Namira Syahra kembali dipertemukan dengan anak yang 6 tahun lalu dia serahkan pada pria yang sudah membayarnya untuk memberikan nya seorang keturunan karena istrinya dinyatakan mandul.
Karena keterbatasan ekonomi dan dililit begitu banyak hutang,akhirnya Namira pun menerima tawaran dari seorang pengusaha sukses bernama Abraham Adhijaya untuk mengandung anaknya.
Dan setelah 6 tahun berlalu,Namira kembali bertemu dengan Darren.Putra yang 6 tahun lalu dia lahirkan lalu dia serahkan kepada ayah kandungnya.
Namira kembali dipertemukan dengan putranya dalam keadaan yang tidak baik baik saja.Darren mengalami siksaan secara verbal dan non verbal oleh wanita yang selama ini dianggap ibu oleh anak itu.
Akankah Namira diam saja dan membiarkan putranya menerima semua siksaan dari ibu sambung nya??
Atau,akankah Namira kembali memperjuangkan agar anaknya kembali kedalam pelukkan nya??
Yukkk simak kisahnya disini...
🌸.Jadwal up :
🌸.Selasa
🌸.Kamis
🌸.Sabtu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Getaran dan Kehangatan
Abra terbangun saat sayup sayup suara adzan berkumandang menembus indra pendengaran nya.Saat membuka mata,lagi lagi dia sudah kehilangan Namira yang semalam tidur disampingnya.
Abra pun menghela nafas lalu berbaring kembali menunggu adzan selesai berkumandang.Bertepatan dengan itu,sebuah suara pintu yang dibuka masuk kedalam pendengaran nya dan mengalihkan pandangan nya.
Abra tampak terkesiap saat melihat sesosok wanita dalam balutan handuk yang membelit tubuhnya keluar dari kamar mandi.
Handuk yang dia gunakan hanya menutupi bagian dada hingga setengah pahanya saja.Sementara bahu dan leher jenjangnya terekspos begitu saja.
Membuat Abra mengumpat dalam hati karena hal itu,mampu membangunkan kembali hasratnya.'Sial,kenapa gadis culun itu akhir akhir ini terlihat begitu seksi?' gumam nya dalam hati sembari terus memperhatikan gerak gerik wanita itu.
Wanita itu sendiri berjalan dengan santainya menuju ke arah lemari pakaian milik Abra dan hal itu mampu membuat dahi Abra mengerut.
Pikiran negatif pun muncul dibenak pria itu saat dengan lancangnya Namira membuka lemari pakaian Abra yang disana juga terletak sebuah brangkas tempat Abra menyimpan sejumlah uang.
Karena kondisi kamar yang temaram membuat Namira tidak menyadari jika gerak geriknya kini dalam pengawasan mata tajam milik Abra.
Abra semakin menyatukan kedua alisnya saat melihat Namira cuek saja meski didepan nya tersimpan sebuah brangkas berisikan uang dengan jumlah yang fantastis.Gadis itu malah lebih fokus memandangi pakaian yang berjejer disana yang merupakan milik Abra.
"Isi lemarinya hanya kemeja saja.Apa kalau tidur juga dia menggunakan kemeja ya?" gumam Namira saat melihat jejeran kemeja kemeja milik Abra.
Karena isi dari lemari itu sama semua,maka Namira pun mengambil salah satunya lalu menutup kembali lemari pakaian itu dan langsung memakai kemeja milik Abra yang kebesaran ditubuh mungilnya.
Dan tanpa Namira sadari jika dirinya melepaskan handuk lalu berganti pakaian.Itu semua dibawah pengawasan tatapan tajam milik Abra.
Abra sendiri begitu menikmati pemandangan dipagi buta ini.Bagai dejavu saja,Abra seperti mengulang pengalaman malam pertama antara dirinya dan Alma dulu.
