NovelToon NovelToon
My Bad Boy My Boss

My Bad Boy My Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:209.5k
Nilai: 4.7
Nama Author: Puput

"Buang obat penenang itu! Mulai sekarang, aku yang akan menenangkan hatimu."
.
Semua tuntutan kedua orang tua Aira membuatnya hampir depresi. Bahkan Aira sampai kabur dari perjodohan yang diatur orang tuanya dengan seorang pria beristri. Dia justru bertemu anak motor dan menjadikannya pacar pura-pura.
Tak disangka pria yang dia kira bad boy itu adalah CEO di perusahaan yang baru saja menerimanya sebagai sekretaris.
Namun, Aira tetap menyembunyikan status Antares yang seorang CEO pada kedua orang tuanya agar orang tuanya tidak memanfaatkan kekayaan Antares.
Apakah akhirnya mereka saling mencintai dan Antares bisa melepas Aira dari ketergantungan obat penenang itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28

"Suster, ada apa?" tanya Aira sambil menatap dua orang yang masuk ke dalam ruang rawatnya. Dia terkejut melihat Toni dan Fadil memakai baju perawat berjalan mendekatinya sambil membawa kursi roda.

"Mau apa kalian ke sini?" Aira waspada saat mereka mendekat. Dia turun dari brankar tapi Toni menahan tangan Aira lalu memukul punggungnya hingga pingsan. Dia melepas infus yang menancap di pergelangan tangan Aira dengan paksa lalu mendudukkannya di kursi roda.

"Tenang Aira, kita tidak akan menyakiti kamu. Kita hanya ingin menggunakan kamu untuk mendapatkan uang 1 milyar."

"Siapa kalian?" Suster yang menjaga Aira masuk dan berteriak tapi sebelum ada yang dengar, Fadil segera memukul punggung suster itu hingga pingsan. Kemudian mereka berdua membawa Aira keluar menggunakan kursi roda.

Satu jam kemudian, Rizal datang dan melihat Aira sudah tidak ada di kamarnya. Melihat suster yang pingsan di lantai, dia berasumsi bahwa Aira diculik.

"Dokter!" panggil Rizal saat melihat dokter jaga di bagian ruang VIP sedang berjalan di lorong. "Pasien atas nama Aira dimana? Apa dia diculik karena suster yang menjaganya pingsan di lantai."

Dokter itu segera menghubungi keamanan rumah sakit untuk mengecek CCTV. "Silakan ke ruangan keamanan untuk mengecek CCTV. Pihak rumah sakit akan membantu mengusutnya." Dokter itu mengantar Rizal menuju ruang kontrol CCTV.

Sambil berjalan, dia terus mencoba menghubungi Antares. Tapi panggilan itu tidak terhubung. "Pak Ares kemana? Kenapa ponselnya tidak aktif."

Kemudian Rizal menghubungi Riko. Akhirnya Riko menjawab panggilan itu. "Riko, Aira diculik, Pak Ares tidak bisa dihubungi. Iya, aku sedang mengecek CCTV dan melapor polisi. Kamu terus coba hubungi Pak Ares."

...***...

Antares menghentikan mobilnya di dekat pelabuhan. Dia mendapat kabar bahwa ayah kandung Aira bekerja di pelabuhan sebagai buruh bongkar muatan kapal.

Antares mengambil ponselnya untuk melihat foto yang dikirim orang suruhannya. "Sinyalnya buruk. Untung aku sudah simpan fotonya."

Antares turun dari mobil dan mencari keberadaan Galih. Dia melihat beberapa orang yang sedang membongkar muatan kapal. Dia terus memperhatikannya.

"Cari siapa?" tanya seseorang setelah meletakkan kotak besar di dalam mobil logistik. Dia mengusap keringat dengan handuk kotor yang menggantung di lehernya.

Antares melihat ponselnya lagi. Ternyata, takdir mempermudah pencariannya. "Pak Galih?" tanya Antares karena wajah itu sangat mirip dengan yang ada di ponselnya. "Saya Antares. Bisa bicara sebentar."

