Melisa tiba-tiba harus mengalami insiden buruk membuat dirinya kehilangan nyawa. Ia pikir hidupnya akan berakhir di sana tapi siapa sangka ia justru bangun dalam sebuah ruangan yang sangat kumuh.
"Ibu...ibu hiks bangun Bu hiks aku janji tidak akan menggangu ibu lagi hiks ibu..." Tangis anak kecil yang ada di sisi ranjang.
"Siapa ibumu ?" Tanya Melisa dengan bingung.
"Ibu hiks anda sudah sadar hiks..."
"Ha ? siapa yang kamu panggil ibu ?" Bingungnya.
"Ma-maaf hiks aku benar-benar minta maaf jika ibu maksudnya nyonya tidak ingin di panggil seperti itu lagi." Ujar Anak laki-laki lalu bersujud di atas lantai kayu.
"Apa yang sebenarnya terjadi ?" Bingungnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bintang hitam
"Baiklah Melisa."
"Anak pintar." Puji Melisa.
...****************...
Hingga tanpa terasa mereka berempat telah menikmati makanan itu dengan penuh canda tawa. Melisa juga bersyukur karena sepertinya dua orang itu cukup menikmati makanan yang ia buat.
"Terimakasih atas makanannya nak, besok-besok kamu harus datang lagi kesini. Aku dan juga Raymond pasti akan menyambut mu dengan senang hati."Ujar tabib Li.
"Benarkah ? Hmm saya pasti akan datang kesini bersama dengan Kevin lain kali." Ujar wanita itu.
"Apa kalian akan pergi secepat ini ?"Tanya Raymond tampak tidak senang.
"Kami memang harus pergi karena saat ini sudah cukup sore lagi pula kami akan membeli beberapa barang lagi. Jika lebih lama disini aku takut mungkin kami tidak dapat kereta untuk pulang." Jelas Melisa.
Mendengar hal itu Raymond hanya bisa pasrah. Siapa sangka wanita itu benar-benar sangat baik tidak seperti yang ia pikirkan sebelumnya.
"Huh baiklah jika begitu maka hati-hati di jalan." Ujar pria itu.
"Ya terima kasih kami akan pergi dulu dah..." Ujar Melisa yang akhirnya pergi dari sana.
"Ibu kali ini kita akan kemana ?"Tanya Kevin penasaran.
"Tentu saja membeli mainan untuk Kevin hehehe." Ujar Melisa.
"Benarkah Bu ?"Tanyanya.
"Tentu saja, kan kita sudah membicarakannya sebelum pergi dari sini." Ujar Melisa.
"Kevin sayang ibu."
"Ibu juga sayang Kevin."
Mereka berjalan dengan santai dengan sedikit membelah kerumunan yang cukup ramai. Melisa benar-benar tidak habis pikir bahkan di jam segini orang-orang masih sangat ramai.
"Ibu tadi paman Ray memberikan kertas lada Kevin." Ujar anak itu membuat Melisa terdiam sejenak.
"Apa isi kertasnya ?"Tanyanya.
"Tidak tau bu, Kevin tidak tau cara membaca." Ujar anak itu. Astaga Melisa melupakan tentang pendidikan anaknya. Tapi masih wajar sih karena Kevin baru berusia tiga tahun.
"Ini Bu." Ujar anak itu memberikan selembar kertas padanya.
"Terimakasih."
Dengan cepat Melisa membuka kertas tersebut dan sedikit bingung dengan isi yang ada di dalamnya.
'Hati-hati dengan orang dengan tanda bintang hitam di tubuhnya.' Hanya itu yang tertulis di sana membuat Melisa benar-benar tidak mengerti.
'Apa maksudnya ?'Pikir Melisa.
"Ibu apa yang tertulis di sana ?" Tanya Kevin penasaran.
"Itu paman Ray bilang bahwa Kevin jangan di belikan mainan terakhir banyak hahaha."
"Ibu...." Rengeknya.
"Oh ya ayo kita segera pergi sebelum hari semakin sore."Ajak Melisa.
"Ayo Bu."
Hingga saat ini mereka telah tiba di sebuah toko mainan dengan begitu banyak mainan di sana.
"Pilih apapun yang Kevin mau maka ibu akan membelikannya." Ujar Melisa.
