Tidak mengandung unsur BL.
Patah hati membuat seorang pria tampan bernama Arsenio, merubah pandangan hidupnya menjadi menyimpang. Karena dia sudah tidak percaya lagi dengan adanya cinta tulus antara pria dan wanita.
Lamia, gadis cantik yang terpaksa menerima tawaran pernikahan dari seorang pria yang tidak dikenalnya sama sekali, hanya untuk terlepas dari hutang keluarganya.
"Aku akan membayar semua hutang dan menebus rumah peninggalan orangtuamu. Aku juga akan memberikan semua fasilitas mewah kepadamu. Asalkan kau manikah denganku sampai batas waktu yang tidak di tentukan. Tanpa adanya kontak fisik diantara kita. " Arsenio.
"Aku tidak peduli berapa lama aku harus hidup denganmu, dan menjadi istrimu yang hanya kau manfaatkan untuk menutupi status g*ymu. Asal aku selalu berada di sisimu. Itu sudah cukup. " Lamia
Akankah Mia bisa merubah kepribadian Arsen dan membuatnya jatuh cinta kepadanya?
Novel ini hanya imajinasi othor semata.
Semoga kalian suka, dan kasih dukungan ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Sadar dan Tidak Sadar
Mia sudah sampai di rumahnya saat hari mulai gelap. Dia meminta Sisie ikut ke dalam rumah, karena rumahnya terasa seram. Tidak ada satupun lampu yang menyala. Sesuai janjinya Sisie menemani Mia masuk ke dalam rumah dan menyalakan semua lampu.
"Ini rumah Arsen? " tanya Sisie penasaran, pasalnya rumah Arsen ini terlalu sederhana untuk ukuran pengusaha kelas kakap seperti Arsen.
Mia mengangguk,
" Kenapa? " tanyanya kemudian, sambil menuju dapur dan mengambilkan segelas air untuk Sisie.
"Apa nggak salah? Arsen itu pengusaha besar lho, bisnisnya di berbagai bidang dimana-mana. Tapi rumahnya... maaf bukan nya meremehkan. " Sisie tidak meneruskan ucapannya takut salah.
"Aku suka rumah ini, tidak terlalu besar. Jadi aku mudah membersihkan semuanya. "
"Kamu yang bersihin? nggak ada pembantu? "
"Enggak, mas Arsen nggak suka ada orang lain di rumahnya selain aku. Dan katanya dulu sebelum menikah hanya ada tukang bersih-bersih rumah yang datang dua hari sekali. Sekarangpun mereka masih datang untuk membersihkan kolam dan taman. " jelas Mia.
"Oohhh, pantes kalau gitu. Arsen tidak suka ada banyak orang, jadi dia lebih suka ketenangan makanya ambil rumah yang nggak besar. "
Mia mengangguk setuju dengan pendapat Sisie.
"Ya udah deh, Mi. Aku pulang dulu ya? besok kita ketemu lagi di kampus. " Sisie beranjak dari duduknya dan langsung beranjak keluar.
"Iya makasih ya udah nganterin aku pulang. "
"Iya... kayak sama siapa aja. Udah dulu ya, bye... "
Setelah kepergian Sisie rumah itu terasa sangat sepi. Biasanya Mia dan Arsen akan nonton televisi bareng sebelum tidur. Tapi sekarang Arsen belum pulang, dan mungkin masih bersenang-senang dengan Ben. Pikir Mia saat ini.
Mia segera mengunci pagar dan pintu rumahnya, lalu dia membawa makananya ke dalam kamar. Mia membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, lalu memakai pakaian minim yang dibelikan Sisie.
Dia mematut tubuhnya di depan cermin. "Aku benar-benar seperti penggoda. " pikir Mia saat itu.
Bagaimana tidak, Saat ini dia menggunakan pakaian berbahan satin lembut di atas lutut dan menampakkan kaki jenjangnya yang putih mulus. belum lagi bagian atas dengan tali spageti dan dada yang sedikitr terbuka. Dia juga tidak menggunakan kacamata pelindung. Karena dia tidak biasa menggunakannya saat tidur. Jadi benar-benar...
"Apa aku tidak apa-apa menggunakan ini? " tanya Mia pada diri sendiri.
"Sudahlah, peduli amat. Lagian mas Arsen juga belok. Dulu aku nggak pake baju di depannya aja dia nggak ngerespon."
Mia dengan cueknya duduk di sofa lalu memakan makanannya. Setelah selesai makan dia membersihkan tempat makan, lalu pergi gosok gigi. Kemudian dia naik keatas tempat tidurnya memasang selimut ke tubuhnya bersiap hendak tidur. Namun sebelum tidur dia sempat ber-haha hehe dengan Sisie hingga akhirnya dia terlelap.
Entah sudah pukul berapa sekarang. Arsen masuk ke dalam rumahnya dengan sedikit sempoyongan. Sepertinya dia mabuk karena tadi dia mampir ke club bersama Ben untuk menghilangkan penatnya. Arsen langsung naik ke lantai atas dan masuk ke dalam kamarnya.
