Sequel Gairah Cinta Sang Presdir.
-Harap bijak memilih bacaan-
Menjadi penyebab utama kecelakaan maut hingga menewaskan seorang wanita, Mikhayla Qianzy terpaksa menelan pil pahit di usia muda. Tidak pernah dia duga pesta ulang tahun malam itu adalah akhir dari hidup manja seorang putri Mikhail Abercio.
Keyvan Wilantara, seorang pria dewasa yang baru merasakan manisnya pernikahan tidak terima kala takdir merenggut istrinya secara paksa. Mengetahui jika pelaku yang menyebabkan istrinya tewas adalah seorang wanita, Keyvan menuntut pertanggungjawaban dengan cara yang berbeda.
"Bawa wanita itu padaku, dia telah menghilangkan nyawa istriku ... akan kubuat dia kehilangan masa depannya." - Keyvan Wilantara
------
Ig : desh_puspita
....
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 - Tanggung Jawab
"Menangislah, menangis sebelum kularang!!!" bentaknya kian menjadi dan Mikhayla benar-benar mengikuti perintah pria itu, dia menangis sejadi-jadinya karena memang takut.
Pantang dibentak, hidupnya begitu dimanjakan bahkan Mikhail saja tidak pernah membentak putrinya. Hanya sekadar tegas dalam mengatur Mikhayla, kini pria asing tiba-tiba memperlakukannya sedemikian rupa jelas saja Mikhayla meraung tanpa henti tanpa peduli meski rahangnya terasa sakit sejak tadi.
"Papa ...."
Dia bergegas turun dari tempat tidur, namun tangan Keyvan yang tiba-tiba mencengkram pergelangan kaki Khayla jelas saja membuat gadis itu histeris bahkan mengucapkan kata-kata mutiara cukup membuat telinga Keyvan sakit luar biasa.
"Siapa yang mengizinkanmu pergi? Kita bahkan belum selesai bicara," tutur Keyvan berhasil membuat bulu kuduk Khayla meremang.
Meski dia memiliki kekasih, tapi hubungan mereka cukup sehat berkat Mikhail yang menjaganya seperti harta karun. Kini, tiba-tiba pria dengan kemarahan membuncah menyentuhnya dengan paksa bahkan semi menyakiti.
"Anda mau apa? Tanggung jawab seperti apa yang Anda mau?" tanya Khayla dengan emosi yang mulai menjalar ke sekujur tubuhnya, dia lama-lama marah juga lantaran diperlakukan semena-mena.
"Hidupmu," jawabnya menatap tajam manik indah Mikhayla yang sudah memerah dengan kelopak mata yang kini sembab, sungguh menyedihkan sekali rasanya.
"Oh kebetulan, tadi mau bunuh diri tapi gagal ... bunuh saja sekalian, aku siap mati untuk meminta maaf secara langsung pada istri Anda."
Dia memang takut, tapi lebih khawatir lagi jika pria yang kini ada di hadapannya melakukan hal gila yang pernah dia kira. Ya, meski dia termasuk mahasiswi baik-baik tapi hal-hal seperti ini dia cukup pahami tanpa harus jadi gadis nakal lebih dulu.
"Cih? Aku memang akan membunuhmu ... tapi perlahan, akan tidak adil jika nanti kamu meninggal dalam keadaan utuh, setidaknya wajahmu hancur seperti istriku."
Dia bicara dengan nada yang luar biasa dinginnya. Keyvan tidak melepaskan wanita itu sedetikpun, bibir Mikhayla yang pucat dan bergetar sudah dapat menjelaskan seberapa takutnya wanita itu.
Mikhayla nengatur napasnya, keringat sudah membasahi seluruh wajahnya. Napasnya begitu sulit, Keyvan yang makin lama makin dekat membuat detak jantungnya kacau. Perlahan terlihat pasrah, namun yang terjadi sebenarnya dia tengah mencoba menciptakan celah.
Hingga, di saat Keyvan lengah kaki jenjangnya mendorong dada Keyvan yang kian dekat. Cengkraman tangan itu segera terlepas, buru-buru Mikhayla berlari menuju pintu keluar.
"Aarrghh siallan!! Awas saja, kita lihat seberapa lama mampu bertahan."
Dengan dada yang terasa sakit akibat tendangan maut Mikhayla, pria itu melompat dari tempat tidur dengan jarak lompatan sebegitu jauhnya. Kaki jenjang dan tubuh tingginya dengan semudah itu mengejar Mikhayla yang sedang berusaha membuka pintu kamarnya.
