NovelToon NovelToon
Godaan Suami Tetangga

Godaan Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

Arumi Khoerunisa, seorang wanita yatim piatu yang peristri oleh seorang pria yang selalu saja menghina dirinya saat dia melakukan kesalahan sedikit saja.
Tapi kehidupan seketika berubah setelah kehadiran tetangga baru yang rumahnya tepat disampingnya.

Seperti apakah perubahan kehidupan baru Arumi setelah bertemu tetangga baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Meski hari sudah beranjak siang Arumi masih tak melihat sosok Erlan.

Pria yang biasanya sibuk di ruang fotonya, kini tempat itu terlihat sepi seperti tak berpenghuni.

Dengan sangat berat hati, Arumi memutuskan untuk mengirim pesan pada Erlan. Arumi ingin memastikan dugaannya.

[Erlan....] Sapa Arumi memulai.

Untuk beberapa saat tak ada balasan dari Erlan. Hal itu membuat Arumi mendadak lesu. Semangatnya menjalani hari menguap begitu saja.

Arumi merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menunggu balasan pesan dari Erlan.

Hingga tak berselang lama sebuah notifikasi pesan terdengar.

Arumi seketika bersemangat. Arumi dengan cepat membaca pesan yang memang benar dikirim oleh Erlan, yang sangat ia tunggu-tunggu.

[Apa, Arumi?]

[Kamu lagi apa?) balas Arumi basa-basi.

[Ini, baru mau mulai motret]

[Kalau tadi?] Pertanyaan Arumi kini seolah menginterogasi Erlan.

[Tadi?] balas Erlan yang bingung dengan pertanyaan Arumi.

[Iya tadi, sebelum kamu mau mulai melukis. Kamu lagi apa?]

[Ooh... Tadi aku mandi, makan, santai sambil ngerokok, beberes sebentar. Terus terakhir baru ke ruang foto. Emang kenapa?]

[Kirain kamu marah]

[Marah?]

[Iya, marah]

[Marah kenapa?]

Arumi tiba-tiba merasa bodoh. Bodoh karena sudah berfikiran seperti itu. Sudah sok tahu menerka-nerka isi hati Erlan beberapa waktu yang lalu.

"Ah... Bukannya kami gak ada hubungan apa-apa. Benar, buat apa dia marah?" batin Arumi merutuki dirinya sendiri.

[Lupakan. Aku cuma salah ketik kok] balas Arumi setelah selesai meruntuki diri.

Setelah pesan yang di tulis Arumi terkirim, tiba-tiba ponsel Arumi berdering yang ternyata panggilan masuk dari Erlan.

Arumi merasa sedikit heran. Meski pada akhirnya Arumi segera menerima panggilan itu.

"Halo!" Sapa Arumi lirih.

"Aku cemburu banget." Ucap Erlan tiba-tiba membuat Arumi seketika tercengang mendengarnya.

"Cemburu?"

"Iya. Cemburu lihat kemesraan kalian tadi pagi." Jawab Erlan dengan gamblang.

Entah kenapa, perasaan Arumi mendadak berbunga-bunga mendengar Erlan yang berterus terang.

Arumi merasa sangat bahagia mendengar apa yang di ucapkan Erlan. Erlan yang jujur soal rasa cemburunya ia rasakan terhadap Arumi.

"Kok, diam?" gumam Erlan menanggapi Arumi yang tak menjawab.

"Maaf ya, Erlan!"

"Kenapa minta maaf?"

"Ya, karena udah bikin kamu cemburu."

"Iya gak papa." jawab Erlan sedikit tersenyum.

"Aku juga yang salah, sih, pakai ngintip kegiatan menyenangkan kalian segala."

"Bukan kegiatan menyenangkan, kok!" Jawab Arumi yang spontan berkata seperti itu.

"Kok, bukan? Maksudnya?" Tanya Erlan heran.

"Emmm, lupain aja!" sergah Arumi karena ia bingung harus menjawab apa.

Arumi ragu untuk menjelaskan kalau apa yang tadi ia lakukan bersama Ibrahim, bukanlah sesuatu yang ia sukai.

"Kamu hari ini sibuk?" Ucap Erlan mengalihkan pembicaraan.

"Enggak. Paling cuma ke pasar. Beli bahan-bahan makanan buat masakin Mas Ibrahim."

"Mau aku temenin?"

"Hah?" Arumi mendadak kaget mendengar tawaran Erlan.

"Gak usah! Nanti malah dilihat orang-orang, gak enak." tolak Arumi cepat.

"Kita kan bisa jalan berjauhan."

Arumi sontak tersenyum saat mendengar ide Erlan.

"Ada-ada aja kamu."

