Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29 - Terjebak?
Wildan mengajak Aleta bertemu di sebuah cafe. Dia segera beranjak dari kamar dan menyerahkan tugas menjaga pada Tini.
Ketika berjalan melewati lorong, Wildan bertemu dengan Arman. Adiknya itu berniat kembali ke kamar sang ibu.
"Bang Wildan mau kemana?" tanya Arman.
"Aku mau keluar bentar beli makan malam. Jaga ibu sana!" jawab Wildan.
"Tunggu dulu, Bang." Arman memegangi lengan Wildan.
"Kenapa?" Dahi Wildan berkerut.
"Gimana pacarku, Bang? Cantik kan?" ujar Arman sambil cengengesan dengan wajah yang sedikit tersipu malu.
"Iya, cantik." Wildan menjawab singkat. Untuk sekarang dia tak mau berkomentar apapun. Dirinya ingin bicara pada Aleta terlebih dahulu. Lagi pula baginya hubungan Arman dan Aleta hanyalah romansa remaja. Wildan sendiri yakin kalau hubungan itu tidak akan berlangsung lama. Namun yang ditakutkan Wildan adalah Aleta, dia takut cewek itu membuat Arman terjerumus ke arah salah.
Mendengar pengakuan Wildan, Arman tersenyum puas. "Makanya Bang Wildan cepat punya pacar juga. Bisa gawat kalau nikahnya keduluan aku," candanya.
"Idih! Anak ingusan kayak kau udah mikirin nikah aja, kerja dulu lah! Masa sampai kau nikah, Abang terus yang biayain!" protes Wildan.
Arman lagi-lagi hanya cengengesan. Dia segera beranjak pergi ke kamar. Sedangkan Wildan melangkah cepat menuju pintu keluar.
Tanpa sepengetahuan siapapun, Wildan melakukan pertemuan dengan Aleta di cafe. Keduanya kini duduk saling berhadapan. Dengan minuman pesanan masing-masing yang ada di meja.
"Aku tidak menyangka, ternyata kau adalah abangnya Arman," ucap Aleta.
"Itulah kenyataannya. Aku harap kau segera menjauh dari Arman. Maaf sebelumnya, tapi aku tak mau adikku punya pacar sepertimu," balas Wildan dengan raut wajah serius.
"Aku sudah menduga kau akan menyuruhku menjauh dari Arman. Tapi asal kau tahu, perasaanku padanya tulus. Mengenai pekerjaanku aku janji akan berhenti saatnya tiba," sahut Aleta. Dia mencoba meyakinkan Wildan.
"Tulus kau bilang? Bagaimana itu bisa disebut tulus saat kau tega tidur dengan lelaki lain. Aku sendiri bahkan melihat bagaimana cara kau menggodaku. Aku tak percaya kalau perasaanmu itu tulus!" Timpal Wildan. Dia ingin Aleta mengerti.
"Aku mohon percaya sama aku, Kak. Aku bukanlah gadis buruk seperti yang kau kira. Aku ini adalah tulang punggung keluarga. Aku melakukan semua ini demi keluargaku!" Aleta terisak. Ia ingin menunjukkan bahwa apa yang dikatakannya itu benar.
"Aku juga tulang punggung keluarga. Tapi aku tidak pernah nekat melakukan pekerjaan kotor sepertimu," balas Wildan.
Aleta yang tadinya menangis, perlahan menunjukkan ekspresi datar. Dia berucap, "Kau pikir bekerja menjadi fotografer orang telanjang adalah hal baik?"
Jleb!
Perkataan Aleta sukses menohok Wildan. Fakta yang diucapkan cewek itu seolah seperti pisau yang menancap ke jantungnya. Ya, apa yang dilakukan Wildan memang tak bisa dikatakan sebagai pekerjaan benar. Apalagi dirinya ingat betul pernah juga memotret sepasang selebriti bercinta di atas ranjang.
Wildan terdiam seribu bahasa. Menunjukkan bahwa dirinya tak bisa menepis tuduhan Aleta.
"Aku rasa kita punya nasib sama, Kak. Jadi sebaiknya begini saja, biarkan aku tetap berpacaran dengan Arman. Maka aku akan merahasiakan pekerjaanmu. Begitu pun sebaliknya." Aleta memberikan usul.
"Sebenarnya apa yang kau suka dari Arman? Sampai kau berusaha keras mempertahankannya?" cecar Wildan.
"Aku sudah bilang kalau aku mencintainya dengan tulus. Hanya itu. Dia mungkin tidak setampan dirimu, tapi dia adalah cinta pertamaku," ungkap Aleta.
Sekali lagi Wildan dibuat membisu oleh Aleta. Sekarang dia merasa benar-benar terjebak. Dirinya sendiri baru menggeluti pekerjaan yang sesuai dengan hobinya, dan Wildan tak mau itu cepat berakhir.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣
nathasa lagi patah hati...
iklasin aja lah Nat... masih banyak cowok yang suka sama kamu... jangan nikung teman sendiri....
entar nyesel lo...Wildan nggak dapat, teman pun pergi...