Logan Ruiz, putra tunggal Darius Ruiz, marah besar ketika pria paruh baya yang ia hormati itu memutuskan menikah lagi. Ia bahkan membawa seorang wanita dan anak perempuannya ke Mansion Keluarga Ruiz. Logan berusaha menggagalkan rencana pernikahan itu dan mengajak anak perempuan wanita itu untuk bekerja sama. Namun, anak perempuan itu tak mau mengganggu kebahagiaan wanita yang sangat ia sayangi. Hingga akhirnya Logan menggunakan cara yang menurutnya paling ampuh, yakni menodai gadis itu dan mengaku di hadapan Darius Ruiz. Hal itu akan menggagalkan rencana pernikahan Ayahnya itu. Namun siapa yang menyangka jika Alina, nama gadis itu, memilih pergi agar pernikahan itu tetap berlangsung dan menutup rapat kejadian malam kelam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MOMMY KANDUNGMU
Pranggg
Gelas yang sedang dipegang oleh Alina, meluncur begitu saja dengan bebas ke atas lantai. Jantungnya langsung berdetak dengan cepat dan tubuhnya pun bergetar.
“Mommy!” gumam Alina.
Hal pertama yang muncul di dalam pikirannya adalah Mom Flo. Alina langsung memegang daddanya dan mencoba mengatur nafasnya. Tiba-tiba saja perasaannya kacau saat ini. Bahkan air mata luruh begitu saja di kedua pipinya.
Setelah membersihkan pecahan gelas, Alina kembali mengambil air dan meneguknya hingga tandas. Ia melangkah menuju sebuah kursi kayu dengan bantalan di bagian dudukan dan sandarannya. Alina memejamkan matanya dan mencoba berpikir positif.
“Mommy akan baik-baik saja, Uncle Darius akan menjaganya dengan baik. Tenanglah, Al,” Alina mengatur nafasnya sambil mengelus perutnya beberapa kali.
**
Darius yang mendengar kecelakaan yang menimpa Flo, istrinya, langsung keluar dari ruang meeting. Sementara Logan berada di rumah sakit, ia memang menyempatkan diri untuk mengatur Perusahaan Ruiz, dengan dibantu oleh Vin. Semua meeting dan tanda tangan dipindahkan ke Darius sampai Logan bisa beraktivitas kembali.
“Uncle pergi dulu, Vin. Kamu lanjutkan meetingnya,” kata Darius bergegas.
“Baik, Uncle,” kata Vin.
Darius tak bisa mengontrol perasaannya saat ini. Wanita yang sudah ia cintai sejak lama, kini terbaring di rumah sakit. Ia bahkan berkali-kali meneriaki supirnya agar melajukan mobil lebih cepat lagi.
Sesampainya di rumah sakit, Darius langsung masuk dan menuju ke ruang ICU. Tampak ruang ICU masih tertutup dengan rapat, tanda mereka sedang melakukan tindakan. Setelah beberapa saat, pintu ruang ICU terbuka dan menampakkan seorang perawat.
“Tuan Ruiz?”
“Bagaimana keadaan istri saya?” tanya Darius pada perawat itu.
“Saat ini pasien masih dalam penanganan dokter. Kami ingin meminta bantuan, apakah ada anggota keluarga yang memiliki golongan darah yang sama dengan pasien? Pasalnya darah pasien termasuk langka,” kata sang perawat.
Darius mulai menampakkan raut wajah yang semakin kacau. Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan.
“Apa tidak ada stock sama sekali?” tanya Darius.
“Tidak ada, Tuan. Pasalnya ini adalah golongan darah langka.”
“Cari di rumah sakit lain, aku akan membayar lebih!” kata Darius dengan gusar.
“Kami juga sudah melakukan hal itu, Tuan. Namun kami tak bisa memprediksi kapan waktu darah itu datang. Selain itu, stock yang ada kemungkinan tak banyak, sementara pasien kehilangan banyak darah.”
“Arghhh!!!” Darius berteriak sambil menarik rambutnya, hingga semua pengunjung rumah sakit yang berada di sekitarnya pun jadi menoleh ke arahnya.
Tiba-tiba saja terpikir sebuah nama di kepala Darius, “Logan.”
Ia segera berlalu dari sana dan meminta perawat untuk memberitahu pada dokter bahwa ia akan segera kembali untuk membawa pendonornya.
Darius langsung melangkah lebar menuju ke ruang perawatan Logan. Nafasnya sudah memburu dan ia harus mengatur kalimat demi kalimat yang akan ia katakan.
Namun ketika ia membuka pintu ruang perawatan tersebut, matanya membulat karena melihat kekacauan yang dibuat Logan.