"Gimana? Kamu mau?"

Arumi berfikir sejenak.

"Kalau aku naik mobil kamu, aku takut ada yang tau. Mungkin lebih baik gak usah aja."

Erlan merasa sedikit kecewa mendengar penolakan Arumi. Tapi mau bagaimana lagi, itu demi kebaikan mereka berdua.

Akhirnya Erlan hanya bisa menerima penolakan Arumi dengan lapang dada.

Ia tak bisa memaksakan keinginannya untuk menemani pergi ke pasar. Meski, sebenarnya dia sangat ingin menemani Arumi.

Tapi ternyata kepasrahan Erlan justru malah membuat Arumi sedikit kecewa.

***

Arumi segera naik ke dalam bus. Arumi mencari bangku kosong yang nyaman untuk ia duduk selama di perjalanan.

Ya, di jam-jam kantor seperti ini memang keadaan bus selalu sepi melompong. Arumi melihat hanya beberapa penumpang yang ada di dalam.

Tiba-tiba seseorang duduk persis di sebelah Arumi. Seorang pria yang memakai kaca mata hitam dan topi di kepalanya.

Arumi sedikit merasa heran, kenapa pria itu memilih bangku di sebelahnya. Padahal bangku-bangku yang lain masih sangat banyak yang kosong.

Arumi menoleh ke arah orang itu untuk memastikan.

"Erlan!" Arumi sontak terkejut saat tahu kalau orang di sampingnya ternyata Erlan.

Erlan hanya hanya tersenyum santai menaggapi ekspresi terkejut Arumi sambil membenarkan posisi duduknya.

"Hai, Arumi!" Sapa Erlan sambil melemparkan senyum manis dari bibirnya yang indah.

"Kamu di sini?"

Erlan mengangguk. Lagi-lagi ia tersenyum menanggapi ucapan Arumi.

"Kalau kaya gini gak bakal ada yang tau, kan?" Jawab Erlan yang ternyata tak kehabisan akal untuk tetap bisa menemani Arumi.

"Tapi...." Ucap Arumi ragu.

"Tapi apa?"

"Kan, kalau ada yang kenal sama kita. Tinggal bilang aja kita kebetulan ketemu di sini." Ucap Erlan santai.

Apa yang dikatakan Erlan memang benar. Kebersamaan mereka akan terlihat wajar kalau sampai diketahui oleh orang lain.

Hal itu membuat rasa panik Arumi segera mereda. Rasa was-wasnya berangsur-angsur menghilang.

"Kamu biasa naik bus? Kenapa gak naik taksi aja, lebih nyaman kan?" tanya Erlan setelah lumayan lama bus melaju membawa mereka.

"Enggak. Aku lebih suka kaya gini. Dengan begini aku jadi bisa sedikit berinteraksi sama orang lain."

"Maksud kamu?" Erlan nampak bingung.

"Setelah menikah sama Mas Ibrahim. Aku jadi sama sekali gak berhubungan sama orang lain. Gak bersosialisasi sama mereka. Aku meninggalkan semua kebiasaanku yang dulu. Meninggalkan pergaulanku sama siapapun. Meninggalkan teman-temanku dan meninggalkan orang-orang terdekatku."

"Mas Ibrahim bilang, setelah menikah seorang istri cuma milik suaminya. Gak boleh terbagi buat yang lain. Aku cuma bisa patuh, walau ia terkesan sangat mengekangku. Aku gak diizinin keluar rumah kalau bukan ada hal yang penting. Aku gak boleh berhubungan dan berteman sama siapapun, apalagi sama orang asing." Ucap Arumi panjang lebar.

Raut wajah Arumi yang terlihat sedih, membuat Erlan saat itu juga mengelus rambut Arumi seraya menatap Arumi dengan tatapan iba.

"Aku gak papa, kok." tukas Arumi sebelum Erlan mengungkapkan rasa prihatinnya terhadapnya.

Kini Erlan tak bisa berkata-kata lagi. Ia berusaha menghormati Arumi atas usahanya menyembunyikan kesedihannya yang memang terlihat nyata.

"Kamu gak pernah naik bus, ya?" Arumi mengalihkan pembicaraan.

"Pernah."

"Beneran?"

"Iyaa!."

"Kapan?"

"Sekarang."

Seketika Arumi tertawa mendengar candaan Erlan.

"Dasar!" umpat Arumi gemas.

"Tapi mulai sekarang aku bakal sering-sering naik bus kaya gini." Ucap Erlan sambil tersenyum penuh arti.

"Maksudnya?"

"Soalnya aku mau bisa terus nemenin kamu belanja kaya gini. Boleh?" Tanya Erlan dengan tatapan penuh harap.

