Mia,
gadis yatim piatu yang menerima perlakuan tak adil dari keluarga paman apalagi sepupunya. Dia di bully di Kampus dan di rumah.
Mia menyukai salah satu seniornya.. tapi bukan sambutan yang dia terima.
Mia akhirnya memilih menelan semua pahit yang menggerogoti mulutnya. dia bertekat akan kembali nanti membalas semua perlakuan dan hinaan yang datang kepadanya.
apakah nia akan menemukan kebahagiaan?
apakah ada pria yang mampu meluluhkan hatinya yang sempat keras ?
Mampukah seorang CEO dingin memeluk tubuh ringkih si gadis cantik yang menarik hatinya?
Ini karya kedua aku. semoga kalian suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmebet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Telfon Pertama
Sedangkan di kantor.
Saat ini edward sedang uring uringan.. dia membuka ponselnya lalu menutupnya lagi.
Awalnya edward ingin selalu menghubungi mia.. tapi edward juga tidak mau jika mia merasa terganggu lalu ifiil padanya karena terkesan buru buru dan memaksa. makanya edward menahan diri menghubungi mia sekedarnya saja. basa basi tentang masalah kontrak kerja saja.
Pagi ini, edward sangat bersemangat.. dia yang tidak bertemu mia beberapa hari, ingin menunjukkan penampilan terbaik untuk mia.
Edward sudah menyuruh rey menyediakan stelan baju kerkjanya yang baru, rasanya tak sabar ingin segera bertemu mia.. karna hari ini jadwalnya kerjasama dengan MW group di QQ group.
Tapi,
Edwaed harus kecewa, saat membuka pintu ruang rapat.. yang dia cari tak ada di sana. hanya ada david, sang tangan kanan mia. gadisnya.
Perubahan wajah edward tertangkap oleh rey dan david. mereka seakan paham apa yang di cari pria dingin itu.
"Saya mewakili MW group tuan.. mohon maaf sebelumnya, Nona kami berhalangan untuk hadir hari ini" ucap david seakan tau pertanyaan edward.
"Lanjutkan. " ucap edward dingin.. rey dan david segera menyiapkan pembahasan mereka.
Tau begini mending tidur.. pikir edward tidak fokus.
"Kheem"
"Kalian lanjutkan.. saya ke ruangan saya dulu" edward langsung berlalu sebelum menerima anggukan atau jawaban dari dua asisten di dalam.
David dan rey yang memiliki pikiran tentang untung rugi... mereka kembali fokus melanjutkan pembahasan kerja sama dan kinerja di lapangan.
***
Edward kesal.. mia hanya membaca pesannya.
"Apa dia sakit?" batin edward menduga duga. edward seakan merasa bodoh.. padahal dia punya suruhan yang biasa mengikuti mia. dia lupa.
edward melempar hp nya ke meja pelan.. lalu dia memejamkan mata.
Ting!
Edward segera membuka mata dan meraih ponselnya..
"Maaf tuan edward, saya sedang di luar bersama mama saya. Hari ini saya di wakilkan oleh kak david, orangtua saya ingin menghabiskan waktu bersama"
Edward tersenyum.. ternyata gadisnya tidak sakit. apalagi mia begitu menjelaskan keadaannya.. seakan akan takut edward salah paham.
"Jam berapa kalian pulang nona?" terkirim.
"Sebentar lagi pulang tuan"
"Tolong kabari saya jika nona sudah di rumah"
Jangan tanya bagaimana panasnya pipi mia saat ini.
membaca pesan edward membuat mia seakan akan jadi pacar yang sedang di posesifin oleh kekasihnya.
walaupun deg degan dan merasa aneh. mia tetap menjawab.
"Baik tuan"
edward terseyum.. dia mengambil jas nya.
Dia meninggalkan perusahaan sesukanya. nanti saja jika dua orang yang dia tinggalkan di ruang rapat sudah selesai.. dia akan menelfon kalau dia sudah pulang lebih dulu.
Sungguh CEO lucknut. untung stok kesabaran rey sangat melimpah.
***
"Terimakasih tuan david, sejauh ini semua sesuai ekspektasi kita"
"Benar tuan rey, saya sangat terbantu dengan semua saran dan masukan anda"
mereka mengakhiri rapat dengan profesional.
hingga.
drrrt drrt derrt
"Halo rey"
"Iya Tuan"
"Aku sudah pulang, tak perlu datang menemui saya hari ini."
"Baik tuan.." jawab rey mengerutkan dahi. ada apa dengan tuannya.
"Dasar bucin.." gumam rey pelan. tapi david mendengar nya.
