Impian Malika menikah dengan Airlangga kandas ketika mendapati dirinya tidur bersama Pradipta, laki-laki asing yang tidak dikenalnya sama sekali. Gara-gara kejadian itu Malika hamil dan akhirnya menikah dengan Pradipta.
Sebagai seorang muslimah yang taat, Malika selalu patuh kepada suaminya.
Namun, apakah dia akan tetap menjadi istri yang taat dan patuh ketika mendapati Pradipta masih menjalin asmara dengan Selina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Tidak Perduli Lagi
Bab 16
"Apa Kakak tahu kalau Kak Selina bilang sama aku katanya Kak Malika sudah tahu perselingkuhan Kakak dengannya. Tapi, Kak Malika diam saja seperti orang bodoh!" kata Puput dengan penuh penekanan. "Katanya lagi kalau sampai Kakak tetap mau melepaskan dirinya, saat itu juga dia akan mengirimkan semua bukti kejahatan keluarga kita kepada Om Andromeda."
"Apa?" Pradipta terkejut sekaligus marah. Dia tidak menyangka kalau Selina sampai seperti itu. Laki-laki itu pun melemparkan handuknya ke kursi meja makan, lalu pergi.
"Dipta mau ke mana kamu?" tanya Bu Mayang berteriak.
Seolah tuli, Pradipta pergi ke luar rumah mengabaikan ibunya. Pria itu menaiki mobil menuju ke rumah Selina.
Tidak sampai 30 menit Pradipta sudah sampai ke rumah Selina. Laki-laki itu masuk ke dalam tanpa mengucapkan salam sama sekali.
"Selina!" teriak Pradipta.
"Apa?" Selina ke luar dari kamar dalam keadaan memakai handuk karena baru saja selesai mandi.
"Kamu berani membongkar hubungan kita kepada Malika!" ucap Pradipta masih dengan nada tinggi.
"Jangan salahkan aku! Kamu duluan yang cari gara-gara. Jika tidak aku mana mungkin melakukan itu!" balas Selina dengan nada tinggi juga.
"Dengar, kalau sampai Malika menuntut cerai, aku tidak akan segan-segan berbuat nekad kepadamu!" ucap Pradipta mengancam.
Selina tertawa terkekeh. Dia tahu kekasihnya mana berani melakukan itu kepadanya.
"Ingat janji kamu dahulu kepadaku! Walau kamu menikah dengan wanita itu, kamu tidak akan meninggalkan aku," ujar Selina sambil menusuk dada Pradipta dengan jari telunjuk.
"Namun, apa nyatanya sekarang? Kamu bilang ingin mengakhiri hubungan kita dan membina rumah tangga yang sesungguhnya dengan wanita itu! Kamu pikir aku ini apa, hah!" lanjut wanita yang memiliki rambut panjang berwarna cokelat kemerahan.
"Karena aku merasa akan lebih bahagia jika hidup bersama Malika dibandingkan dengan kamu yang selalu saja banyak menuntut. Aku lelah terus hidup seperti itu. Sedangkan Malika membuat aku sadar akan arti hidup di dunia ini," ucap Pradipta memberi tahu yang sedang dia rasakan saat ini.
Selina marah, lalu menampar keras pipi kanan Pradipta. Dia tidak mau ditinggalkan begitu saja oleh laki-laki yang sangat dicintainya itu.
"Alasan saja! Kamu bilang seperti itu karena wanita itu akan memberi kamu anak, iya, kan?" Selina melotot seperti orang kerasukan. "Ingat apa yang sudah kita sepakati dahulu kalau bayi wanita itu akan menjadi milik kita begitu lahir dan kamu akan mencampakkan wanita itu!"
Pradipta lupa dengan ucapannya sendiri yang pernah dikatakan kepada Selina. Karena wanita itu tidak akan pernah mengandung selama hidupnya, maka dipilihlah Malika untuk mengandung keturunan.
Dahulu, Selina menangis meraung-raung ketika Pradipta bilang akan menanamkan benih miliknya pada wanita lain. Kebetulan keluargannya menaruh dendam kepada keluarga Andromeda yang memiliki seorang putri. Maka dipilihlah Malika untuk mengandung anak Pradipta.
Rencana itu sudah dirancang dalam waktu yang lama dan dipersiapkan sebaik mungkin. Pradipta harus bisa membuat Malika hamil dalam satu kali tidur dengannya. Laki-laki itu harus memastikan dirinya dalam keadaan subur dan siap melakukan pembuahan.
Beruntungnya dalam sekali melakukan itu Pradipta berhasil membuat Malika hamil. Jika pun gagal, maka akan melakukannya lagi.
"O ... Sepertinya kamu sudah jatuh cinta sama wanita itu!" tuduh Selina dengan senyum sinis.
