Cinta memang tidak pandang usia. Seperti itulah yang dialami oleh seorang gadis bernama Viola. Sudah sejak lama Viola mengangumi sosok adik kelasnya sendiri yang bernama Raka. Perbedaan usia dan takut akan ejekan teman-temannya membuat Viola memilih untuk memendam perasaannya.
Hingga suatu kejadian membuat keduanya mulai dekat. Viola yang memang sudah memiliki perasaan sejak awal pada Raka, membuat perasaannya semakin menggebu setiap kali berada di dekat pemuda itu.
Akankah Viola mampu mengungkapkan perasaannya pada Raka disaat dia sendiri sudah memiliki kekasih bernama Bian. Mungkinkah perasaannya pada Raka selamanya hanya akan menjadi cinta terpendam.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 : Pesaing Cinta.
Raka bergegas bangun dan menarik tangan Hilda keluar. Hilda adalah gadis yang nekad, Raka tidak ingin ada keributan, apalagi sekarang ada Viola disana. Viola sendiri ingin menyusul keluar, namun langkahnya dihadang oleh Ezar dan Roy didepan pintu.
"Itu siapa? Pacarnya Raka yah?" Tanyanya. Tatapannya kini beralih menatap ke arah Raka yang sedang mengobrol serius dengan seorang gadis didekat motornya.
"Bukan bukan, dia cuma temen, bukan pacar," jelas Ezar, tak ingin ada kesalah pahaman pada gadis yang dia sendiri belum tau pasti statusnya dengan Raka. Mungkin akan lebih baik jika Raka saja sendiri yang menjelaskannya nanti.
Sementara didepan sana sedang terjadi perdebatan kecil antara Raka dan Hilda.
"Aku nyariin kamu. Aku telefonin nomor kamu gak pernah aktif, aku kerumah tapi kamu juga tidak ada. Sebenarnya kamu pergi kemana selama beberapa bulan ini?"
"Gue kan udah bilang jangan nyariin gue lagi. Kita udah gak ada hubungan apa-apa dan gue lagi pengen sendiri tanpa diganggu oleh siapapun."
"Tapi aku khawatir! Aku sayang sama kamu, aku gak mau kita putus."
"Da, please. Kita udah selesai ya?"
Hilda menoleh ke arah Viola, tatapannya menunjukkan rasa tidak suka. Viola yang merasa sedang ditatap oleh langsung menurunkan pandangannya kebawah. Salah gak sih dia? Bagaimana jika iya gadis itu adalah pacarnya Raka, hampir saja tadi dia keceplosan menyatakan perasaannya.
"Dia siapa?" Tunjuk Hilda dengan dagunya. "Pacar kamu?"
"Bukan urusan Lo. Mending sekarang Lo pulang dan jangan cariin gue lagi. Gue ingin fokus belajar!"
"Ck, sejak kapan kamu jadi anak baik-baik, Ka? Aku kangen Raka yang dulu."
"Cukup, Da! Kalau Lo gak mau pergi, biar gue yang pergi." Raka melangkahkan kakinya menuju ke arah viola yang sedang berdiri bersama dengan Ezar dan Roy. Dia langsung meraih tangan gadis itu dan menggenggamnya erat. "Aku antar pulang sekarang ya?"
Tanpa menunggu jawaban dari Viola, Raka langsung membawa ke arah motornya dan memakaikan helmnya dikepala Viola. Bagaikan seorang anak kecil, Viola hanya nurut aja dengan perlakuan Raka. Tak peduli jika sepasang mata sedang menatap tidak suka padanya.
-
-
-
Raka menghentikan motornya disamping gerobak bakso dipinggiran jalan. Dia mengajak Viola turun dan membantu melepaskan helm yang terpasang dikepala Viola. Mereka yang melihat pasti akan mengira jika keduanya adalah sepasang kekasih muda. Tapi Viola tidak ingin dibuat ke GeEran, apalagi setelah melihat gadis yang tadi datang mencari Raka. Sepertinya mereka memiliki hubungan spesial, terlihat dari tatapan gadis itu yang seperti menyukai Raka
"Bang, baksonya dua porsi ya," ucap Raka pada bapak penjual bakso.
"Iya dek. Bentar bapak bikinin dulu," jawab si bapak penjual bakso lalu mulai meracik baksonya.
Raka menarik tangan Viola dan mengajaknya duduk di bangku panjang. Mereka duduk saling berhadapan.
"Diem aja, laper?" Tanya Raka karena selama perjalanan tadi Viola tak berucap sepatah katapun. Viola masih penasaran dengan gadis yang tadi ngobrol dengan Raka.
Viola menggelengkan kepalanya, "Tadi siapa?"
"Yang mana?" Tanya Raka balik. Viola menyimpan dulu pertanyaannya saat Bapak tukang bakso keburu datang mengantarkan dua mangkuk bakso pesanan.