"Benarkah Bu ?"
"Tentu saja sayang, ibu kaya hahaha ups.."
"Baiklah sekarang mulai belanja." Ajak Melisa. Kevin menatap ibumu bingung karena tampak Melisa yang lebih bersemangat dari pada dirinya.
"Wah boneka ini lucu aku mau ah.." Ujarnya saat melihat boneka beruang yang lucu dengan bulu berwarna merah muda.
"Wah kotak musik ini benar-benar lucu, dari dulu aku ingin beli...baiklah ini juga akan kubeli." Ujarnya dengan sangat senang.
Kevin hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan. Sebenarnya yang anak kecil itu dia atau justru sang ibu.
"Oh ya Kevin sayang apa yang kamu pilih."
"Ini Bu." Kevin menunjukkan sebuah mainan pedang kayu membuat Melisa kembali terdiam.
"Hanya itu ?"Tanyanya memastikan.
"Ya Bu..."
"Oh tidak boleh kamu harus mengambil minimal tiga barang." Ujar Melisa.
"Tapi Bu..."
"Tidak ada tapi-tapian sayang, ayo bersikaplah seperti anak-anak dan bermanjalah pada ibu."
"Hmm baiklah bu," Ujar anak itu lalu berlari kearah rak mainan yang di dominasi mainan anak laki-laki.
*
*
*
Hingga akhirnya mereka telah selesai memilih mainan lalu pergi untuk membayar. Pemilik toko tersenyum melihat begitu banyak barang yang di beli.
"Wah ternyata kakak beradik yang cantik dan tampan." Ujar pemilik toko dengan ramah.
'Kakak beradik ?'
"Maaf tapi saya ibunya." Jelas Melisa.
"Maafkan saya nyonya atas kekeliruan saya."
"Tidak apa tenang saja." Ujar Melisa dengan tersenyum ramah.
"Anda sangat murah hati nyonya...totalnya 57 perak nyonya." Jelasnya.
"Ini..." Melisa dengan cepat memberikan 1 koin emas yang memang di bawanya.
Penjual itu dengan cepat memberikan 43 koin emas sebagai kembalian.
"Besok-besok jangan lupa untuk kembali ke toko saya nyonya."
"Hmm tentu saja terimakasih...ayo Kevin."
Melisa dan Kevin meninggalkan toko itu tapi Melisa mempercepat langkahnya dengan wajah datarnya yang terlihat mengkhawatirkan sesuatu.
'Tanda bintang hitam ada di pergelangan tangan pemilik toko mainan ini, sebenarnya apa maksud dari tanda bintang hitam.' Pikir Melisa.
*
*
*
Sedangkan disisi lain saat ini Raymond tengah berdiri di depan sebuah cermin yang begitu besar.
Ia membuka baju itu lalu melemparkan dengan sembarang arah.
Tubuh indah dengan otot-otot terpampang jelas di sana tapi ada satu yang menjadi perhatian yakni tanda bintang hitam yang ada di bahu kanannya.
"Ku harap dia baik-baik saja." Gumamnya lalu memegang tanda itu.
"Kenapa memberi tau rahasia tanda bintang pada wanita itu ?" Ujar suara yang tiba-tiba saja terdengar di telinganya.
"Dia adalah orang baik." uang Raymond.
"Hahaha apa sekarang kau punya hati ?ingat Raymond kita harus menghancurkan dunia ini. Bukankah kau juga setuju jika dunia ini benar-benar sangat memuakkan. Orang-orang ini hanya makhluk serakah yang tidak akan pernah puas. Jadi ayo kita habisi mereka lalu kita makan jantungnya."
Raymond tidak mengatakan apapun tapi itu seperti tanda setuju darinya. Manusia memang sudah seharusnya di musnahkan tapi berbeda dengan Melisa dan juga Kevin. Kedua orang itu benar-benar adalah sosok yang sangat baik.
"Aku benar-benar akan membantumu menghancurkan dunia tapi aku tidak bisa menyerang teman-temanku." Tegas Raymond.
"Baiklah-baiklah itu terserah padamu saja."
please author update yg banyak 🙏🙏🙏
ayo dong author di up yg banyak episode nyaaa
sampe gereget aku nungguin update mu thor...
makin seru ini👍🏻