Matanya mengerjap-ngerjap saat melihat sesosok wanita tengah tidur di atas ranjangnya. Arsen mendekat dan melihat siapa yang sudah berani masuk dan tidur di kamarnya. Arsen meneguk salivanya dengan susah payah saat melihat ternyata Mia yang tidur disana dengan posisi yang menggoda.
Bagaimana tidak menggoda jika gaun yang digunakan Mia tersingkap sampai perut dan hanya memperlihatkan kain segita penutup lembah basahnya. Belum lagi sebuah tali spagetinya yang melorot kebawah, sehingga salah satu squishy Mia keluar dari sarangnya.
Arsen menepuk-nepuk wajahnya dengan kedua tangannya untuk membuatnya sadar. Namun sesuatu dibawah sana sudah tidak dapat dikontrol lagi dan ingin keluar dari sarangnya. Dengan mata yang sudah berkabut Arsen membuka dasinya dan membuka beberapa kancing kemeja bagian atasnya. Melepaskan sepatu dan sabuknya dengan asal.
Lalu Arsen menaiki ranjangnya dengan hati-hati dan tidur di samping Mia. Dia menatap wajah Mia dalam-dalam lalu mendekati wajah Mia yang sangat cantik dengan bibir sedikit terbuka. Dengan perlahan, Arsen mendekatkan wajahnya dan mulai menyesap bibir Mia dengan lembut. Manis... Itulah yang Arsen rasakan. Dengan satu tangan yang tidak tinggal diam merayap ke bagian dada Mia yang terbuka dan memainkan squishy nya dengan perlahan.
Lenguhan kecil keluar dari bibir Mia yang merasakan sesuatu telah mempermainkan tubuhnya. Arsen tidak memperdulikannya sama sekali, dia kini sedang menikmati sumber kehidupan milik Mia dengan rakus. Mia semakin menggelinjang merasakan geli yang tak tertahan dan sensasi yang belum pernah dia rasakan. Dia akhirnya memaksakan membuka matanya dan melihat sebuah kepala sedang bermain-main di dadanya.
Mia segera menutup mulutnya agar dia tidak berteriak. Arsen masuk ke dalam perangkap nya, dan kini dia sedang mempermainkan tubuhnya.
Setelah puas bermain di kedua mainan squishy nya Arsen segera mengangkat kepalanya, dia melihat Mia yang sedang pura-pura menutup matanya lagi.
"Heh... ternyata aku kalah dengan mu Mia. Tubuhmu terlalu menggoda sejak pertama kau menunjukkannya kepadaku. Aku akui, aku kalah Mia. " Racau Arsen lalu dia terjatuh di samping tubuh Mia yang sudah terbuka di bagian atasnya, karena merasakan berat di kepalanya.
Mia membuka matanya saat tidak mendapatkan pergerakan dari Arsen lagi. Dan dia melihat Arsen yang tergeletak di sampingnya dengan bau alkohol yang menyengat.
"Dia mabuk... "
Mia terbangun dan segera membenarkan baju tidurnya lalu segera membuka baju dan celana Arsen dan menyimpanya di keranjang kotor. Dia mengambil seember air hangat dan waslap untuk membersihkan tubuh Arsen.
"Ya, ampun mas... kamu dari mana aja sih kok jadi kayak gini. Menyusahkan aja. " gerutu Mia sambil terus membersihkan tubuh Arsen agar tidak bau Alkohol.
Mia terus mengomel sambil membersihkan tubuh Arsen. Sesekali dia menelan salivanya saat melihat otot Arsen yang sangat menggoda. Belum lagi Adik kecil Arsen yang tiba-tiba bangun, dan itu membuat Mia bergidik.
" Kok bisa sebesar itu ya. " gumam Mia.
Dia lalu menutup tubuh Arsen dengan selimut. Lalu mengambilkan piyamanya dan perlahan memakai kan Arsen piyama dengan susah payah hingga akhirnya dia berhasil melalui kesulitan nya.
Mia lalu mematikan lampu kamar dan memasang lampu tidur. Kemudian dia berbaring disamping Arsen dan memandangi wajah Arsen yang sedang terlelap.
"Kau sudah berhasil menyentuh tubuhku mas, mungkin sebentar lagi kau akan memilikiku seutuhnya. " Ucap Mia sambil terus memandangi wajah yang terlihat tampan dibawah cahaya temaram.
"Entah kapan rasa ini tumbuh, tapi aku sudah merasakan sebuah kenyamanan denganmu. Persetan kau seorang gay atau bukan, Aku akan tetap berada di sisi mu walau hanya kau jadikan sebagai kedok untuk menutupi orientasi menyimpangmu. Karena aku sudah berjanji kepada papa dan mama, akan selalu bersamamu walau apapun yang terjadi." ucap Mia sebelum ia menutup matanya.
Arsen manarik sudut bibirnya ke atas setelah mendengarkan semua ucapan Mia. Saat ini dia masih berada di ambang nyawa antara sadar dan tidak. Tapi dia tidak bisa membuka matanya karena terlalu berat dan kepalanya sangat pusing.
PLEASE TOR CERITA NYA BEN DAN SISIE