“Logan! Ada apa ini sebenarnya?” Mata Darius menangkap sebuah paperbag yang sudah jatuh di lantai dengan makanan yang berantakan. Bahkan tiang infus sudah terjatuh dan dari punggung tangan Logan menetes darah karena sepertinya putranya itu menarik infus dengan kasar.
Hoekkk hoekkk
Untuk kesekian kalinya Logan kembali masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Ia kurang naffsu makan dan lebih sering memuntahkan semuanya.
Namun tadi saat ia mencium wangi makanan yang benar-benar menggugah seleranya. Ia membuka paperbag itu dan melihat makanan kesukaannya yang biasa dibuatkan oleh Mom Natalie dan membawakannya ke Perusahaan Ruiz.
Ia langsung membukanya dan memakannya. Enak, itulah yang pertama ia rasakan. Bahkan rasanya sama dengan yang dimasak oleh Mom Natalie. Tapi tiba-tiba ia teringat siapa yang barusan membawakannya dan Logan langsung melemparkannya begitu saja hingga berantakan.
“Pergilah, Dad! Urus wanita tak tahu malu itu dan katakan padanya, jangan pernah datang lagi ke sini. Aku tak ingin melihat wajahnya sama sekali dan aku akan segera keluar dari Mansion Ruiz secepatnya,” kata Logan.
Darius menghela nafasnya. Ia kini dilanda dilema untuk meminta bantuan dari Logan. Namun, hanya Logan yang bisa membantunya dengan cepat saat ini.
“Baiklah, terserah padamu. Tapi maukah kamu membantu Dad kali ini?” tanya Darius.
“Membantu Dad? Katakan saja,” jawab Logan.
“Dad membutuhkan darahmu.”
“Darahku? Untuk apa?”
“Ada yang membutuhkannya dan persediaan di rumah sakit ini sedang kosong,” jawab Darius.
Logan menautkan kedua alisnya. Tampak tatapan memohon dari mata Dad Darius dan hal itu menimbulkan kecurigaan dalam diri Logan.
“Siapa yang memerlukannya?” tanya Logan.
Darius bingung bagaimana harus mengatakannya pada Logan, pasalnya Logan pasti tak akan memberikannya jika mengetahui siapa yang membutuhkan donor darah darinya.
Namun, demi keselamatan Flo, Darius harus mencobanya. Ia seperti bertaruh untuk hal ini.
“Katakan siapa yang membutuhkannya?!” tanya Logan sekali lagi dengan nada suara yang mulai meninggi lagi.
“Flo, Flo yang membutuhkannya. Ia mengalami kecelakaan dan saat ini membutuhkan donor darah. Darahnya cocok dengan milikmu, Log,” kata Darius.
Terdengar suara tawa dari Logan, “Cihhh!!! Dad kira aku akan memberikannya? Dad kira aku sudi memberikan darahku pada wanita yang telah merebut posisi Mommy? Tak akan pernah!”
“Log …”
“Biarkan saja dia mati!!” teriak Logan.
“Logan!!”
“Dia itu Mommymu!”
“Mommyku hanya Mom Natalie. Tak akan ada Mommy lain untukku. Tak akan ada yang bisa menggantikannya, hanya Mom Natalie,” kata Logan.
“Nyawanya sedang berada di ujung tanduk, Log. Apa kamu tak bisa berempati sedikit? Hanya kamu yang bisa menolongnya,” Dad Darius berusaha memohon.
“Berempati? Apa dia berempati saat merebut suami sahabatnya sendiri?! Bagaimana bisa dia menjadikan suami sahabatnya sebagai suaminya sendiri? Aku tetap tak akan membantunya, biarkan saja dia mati dan Dad menjadi duda!” kata Logan. Logan sudah tahu bahwa Mom Natalie dan Flo dilu adalah sahabat, dari foto yang ia temukan di album foto masa sekolah Mommynya itu.
“Kamu benar-benar membencinya?”
“Ya, aku membencinya hingga ke dasar hatiku.”
Darius menghela nafasnya, sepertinya sudah saatnya Logan mengetahui kebenarannya.
“Kamu tahu, Log … jika tak ada Flo, maka tak akan pernah ada dirimu di dunia ini. Kamu akan menyesal!”
“Aku tak akan pernah menyesali apa yang sudah kupilih,” ujar Logan.
“Dad akan memberitahu satu kebenaran padamu,” Darius kembali menghela nafasnya dalam, “Mom Natalie bukanlah Mommy kandungmu.”
“Jangan bercanda denganku, Dad! Apa Dad ingin aku mempercayai semua itu?” kata Logan.
“Apa Dad berharap aku menolong wanita itu hanya karena itu?” lanjut Logan.
“Tentu saja! Itu karena dia adalah Mommy kandungmu!!” teriak Darius pada akhirnya.
🌹🌹🌹
Karyanya bagus alurnya thorr💞🙏🏻