"Makasih Pak!" Raka mengambil botol saus dan menuangkannya ke dalam mangkuk baksonya, lalu menambahkan sedikit kecap dan dua sendok sambal.
"Cewek yang tadi__ Pacar kamu?" Tanya Viola membuat Raka mematung dan menatapnya. Sedetik kemudian pemuda itu mengulum senyuman diwajah.
"Mantan," jawabnya jujur . Lalu dia kembali mengaduk baksonya yang sudah ditaburi bumbu dan mulai menyuapkannya ke dalam mulut.
"Oh___" Viola ber'oh panjang.
Raka asyik menyantap baksonya, sementara Viola malah bengong sambil tangannya mengaduk-aduk mangkuk baksonya. Pikirannya melalang buana jauh sampai ke negeri awan. Kalau tadi dia sempat ngomongin perasaannya, kira-kira tanggapan Raka bakal bagaimana ya? Rendah banget gak sih kalau cewek yang nyatain perasaan duluan?
"Kok gak dimakan?" Tanya Raka menyadarkan Viola dari lamunan. "Mau disuapin?"
Viola tertawa garing, "Heh_ gak usah, ini juga mau dimakan kok."
"Oya, tadi kamu mau bilang apa, katanya kamu suka___" Raka mengingat ucapan Viola sebelum tadi terpotong karena kedatangan Hilda.
Jelas saja Viola langsung panik ditanya seperti itu. Jawabannya ya aku suka sama kamu, kalau bahasa kerennya 'sumpah i love you'. Tapi gak mungkin kan Viola ngomong jujur, apalagi setelah melihat mantan pacar Raka yang cantiknya mirip-mirip artis Korea Kim So Hyun. Viola langsung dibuat menciut nyalinya.
"Aku suka__ suka___ suka sama baksonya! Enak__!!!" Viola buru-buru memasukkan dua bakso ke mulutnya hingga mulutnya menggembung karena penuh dengan bakso. Raka tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Viola yang menggemaskan. Gadis itu tidak terlihat jaim sama sekali didepannya. Viola memang berbeda dari gadis-gadis lain.
-
-
-
Keesokan harinya Viola kembali disibukkan dengan kegiatan belajar disekolah. Momen kemarin bersama Raka masih terngiang di benak Viola. Belum lagi mantan pacar Raka yang sepertinya masih mengejar cinta Raka. Nambah pesaing aja nih!
"Ngumpulin keberanian itu susah banget, tapi pas udah mau ngomong ada aja halangannya," ungkap Viola pada Amel saat jam pelajaran sudah selesai. Bu Siska sudah keluar dari dalam kelas dengan sejak 10 menit yang lalu.
"Ha_ha__ itu mah Lo-nya aja yang gak bisa ngungkapin," jawab Amel sambil membuka lembar demi lembar buku ditangannya. Dibuka doang enggak dibaca.
"Ilfil gak sih cowok kalau ada cewek yang ngungkapin perasaannya duluan? Terus kalau gue ditolak gimana? Bakal malu kan." Mungkin yang ini ceritanya jauh berbeda dari cerita drama-drama Korea yang biasa ceweknya yang ngungkapin perasaannya duluan. Viola tidak memiliki keberanian sebesar itu untuk mengungkapkan perasaannya. Pasti bakal berakhir memalukan apalagi jika sampai ditolak. Mau ditaruh dimana wajahnya.
"Terus Lo mau nunggu dia nembak Lo duluan? Ya sabar-sabar hati sih kalau itu. Apalagi pesaing banyak." celetuk Amel.
Apa yang dikatakan Amel memang benar. Viola memanyunkan bibirnya, mengingat banyaknya pesaing cinta yang berlomba-lomba meraih hati Raka. Entah siapa yang akan jadi pemenangnya, yang pasti nyali Viola sudah mulai menciut setelah kehadiran mantan pacar Raka kemarin.
"Dih, bukannya kasih dukungan juga. Udah ah gue mau ke toilet dulu," ujar Viola bergegas bangun dari duduknya.
"Ya udah, gue tunggu di kantin ya?" Ucap Amel yang dijawab anggukan oleh Viola.
Keduanya berjalan keluar kelas, Amel berjalan ke arah kantin sementara Viola menuju ke toilet. Setelah selesai dengan hajat kecilnya, Viola membuka kembali pintu kamar mandi. Namun dia dibuat terkejut saat satu ember air mengguyur wajah dan tubuhnya hingga basah kuyup.
Byuuuurrrr
...🍁🍁🍁...
seharusnya kamu bangga,punya cowok brondong...😆😆😆
5🌹 dulu buat ka author biar semangat up
aku kadang sampe kaget... nukan histeris lho ya.. kalo liat belut hutan yg gedenya kek ular
Viona ada drama kecebur gak?? si Raka kasih cpr... ehhh🤭🤭🤭
awas... ntar tersebar luas,, mualuu lhoo🤣🤣