Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 15
"Sudah-sudah,sekarang mendingan kita ke mall dan kamu belanja apapun yang kamu inginkan"
"Gak minat" ucap Sheva ketus
"Kalau makan ice cream?"
"Udah deh kak Cello gak usah berusaha meredam amarah Sheva"
"Terus maunya bagaimana?"
"Sheva pengen disini saja"
"Katanya bete,kita mending keluar aja yuk" ajak Marcell yang mencoba membujuknya
Akhirnya Sheva mau,mereka berdua memutuskan untuk makan sushi di Central Park. Sesampai di sana mereka memesan beberapa macam menu,Sheva terlihat masih cemberut dan kesal.
"Kak,aku mau ke toilet dulu ya"
"Ya udah hati-hati"
"Iya"
Sheva pergi ke toilet dan tak sengaja bertemu dengan Rania dan mamanya yang mau makan di sana juga
"Sheva...." panggil Rania
"Rania??"
"Kamu disini juga?"
"Embb i iya Ran"
"Shevaa" panggil mama Rania
"Halo tante"
"Kamu sama siapa?"
"Sama temen tan"
"Siapa Va?"
"Emb an anu itu temen aku dari jauh,kamu gak kenal Ran"
"Kenapa kita gak gabung saja sama Sheva?" ucap mama Rania
"Emb Sheva udah selesai tante,ini ke toilet mau cuci tangan"
"Oh gitu,ya udah lain kali saja mungkin"
"Iya tante,Sheva duluan ya tan. Rania ayo"
"Iya Va"
Sheva berhasil lolos dari Rania dan mamanya,ia segera ke toilet dan mencoba menenangkan kepanikannya. Di sisi lain Rania melihat Mr.Marcell duduk sendirian di meja ujung,ia memberanikan diri untuk menyapanya
"Ma,itu di sana ada dosen Rania. Rania sapa dulu ya"
"Oh iya sayang"
Rania berjalan ke meja Mr.Marcell dan membuatnya sedikit terkejut
"Mr.Marcell???"
"Kamu,kamu Rania anak management kan?"
"Iya Mr,saya temen Sheva"
"Oh iya saya ingat"
"Mr di sini sama siapa?"
"Emb itu sama temen"
"Oh, tapi temannya nggak ada"
"Iya lagi di toilet"
"Oh di toilet ya,tadi saya ketemu juga sama Sheva di depan pintu saya kira dia sama Mr.Marcell"
"Saya? sama Sheva? ya nggak mungkinlah,kan kita semua tahu kalau Sheva sudah di jodohkan"
"I iya sih Mr,kalau begitu selamat menikmati Mr"
"Iya Rania kamu juga"
Marcell melihat ke arah toilet setelah Rania pergi,dia melihat Sheva yang melambaikan tangan untuk memberikan kode agar segera pergi dari sini. Tanpa pikir panjang Marcell segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke kasir.
"Mbak pesanan meja 13"
"Tapi baru di proses kak"
"Emb saya bayar saja,nanti makanannya buat mbak saja. Soalnya saya buru-buru"
"Oh baik kak,terima kasih"
"Sama-sama"
Setelah melakukan pembayaran Marcell segera pergi dari restauran sushi tersebut,ia menghampiri Sheva yang menunggu tak jauh dari tempat itu.
"Ini tas kamu" ucap Marcell
"Hampir aja kita ketahuan" ucap Sheva sambil menghela nafas
"Tadi kamu ketemu sama Rania?"
"Iya,tapi dia gak curiga kok"
"Ya udah kita cari makan yang lain saja ya"
"Iya"
Akhirnya Sheva dan Marcell pergi ke tempat lain,mereka berhenti di salah satu tempat hot pot yang baru saja buka. Tetapi baru saja mau memesan menu ia tertangkap basah dengan Ferly,sontak dia menghampiri Sheva namun dengan sigap Sheva menghampirinya terlebih dahulu.
"Kak Ferly?"
"Sheva,kamu sama siapa itu?"