"Saya banyak pekerjaan." Galih memutar langkahnya dan akan kembali bekerja tapi langkahnya berhenti saat mendengar ucapan Antares selanjutnya.

"Ini tentang Bu Rika dan putri kandung Bapak."

"Putri kandung saya? Saya tidak punya putri."

"Saya akan menjelaskannya sama Pak Galih. Bisa minta waktunya sebentar."

Akhirnya Galih mengiyakan ajakan Antares. Mereka duduk di depan warung kopi. "Mbak, kopi dua," pesan Galih. Dia menatap Antares dari ujung kaki sampai kepala. "Sepertinya Anda bukan orang sembarangan," kata Galih.

"Saya ... Tidak, saya hanya orang biasa. Apa Pak Galih memang mengenal Rika?"

"Wanita murahan yang meninggalkanku di saat terpuruk. Dia lebih memilih pergi bersama orang yang menjebakku."

Antares terdiam mendengar perkataan Galih. Sepertinya ada kesalahpahaman yang besar yang terjadi di antara mereka. "Fadil?"

"Kamu kenal mereka semua? Siapa kamu?"

"Saya tahu beberapa hal tentang Pak Galih. Pak Galih dijadikan kambing hitam perusahaan karena ulah Fadil. Pak Galih dipenjara selama 10 tahun, dan di blacklist dari seluruh perusahaan dan membuat Pak Galih bekerja di pelabuhan ini."

Galih tersenyum kecil, lalu meneguk sedikit kopi hitamnya. "Tidak menyangka, selama bertahun-tahun baru kali ini ada yang memata-mataiku."

"Semua ini saya lakukan demi Aira. Anak kandung Pak Galih yang Pak Galih tidak ketahui keberadaannya."

"Anak kandung? Rika hamil anak Fadil," kata Galih sambil mengeraskan suaranya. Sangat terlihat jelas jika dia sangat emosi dengan hal itu.

"Tidak! Bu Rika mengandung anak Pak Galih. Fadil yang telah merencanakan semua itu dengan licik. Dia bilang pada Bu Rika, bahwa Pak Galih melarikan diri dengan uang itu dan tidak mau bertanggung jawab, Bu Rika percaya begitu saja dan terbujuk rayuan Fadil."

Galih hanya mengepalkan tangannya mendengar hal itu. Dia tahu bagaimana liciknya Fadil, tapi dia tidak menyangka Fadil melakukan itu semua.

Antares mengeluarkan foto dari dompetnya dan menunjukkan pada Galih. "Ini Aira. Putri Bapak yang sudah berusia 27 tahun. Kalau Bapak masih tidak percaya, saya bisa membantu untuk melakukan tes DNA."

Galih mengambil foto itu dan menatapnya. Bagian hidung Aira memang mirip dengannya.

"Saya kasihan sama Aira, sepanjang hidupnya, dia tidak pernah merasakan kasih sayang Ayahnya. Fadil yang mengaku ayahnya justru terus memerasnya. Hasil kerja keras Aira selama bertahun-tahun terus diambil oleh Fadil bahkan dia sampai tega menjual Aira hanya demi uang. Aira sampai menderita anxiety disorder dan bergantung pada obat penenang."

Galih hanya terdiam. Entah mengapa, hatinya ikut terluka mendengar hal itu.

"Saya minta tolong, temui Aira agar Aira bisa merasakan kasih sayang ayahnya."

"Aku seperti ini. Dia juga tidak mungkin bahagia mempunyai Ayah mantan napi dan tidak punya apa-apa. Kamu saja yang menjaganya, dia pasti bahagia bersama kamu."

"Pak, tolong pikirkan lagi." Antares mengeluarkan kartu nama dan dia berikan pada Galih. "Jika Bapak ingin menemuinya, hubungi saya saja."

Galih hanya mengambil kartu nama itu tanpa mengiyakan.