Pradipta diam. Entah sejak kapan dia melihat Malika dengan pandangan berbeda. Bukan hanya fisiknya saja yang cantik, tutur kata dan perbuatan sang istri juga membuat dia merasa dihargai sebagai suami dan laki-laki terhormat.
Perlahan tapi pasti, Malika mulai menyusup ke dalam hatinya dan menggeser Selina yang selama belasan tahun sangat dia cintai. Niat awalnya membuat Malika menderita malah dirinya sendiri yang terjerat akan pesona wanita itu.
"Aku rasa normal saja bagi laki-laki bisa jatuh cinta kepada Malika. Seorang wanita yang cantik, bertutur kata lemah lembut, menghormati suami, mertua, dan saudaranya. Sekarang aku paham kenapa banyak pria yang mengidamkan Malika untuk menjadi pasangan hidupnya," ucap Pradipta jujur.
Selina memukul dan mencakar Pradipta karena sudah berani memuji wanita lain di hadapannya. Terlebih lagi wanita itu yang malah diberi status sebagai istri oleh sang kekasih.
"Brengseek kamu, Dipta! Karena merasa wanita itu banyak kelebihan dibandingkan aku, kamu mau membuang aku! Kamu pikir aku akan diam saja, hah! Mendapatkan perlakuan kamu seperti ini." Selina terus melancarkan serangan kepada laki-laki di depannya tanpa ampun. "Lihat saja apa yang akan aku lakukan kepadanya jika kamu berani meninggalkan aku!"
"Jika sampai terjadi sesuatu kepada Malika, aku juga tidak akan tinggal diam. Berarti kamu adalah orang dibalik itu semua!"
Pradipta pergi meninggalkan rumah Selina. Dahulu, semua perbuatan wanita itu bisa dia terima. Tidak sedikit pun mempermasalahkan apa yang dilakukan olehnya. Namun, setelah mengenal Malika dan bagaimana sifat dan perbuatannya mengubah pandangan Pradipta.
Begitu pulang ke rumah, Pradipta mendapati Malika sedang memangku laptop. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh wanita itu. Sang istri tidak pernah membawa pekerjaan ke rumah. Jika sudah ada di rumah, dia akan berkumpul bersama di ruang keluarga menghabiskan waktu bersama sampai waktu tidur.
"Tumben tidak kumpul sama ibu dan Puput," ucap Pradipta.
"Ada pekerjaan penting," balas Malika tanpa melihat ke arah Pradipta, pandangannya fokus ke layar laptop.
"Aku ingin mandi air hangat," kata laki-laki itu berharap istrinya mau mengalihkan perhatian kepadanya.
"Mandi pakai air yang ada saja. Air panas yang sudah aku sediakan dipakai ibu," ujar Malika masih fokus ke laptop.
Akhirnya Pradipta pergi mandi. Sebenarnya Malika tidak sedang bekerja. Dia sedang mencari tahu siapa Selina sebenarnya. Dalam biodata dan informasi tentang wanita itu, tidak ada yang menyebutkan nama Pradipta.
"Mereka berdua benar-benar hebat bisa menutupi hal ini. Pantas saja dulu Rain dan Rayyan kesulitan mencari informasi tentang Pradipta. Rupanya laki-laki itu sudah memikirkan sangat jauh kemungkinan apa yang akan terjadi kepadanya," batin Malika.
"Sungguh tidak ku sangka. Sampai begitu rapinya mereka membuat rencana," lanjut wanita itu di dalam hati.
***
Malika terlihat menjaga jarak kepada Pradipta. Dia harus bertahan sampai melahirkan nanti. Selama itu dia tidak boleh bertindak gegabah.
"Jika mereka bermain dengan rapi, maka aku pun akan melakukan hal yang sama." Itu yang terlintas di dalam hati Malika.
Malika sedang membuat jus jambu. Tiba-tiba saja dia ingin minum sesuatu yang manis dan segar.
"Kak, ayo, katanya mau beli perlengkapan bayi!" Puput sudah tampil dengan gaya outfit khas anak muda ketika pergi jalan-jalan.
"Oh, sebentar. Kakak lagi ingin minum jus dulu," balas Malika.
"Ibu pergi ke mana, sih? Padahal sudah aku ajak semalam," ucap Puput sambil memasang wajah cemberut.
"Ibu pergi ke acara arisan bersama ibu-ibu kompleks lainnya," balas Malika sambil menuangkan jus ke dalam gelas.
"Kalau Kak Dipta ke mana? Kenapa tidak kelihatan batang hidungnya?" tanya Puput.
Malika terdiam. Dia tahu suaminya pergi ke luar. Katanya mau menemui temannya sebentar. Sebelum jam makan siang akan pulang ke rumah. Namun, wanita itu tidak perduli.
***
penasaran sm masa lalu yg dimaksud sm malika itu 🤔
kau menyembunyikan banyak hal Thor