Dimana Alma juga melakukan hal yang sama.Bedanya,saat itu Abra tidak sebergairah saat ini karena kondisi Alma yang sudah tidak perawan lagi.
Namun Abra tidak mempermasalahkan hal itu,toh Abra juga sudah pernah melakukan nya dengan mantan kekasihnya sebelum dia menikahi Alma.
Abra kembali menutup matanya dan pura pura tertidur saat melihat Namira berjalan mendekati mendekati ranjang setelah memakai kemeja milik Abra.
Hingga sentuhan lembut pun dirasakan Abra diwajah tampan nya.Sumpah demi apa,ingin rasanya Abra menarik kembali Namira lalu mengulang kegiatan panas keduanya saat itu juga.
Jika saja tidak terhalang oleh waktu yang sudah menunjukan jika waktunya mereka untuk melaksanakan ibadah akan segera berakhir.
"Bangun tuan,sudah adzan subuh.Tuan harus mandi dan sholat,"ucap Namira membangunkan Abra dengan penuh kelembutan.
Abra pun mulai membuka matanya dan menatap lembut wajah cantik Namira meski pencahayaan diruangan itu tampak begitu temaram.Namun tidak menutupi kecantikan istri mudanya itu.
Tanpa kata,Abra pun langsung bangkit dan berlalu masuk kedalam kamar mandi setelah menutupi tubuh polosnya dengan handuk yang Namira pakai untuk membungkus rambut basahnya.
Setelah beberapa saat Abra keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang berbeda.Abra berjalan menuju ke arah ranjang sengan mengusak ngusak rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.
"Ini baju nya tuan,saya ambil air wudhu dulu,"ucap Namira langsung masuk kembali ke kamar mandi untuk mengambil air wudhunya.
Keduanya nya pun melaksanakan ibadah dua rakaatnya secara berjamaah.Ada rasa damai dan nyaman dihati Abra saat melakukan ibadah bersama pasangan nya.
Sudah lama Abra dan Alma tidak pernah melakukannya.Alma yang selalu pulang larut malam selalu melewatkan ibadah subuhnya karena dikalahkan oleh rasa kantuknya.
Dan Abra pun harus melakukan ibadahnya seorang diri.Dan hal ini membuat suasana hatinya kembali menghangat dan merasa kembali menjadi seorang suami yang bisa menjadi imam untuk istrinya.
Namira menyalami tangan Abra dengan takzim saat keduanya sudah mengaminkan setiap doa yang mereka langitkan pagi ini.
Seperti biasa,Abra hanya akan mengusap lembut pucuk kepala Namira yang masih tertutup kain mukenanya.Usah menyelesaikan ibadah subuhnya.Abra kembali membaringkan tubuhnya dikasur bahkan saat kain sarung dan baju koko masih membalut tubuhnya.
"Maaf tuan,aku pinjam kemeja tuan dulu ya.Bajuku kotor dan sedang aku cuci dimesin cuci,"ucap Namira ragu ragu takut si mpunya baju keberatan.
Namun untuk membiarkan tubuhnya tanpa balutan baju juga sangat tidak mungkin.Maka dari itu,Namira pun akhirnya nekad memakai kemeja milik Abra.
"Bukankah kamu sudah memakainya?kenapa baru minta ijin setelah kamu pakai?ck,"jawab Abra yang menutup wajahnya dengan menggunakan tangan kanannya.
Sementara tangan kirinya dia letakan diatas perutnya.
"Iya maaf,habis tadi tuan nya masih tidur.Apa tuan mau aku buatkan sarapan?aku harus pergi kerumah sakit sebelum masuk kerja,jadi sebentar lagi aku akan berangkat.Tapi jika tuan mau sarapan masih sempat kok,mau aku buatkan apa?"
Abra tertegun saat mendapati perhatian dari Namira.Padahal Namira begitu sibuk dengan urusan hidupnya namun masih saja memikirkan Abra dan hak itu membuat hati Abra bergetar dan menghangat.