"Saya permisi karena masih banyak pekerjaan. Saya harap, Pak Galih segera menemui Aira. Saya yakin, Aira pasti senang bertemu ayah kandungnya." Kemudian Antares berdiri dan berjalan menuju mobilnya.

Hari sudah sore, dia harus segera kembali ke kantor sebelum malam karena dia akan menemani Aira di rumah sakit.

Setelah melajukan mobilnya dan keluar dari pelabuhan, ponsel Antares bergetar beberapa kali. Banyak pesan dan panggilan tak terjawab. Saat dia akan menghubungi Riko, ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. Dia menepikan mobilnya untuk sesaat dan menerima panggilan itu.

"Hallo ...."

"Aira sekarang ada sama aku. Kalau kamu ingin menyelamatkannya, bawa uang tebusan sebesar satu milyar."

Antares terkejut mendengar suara itu. "Toni! Kamu jangan main-main. Aira tidak mungkin sama kamu."

"Kamu tidak percaya? Aku akan kirim buktinya dan alamat yang harus kamu datangi. Kamu antar uang itu malam ini juga. Sendiri! Kalau tidak, Aira akan menjadi milikku." Kemudian panggilan itu terputus.

Antares segera membuka kiriman video pendek yang memperlihatkan Aira sedang tak sadarkan diri dengan tangan dan kaki yang terikat. "Aira!"

Antares segera melajukan mobilnya menuju alamat yang dia terima dari Toni. Dia menghubungi Riko sambil fokus dengan jalanan.

"Pak Ares, Aira diculik!"

"Iya, barusan Toni menghubungiku. Dia minta uang tebusan satu milyar. Aku akan ke sana sendiri. Kamu hubungi polisi dan datang ke alamat yang aku kirim."

"Pak Ares, jangan ke sana sendiri."

Antares memutuskan panggilan itu. Dia semakin menambah laju mobilnya. "Aira, aku pasti akan menyelamatkanmu."

1
Uba Muhammad Al-varo
👍👍👌 Riko, sekarang gaskeun lah ke pelaminan jangan cuma ngeliat kemesraannya Ares dan Aira doang.
Mrs.Riozelino Fernandez
atciyeeee.... ternyata udah sama sama cinta ya...
Mrs.Riozelino Fernandez
😆😆😆😅😅😅😅
Nafsiah
Wihh gercep juga yaa,, langsung sat set,, ga perlu drama dulu😃lanjut kaa..
Atma Inatun Nikhma
Luar biasa
istrina onet
wahhh ternyata Riko garcep juga, akhirnya kata CINTA terucap dari Riko untuk Eva.......
istrina onet
Ares bakalan klabakan kalau Aira pakai baju dinas begitu 🤭🤭🤭
yellya
widih gercep ya ko 🤣🤣
Salim S
sat set juga s ricko takut d embat orang ya..
Uba Muhammad Al-varo
nah gitu dong Riko jujur ke Eva,jadi hati lega jadinya kan Riko.
Surinten wardana
Aduh riko langsung amat y
Mrs.Riozelino Fernandez
waaaah...ternyata 😍😍😍😍
akhirnya ngaku juga ya Riko...
Mrs.Riozelino Fernandez
sering sering aja di atas Ra,bisa gampang dapat anak cowok...
mama fia
seru thor..
Neng Saripah
hayo loh aira 😂😂
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Mrs.Riozelino Fernandez
siap siap kamu di terkam Aira...
😆😆😆😆
istrina onet
iya Riko CINTA, kamu saja yng belum menyadarinya kalau kamu itu sudah jatuh cinta sma Eva. ayo Riko cepat ungkapkan pda Eva kburu Eva d embat yng lain nyesel nanti kami
u.....
istrina onet
Riko apa kamu mengalihkan phobia kamu atw memanpaatkan kesempatan dlm kesempitan???
istrina onet
kalau udah gini apa Ares dan Aira bakalan jadi latihan berenangnya ?????🤔🤔😅😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!