
Tanya Ali yang melihat wajah Jaka yang sedang memangku Nana.
"Aku belum dapat pekerjaan Ali, untuk sementara biarkan Aya yang bekerja."
Jawab Jaka yang terlihat tidak tega saat melihat Aya masuk kedalam rumah bu Dinar.
"Apa Nunu tidak akan menggangu Aya Jaka?."
Tanya Ali yang juga melihat Aya yang masuk ke dalam rumah bu Dinar.
"Sepertinya tidak, buktinya Aya tidak mengeluh pada ku mengenai Nunu."
Jawab Jaka kembali pada Ali.
Terlihat kurang dekat memang antara jaka dan Ali, tidak seperti teman temannya yang lain yang begitu dekat dengan Jaka.
"Sebenarnya Aya ingin berjualan bakso Ali, hanya saja kurang modal."
Jawab Jaka yang akhirnya bercerita tentang apa yang menjadi masalah utama nya.
"Butuh berapa Jaka?."
Tanya Ali yang menanyakan berapa modal untuk warung nya.
"Aku kurang tau untuk masalah modal, Aya yang lebih tau."
Jawab Jaka yang memang belum tau berapa jumlah nominal uang yang dibutuhkan nya.
"Nanti malam aku tunggu di kantor, sekalian kita bermain game bersama."
Ujar Ali yang mengajak Jaka untuk datang ke warung milik nya.
"Aduh, aku tidak enak jika datang ke kantor kamu."
Ujar Jaka yang malu untuk datang ke kantor Jaka.
"Cuma ada aku Jak, tidak ada siapa-siapa lagi,
sekalian ambil uang buat modal warung kamu."
Jawab Ali yang membuat Jaka kaget saat itu juga.
"apa!!, jadi kamu mau kasih aku pinjaman?."
Ujar Jaka yang masih tidak percaya jika orang yang tidak begitu dekat dengan nya, justru menawarkan pinjaman pada nya.
"Tidak usah Li, mau bayar pakai apa aku."
Jawab Jaka yang menolak pemberian dari Ali.
"kalau aku tidak percaya dengan kamu Jaka, aku tinggal bakar saja warung kamu."
Ujar Ali yang tertawa saat melihat wajah Jaka yang bingung.
Jaka pun tidak bisa menjawab apa-apa lagi,
mungkin dengan berjualan bakso, Aya tidak perlu bekerja dirumah bu Dinar.
Beberapa jam kemudian...
"Jak, aku pulang dulu, si bos sudah menelpon."
Ujar Ali yang langsung berpamitan pada Jaka.
"makasih Li, udah mau mampir ke warung yang kosong kaya gini."
Jawab Jaka yang langsung mengantar kan Ali
yang sudah duduk di motor milik nya.
"Sama-sama Jak, jangan lupa malam kekantor."
Ucap Ali yang kembali mengingat kan Jaka.
"Siap,,,,tenang saja, sepulang Aya kerja aku juga bisa ke sana."
Jawab Jaka sebelum akhirnya Ali pun pergi meninggalkan warung nya.
Menunggu kepulangan Aya, Jaka pun dengan tenang nya menjaga warung milik nya yang masih jarang ada yang membeli.
waktu pun terus berjalan, akhirnya Aya pun kembali pulang.
"Mah, kamu yakin mau berjualan bakso?."
Tanya Jaka yang langsung mendekati Aya yang sedang menurun kan Nunu yang sedang tertidur di gendongan Aya.
"Ya niat lah, kalau tidak niat, untuk apa aku sampai bekerja seperti ini."
Jawab Aya yang tanpak seperti kelelahan.
"Ya sudah, kalau mau nanti aku ambil uang dari Ali."
Jawab Jaka yang memberi tau pada Aya.
"Uang dari mana Ayah, Kamu jangan mengada-ada."
Jawab Aya yang terlihat tidak percaya dengan ucapan Jaka.
"aku dan Ali sebenarnya tidak terlalu dekat, bahkan aku lebih sering kesal dengan sikap nya."
Ujar Jaka yang bercerita tentang Ali yang tadi pagi datang ke warung milik nya.
"Terus, masalah nya apa?, aku sudah tidak aneh dengan sikap teman teman kamu yah."
Jawab Aya yang justru terlihat tidak suka dengan cerita Jaka.
"Aku nggak nyangka loh, kenapa justru Ali yang datang menwarkan pinjaman modal usaha untuk kita."
Ujar Jaka yang masih menjelaskan pada Aya.
"Aku tidak mau banyak berharap yah, dan ujung-ujungnya aku sendiri yang akan terluka."
Jawab Aya yang masih tidak mau percaya.
"Sepertinya kamu sedang tidak mau aku ajak bicara Aya, sebaik nya kamu istirahat saja dulu."
Ujar Jaka yang melihat wajah Aya yang terlihat sangat lelah.
"Iyah, bekerja dengan Nunu yang menempel di belakang ku, rasanya seperti menanggung beban yang tidak lepas selama aku bekerja.''
Jawab Aya yang langsung membalik kan tubuhnya.
"Astaghfirullah, kenapa kamu tidak bilang Aya,
biarkan saja Nunu bersama dengan Nana."
Ujar Jaka yang memberi tau pada Aya.
"Aku tidak mau jika Nunu sampai kamu pukul,
kan kamu tau jika Nunu pasti susah di atur."
Jawab Aya yang memberi alasan pada Jaka.
"Maaf Aya, aku memang sering ringan tangan,
tapi saat ini, aku sedang belajar untuk menjadi seorang ayah dan suami yang baik, setidaknya aku tidak ringan tangan."
Jawab Jaka yang langsung memeluk tubuh Aya.
Diakhiri dengan pelukan hangat, kisah pun bersambung.
Jangan lupa, tunggu update terbaru nya setiap hari.