hubungan rumah tangga yangg penuh penghianatan namun berakhir bahagia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Maya's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 21
Melihat pram yang emosi tak karuan fitri sedikit mundur wajahnya terlihat pucat pasi saat melihat wajah pram memerah penuh emosi.
"Pramudiya, jaga sopan santun mu pada istriku". Ujar pak tono seraya bangkit dari duduknya
"dari tadi aku menahan emosiku pak, dan berusaha sopan dihadapan bapak, tapi semakin lama mulut istrimu itu tak makin tak beretika, ajari istrimu bagai mana berprilaku sopan terhadap orang, jangan mentang mentang kalian orang kaya bisa seenaknya meghina kami orang miskin". Ujar pram bertambah geram
Laras tak bisa lagi menahan emosi pram yang mekedak saat dihina oleh fitri ibu tirinya
"pram hormati aku sebagai bapak mu, jangan seenaknya seperti itu seperti tak beretika". Ujar pak tono
"siapa yang tak beretika disini pak, saya atau mulut istrimu yang kotor itu ?". Ujar pram tak kalah emosi.
"dan untuk kamu nyonya jalang yang terhormat jaga bicaramu jangan terlalu sombong dengan harta hasil rampasan dari orang lain, ingat suatu saat harta ini akan menjadi bumerang untuk kamu sendiri, karna aku tak pernah iklas keringat ibuku kau nikmati".tuding pram pada ibu tirinya.
"aku tak pernah merampasnya, tapi bapak mu yang memberikannya padaku". fitri masih bisa membela diri meski wajahnya sudah pucat pasi.
"ia kalian berdua memang manusia tak tau diri cocok memang kalau kalian berdua berjodoh. Sama sama tak tau diri". Ujar pram tak bisa lagi menahan emosi.
"cukup pramudiya, kamu ini anak tak tau diuntung, sudah bagus saya mempersilahkan masuk tapi kamu malah seenaknya begini menghina saya, tak ada hormatnya sekali kamu pada orang tua". Ujar pak tono tak kalah emosi
"kalau kalian tak mau menerima saya dirumah ini setidaknya jangan pernah menghina kami disini". Ujar pram tak kalah sengit
"laras ayo kita pulang tak ada gunanya kita datang kesini untuk mengundang mereka, ingat pak suatu saat bapak akan menyesal membuang ibu aku dan mira, dan akan kupastikan bapak akan mencari perlindungan kelak, dan aku tak akan pernah melindungi bapak sedikit pun ingat itu baik baik pak". Ucap pram tak bisa lagi menjaga emosi dan ucapannya.
"udah mas ayo kita pulang saja, pak bu, kami pamit kalau memang berkenan datanglah ke acara jum'at depan, permisi !!!!". Laras mengejar pram yang sudah lebih dulu meninggalkan rumah itu menuju motor mereka.
Sepanjang perjalanan pram hanya diam tak berbicara apa apa pada laras masih tergambar jelas kekecewaan dan sakit hati juga emosi diraut wajahnya.
Setibanya dirumah pram tetap diam tak banyak bicara kalau pun diajak bicara ia hanya menjawab seperlunya saja tak seperti biasa.
Laras paham dengan sikap pram yang seperti itu makanya dia tak pernah banyak ngeluh pada pram hanya sesekali dia menasehati pram dengan lembut.
"mas sudah lah jangan terlalu dipikirkan, biarlah mereka seperti itu pada kita yang penting kita tak meminta makan pada mereka". Ujar laras membujuk sang suami
"tapi aku benar benar kecewa pada bapak saat ini ras". Ujar pram.
"aku paham apa yang dirasakan oleh mas saat ini, tapi jangan berlarut larut seperti ini mas gak baik, kita harus berjuang lebih keras lagi mas agar kita tak diremehkan terus menerus oleh mereka". Ujar laras lagi sambil memberi semagat pada pram.
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