"Tu.. eh maksud saya rey, menurutmu apakah ada kemungkinan tuan edward dan nona kami memiliki sesuatu?" tanya david mengeluarkan jiwa jiwa julid nya.. dia sudah sangat penasaran selama ini. karna tuan edward sangat berbeda di depan nona mia.
Rey awalnya diam.. memang sih tingkah tuannya ini begitu ketara. siapapun juga bisa melihat jika tatapan edward pada mia itu berbeda.
"Hhhhhhuh" rey menghela nafas.
"Sepertinya iya david, tuan edward jadi gampang uring uringan. dan gampang juga tersenyum konyol" ucap rey pelan. dia takut ruang rapat ini ada perekam suaranya.
"Apa anda tidak suka?" tanya david heran.. kenapa rey terkesan tidak suka jika nona mia dan tuan edward semakin dekat.
.
"Bukan begitu, hanya saja.. citra tuan edward yang dulu angkuh kukuh dan dingin.. malah terlihat melow. Dan saya tidak mau musuh ataupun saingan memanfaatkan ini mengecoh tuan"
.
David manggut manggut.. benar juga. dan kalau itu terjadi posisi nona mia juga bahaya.
"Ini belum pasti.. kita lihat saja kedepannya rey. kita akan menjaga tuan dan nona kita bersama sama" david mengakhiri pembicaraan ini sebelum kemudian dia pamit undur diri dan kembi ke mw group.
.
.
.
Mia dan mama sudah sampai di rumah. mereka terlihat begitu cerah dan gaya rambut yang sepertinya habis di rapikan.. sangat cantik.
"Bahagia banget kayaknya" papa menunggu mereka sambil menonton yutup di ponselnya.
"Iya dong.. papa sih gak ikut. ini buat papa.. pasti tadi ngiler" ejek mia bercanda menyerahkan sushi buat papa.
"Kebetulan papa lagi nonton video video mukbang.. malah bikin lapar" jawab papa sumringah.
"Hahaha.. mia ke dalam dulu ya ma , pa" mia masuk ke dalam kamar. dia ingin istirahat.. tubuhnya lelah.
Eh.
dia ingat dia belum mengabari taun edward.
"Kami sudah pulang tuan"
Setelah mengirim pesan itu, mia merasa mungkin edward hanya bertanya iseng aja. jadi dia merebahkan tubuhnya.. setelah meletakkan tas dan ponselnya.
Tapi, niat hati ingin terjun ke dunia mimpi.
drrrt drrrt drrrt...
Mia meraih ponselnya yang ada d nakas samping ranjang.
"Tuan edward?" gumam mia melihat nama si penelfon. mereka tidak pernah telfonan.. hanya chat dan itu pun hampir semua tentang pekerjaan dan basa basi yang lain.
Mia menggeser tombol hijau.
"Halo tuan.." mia memiringkan tubuhnya sambil menunggu suara di seberang.
"Halo nona.. apakah saya mengganggu?" ahh suara berat dan terdengar lembut di telinga mia. bolehkah dia sedikit egois? ingin lebih dekat lagi dengan pria yang dia kagumi ini?
"Tidak tuan, saya juga sudah di kamar sedang bersantai"
Mereka diam sejenak.. bingung ingin membicarakan apa.
"Maaf tuan, tadi saya harus di wakilkan kak david. apakah semua nya berjalan baik?" tanya mia mencari topik
"Saya tidak tau nona.. karena saya juga tidak ikut rapat"
"Ha?" kening mia mengerut.
"Saya kira nona akan hadir, makanya saya juga datang ke kantor. ternyata nona sedang izin, makanya saya segera pulang" jawab edward jujur.
Mia di seberang sana tersenyum mendengarnya. apakah tuan edward tidak tau bahwa edward terdengar begitu lucu dan menggemaskan saat ini.
Mia bingung menanggapinya. dia berbunga bunga seakan akan sedang di nantikan kehadirannya.
"Ah tuan bisa saja.. saya minta maaf tuan jika sata terkesan kurang profesional" jawab mia merendah.
"Tidak sama sekali nona.. rey dan david juga sudah mengurus semua. Kita sudah beberapa hari tidak bertemu. saya ke kantor ingin bertemu nona"
Blush...!
Mia memutar mutar tubuhnya di ranjang. dia bisa gila.. hanya dengan kata begitu saja mia ingin menghampiri edward sekarang. tapi mereka juga tak punya status apa apa. selain rekan kerja.
Edward juga di seberang sana sedang tersenyum.. dia bingung kenapa dia harus jujur begitu dan nampak bodoh di depan mia.
Edward mendengar suara halus dari gadisnya pertama kali dari telfon.. sangat merdu. dan sangat candu.
BERSAMBUNG...