BRAK
"Mau kemana?"
Terlambat, Mikhayla yang bingung cara membuka pintu itu kini hanya menahan napas dan mendongak menatap wajah marah Keyvan.
Pria itu tersenyum licik kala berhasil mengunci pintu kamarnya, begitu santainya dia memasukkan kunci itu ke saku celana. Dengan tatapan datar, dia menghimpit tubuh Mikhayla yang di tembok.
"Gadis sepertimu mengemudi dalam keadaan mabuk, sepertinya bukan gadis baik-baik ... aneh sekali kusentuh sedikit saja bergetar begini?"
Tuduhannya salah, mulut Keyvan asal bicara. Tapi terserah, Mikhayla tidak peduli mau dinilai bagaimana. Yang jelas, dia hanya ingin hidupnya selamat malam ini, itu saja.
Keyvan mengangkat kedua tangan Mikhayla di atas kepala, jurus andalan yang dia gunakan untuk permulaan bercinta bersama sang istri. Mikhayla yang panik kembali berisik hingga membuat gendang telinga Keyvan sedikit terusik.
.
.
.
"Tolong!! Aku akan diperkossa ... siapapun tolong aku!! Haaa, Papa!!!" teriak Mikhayla sejadi-jadinya, dia paham kondisi dan mengerti kehendak pria ini.
"Berteriak sekerasnya, buktikan apa ada yang peduli terhadapmu," titah Keyvan masih menikmati berontaknya wanita itu.
"Badjingan!! Bunuh saja aku!!"
Dia menggelengkan wajahnya berkali-kali lantaran khawatir Keyvan akan mengecupnya, pria itu pusing sendiri mengangkat tubuh Mikhayla dan melemparkannya luar biasa kasar ke tempat tidur.
Keyvan melangkah panjang seraya melepas kemejanya secara paksa. Bahkan kancingnya berjatuhan di atas lantai, pria itu kehilangan akalnya. Bayangan tubuh sang istri yang terbujur kaku menghiasi otaknya.
Mikhayla masih berusaha, dia tidak berhenti mennangis bahkan semakin keras saja. Hingga ketika Keyvan melepas seluruh pakaian yang membalut di tubuhnya itu, Mikhayla masih berusaha bertahan dengan memukul dada Keyvan sekuat tenaganya.
"Papa tolong aku!! Dia jahat!!"
Dia masih begitu muda, bahkan di mata Keyvan yang menyukai wanita dewasa yang seumuran dengannya, Mikhayla tak lebih dari seorang bocah ingusan. Keyvan menutup mulut Mikhayla dengan telapak tangannya, sebuah tindakan yang kemudian membuat jemari Keyvan hampir putus akibar gigitan Mikhayla.
Akan tetapi hal itu tidak membuatnya berhenti, Keyvan yang dihadapkan dengan dada terbuka Mikhayla jelas saja berpikir liar. Pria itu benar-benar hilang akal, nampaknya tidak akan berhenti sebelum benar-benar dia dapati.
"Kau menghilangkan sesuatu yang jadi milikku, maka kau harus siap menggantikannya," bisik Keyvan kemudian sudah bermaksud lain, bukan hanya dendam lagi dalam otaknya. Melainkan nalurinya sebagai laki-laki hidup begitu saja.
Pasrah, Mikhayla mulai kehabisan tenaga. Sepertinya mau melawan dengan cara apapun akan percuma, pria ini akan terus menggila. Keyvan membuka ritsleting celananya, mata Mikhayla sontak membola dengan dada yang kian campur aduk.
Keringat dan air mata bercucuran, bersatu dengan lelahnya dia menghela napas. Isak tangis masih terdengar, dia memandang langit kamar dengan harapan Tuhan turun tangan mengutuk pria ini.
Dengan panas dan kemarahan yang menggelora, Keyvan membuka kaki Mikhayla lebar-lebar. Akan tetapi ketika siap melakukannya, bahkan miliknya sudah menyentuh bagian inti Mikhayla, hati Keyvan mendadak ragu kala mata sendu itu menatapnya.
Dia anak gadis orang, Key ... kenapa kau segila ini.
Isak tangis yang kini terdengar melemah tiba-tiba mengusik Keyvan, pria itu turun dari tempat tidur dan mengenakan kembali pakaiannya. Tanpa menoleh ke arah Mikhayla, dia berlalu keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.
- To Be Continue -
sumpah.. ini lucu..
lagi mbayangin wajah om Babas..
wkwkwkkwk
daddy's little girl is always daddy's little girl..