Arumi mengangguk kecil. Arumi seketika merasakan wajahnya yang memanas karena rasa malu setelah mendengar ucapan Erlan.

***

Mereka turun di sebuah halte bus tepat di depan pasar tradisional. Seperti janji Erlan, ia benar-benar menjaga jarak dari Arumi.

Kadang pria itu berjalan di belakang Arumi, kadang ia mendahului Arumi, kadang ia juga berada di seberang jalan.

Namun yang pasti, mereka tetap berkomunikasi. Mereka terus saja ngobrol via telepon.

Ya, kelakuan mereka ini malah seperti seorang ABG yang sedang kasmaran. Sangat lucu dan sangat mendebarkan.

"Emang kamu mau masak apa? Kok pakai beli daun bawang segala?" ucap Erlan saat ia melihat Arumi tiba-tiba berhenti di depan nenek penjual daun bawang.

"Aku mau masak soto. Mas Ibrahim yang minta tadi pagi."

"Ooh..."

"Kok ooh?"

"Aku jadi iri."

"Iri kenapa?" Arumi merasa bingung.

Arumi menoleh sekilas ke arah Erlan yang berposisi lumayan jauh di belakangnya.

"Kapan ya, kamu bisa masakin juga buat aku!" Lirih Erlan, yang masih bisa di dengar oleh Arumi.

"Kamu kan udah ada yang masakin sendiri." Tukas Arumi.

"Siapa?"

*************

*************

1
Ma Em
Aku setuju kalau Arumi sama Erlan daripada sama Ibrahim lelaki yg tdk punya pendirian sebentar baik sebentar galak plin plan orangnya
dynda
buat ibrahim selingkuh sama erika thor
dynda
ibrahmin coba selingkuh sama istri erlan thor
Ma Em
Ibrahim ini kadang baik kadang sadis banget sama Arumi sampai pukul Arumi , coba selidiki Ibrahim beneran punya selingkuhan
💞Aulia Adriani💕
recommended
ReogKhentir
Waduh...... Arumi kelihatannya keceplosan bicara ini bisa bahaya nanti........ pasti Rika berpikir keras dengan maksud dari menjadi obyek foto atas ucapan Arumi tadi
ReogKhentir
Pasti kepala atas bawanya Ibrahim pusing berat karena lagi tanggung 😁😁😁
Rohmi Yatun
arumi kok gitu.. jgn nambah mslh buat diri sdri... selesai kan semuanya baru melangkah .. biarpun gk ngapa2in tp pandangan orang lain yg melihat pasti beda.. apalgi kalo pasangannya yg melihat..
lanjut Thor.. double up dong🙏👍👍
ReogKhentir
Ibrahim bukan suami yang baik Arumi kenapa masih tetap bertahan dengannya....... sudah sering berbuat KDRT pula selama hidup berumah tangga bersamanya, sudah tinggalkan saja
Ma Em
Aku benci banget sama si Ibrahim kok sama istrinya galak banget apa saja yg dilakukan Arumi dimata Ibrahim itu selalu salah ga ada benarnya sdh Arumi tinggalkan saja suami macam Ibrahim itu.
Vajar Tri
ehm gawat ini rumput tetangga lebih hijau kaya nya 😅😅😅😅
ReogKhentir
Ibrahim mananya saja yang bagus kelakuan sama tingkah laku sama persis seperti kewan binatang..... sudah mandul berlaga lagi mau nikah sama perempuan lain
ReogKhentir
Tebar pesona mulai dilakukan Erlan pada Arumi........ semakin lama Arumi pasti luluh juga hatinya pada Erlan
ReogKhentir
Belum tahu saja ibu Darmi kalau anaknya Ibrahim yang ternyata mandu...... bergaya ingin menikahkan dengan anak teman dekatnya
Ma Em
Arumi kalau Ibrahim sampai poligami mending kamu cerai saja untuk apa mencintai kalau hanya untuk disakiti.
Ma Em
Kenapa Arumi masih mau memaafkan Ibrahim meskipun itu suaminya karena sehabis menganiaya Arumi dia minta maaf tapi diulang lagi dan lagi semoga Arumi segera sadar bahwa lelaki itu bkn hanya Ibrahim seorang didunia ini sdh tinggalkan saja Ibrahim
Vajar Tri
Ibrahim,, jangan salahkan Arumi jika nanti berpaling ya .....jangan marah ma 🤭🤭
Vajar Tri
arumi pergi dari sana 🥹🥹🥹🥹
Vajar Tri
sadis Ibrahim.... 🫢🫢🫢
Vajar Tri
Ibrahim nama doank plus kelakuan minus 😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!