"Emb itu teman aku"
"Teman kamu? sejak kapan kamu punya teman cowok,setahu aku hanya Hana dan Rania"
"Nah itu kan kak Ferly setahunya,dan yang ini kakak gak tahu"
"Coba kenalin sama aku"
"Emb gak usah kak,dia pemalu banget"
"Ya masak cowok sama cowok pemalu sih,udah aku mau ke sana kenalan sama teman cowok kamu itu. Morgan tahu kan kalau kamu kesini sama dia?"
"Embb a "
"Pasti gak tahu kan,kalau begitu biar aku cek siapa dia"
Ferly pergi menghampiri meja Marcell,Sheva panik dan bingung bagaimana cara menghentikannya. Tiba-tiba seorang pelayan melintas membawa nampan minuman,dengan sengaja Sheva mengambilnya dan menyiramkannya ke arah Ferly.
Seketika baju Ferly basah dan dia berbalik melihat Sheva,
"Va,kamu apa-apaan sih" teriak Ferly sambil mengelap bajunya
"Maaf kak,aku gak sengaja. Tadi aku tersandung"
"Aish basah semua,minggir-minggir gue mau ke toilet"
"Maaf ya kak"
Akhirnya Sheva berhasil membuat Ferly pergi namun kali ini dia benar-benar menyerah dan mengajak Mr.Marcell kembali ke apartemennya.
"Kita balik saja yuk kak"
"Gak jadi makan?"
"kita go food aja deh,gak tenang lama-lama kalau jalan berdua gini"
"Ini Va yang saya khawatirkan jika jalan bareng di hari weakand,pasti banyak anak kampus kamu yang lihat kita"
"Kenapa sih harus kayak gini"
"Ya udah kita pulang sekarang"
Sheva dan Marcell kembali ke apartemen,sesampai di sana Marcell memesankan beberapa makanan kesukaan Sheva. Sambil menunggu Marcell memutar musik jazz untuk mengisi suasana,ia menghampiri Sheva yang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Masih kesal?"
"Ya masih lah,kita ke Central Park cuma buat kucing-kucingan sama mereka"
"Ya gitu Va rasanya pacaran sembunyi-sembunyi,kadang saya berpikir kapan bisa mempublikasikan hubungan ini"
"No,kita gak akan bisa" ucap Sheva
"Kenapa?"
"Kakak tahu kan soal perjodohan itu? mana mungkin aku mempublikasikan hubungan ini sedangkan papi sama mami sudah menentukan dengan siapa nanti Sheva nikah"
"Mungkin dengan kita mempublikasikannya mereka akan berubah pikiran"
"Enggak sesimpel itu kak,aku paham betul kalau papi sangat memegang teguh janji itu"
"Terus kamu mau bagaimana dengan hubungan ini?"
"Aku gak mau mikirin itu dulu sekarang"
"Ya udah ya udah sekarang mendingan kita santai,tenangin diri. Kita nikmati alunan musik biar relaxs"
Marcell membelai rambut Sheva dan beralih ke pipinya yang merah karena blush on,ia menatap Sheva sambil memandangi tubuhnya yang melengkung di sofa.
"Va...."
"Kenapa kak?"
"Kamu pernah terfikir kan nggak,kita selama pacaran beberapa tahun ini sama sekali tidak pernah kontak fisik"
"Maksud kak Cello?"
"Ya selayaknya orang pacaran"
"Maksud kakak ciuman?"
"Iyaa Va"
"Kan kemarin malam sudah"
"Kamu nggak ingin lebih?"
"memangnya kak Cello mau?"
"Mau,asalkan kamu juga mau"
Sheva memegang pipi Marcell,membelai lembut wajahnya yang bersih dan putih itu. Wajah mereka semakin dekat bahkan suara nafas mereka saling terdengar,Marcell mencium lembut bibir mungil milik Sheva. Ia ********** seperti buah anggur yang menggoda,tangan Sheva melingkar di kepala Marcell. Kali ini dia benar-benar ingin mengikuti alur permainan yang di berikan oleh Marcell. Satu persatu kancing kemeja Sheva ia tanggalkan,ia meraba gundukan besar di sana,Sheva menikmati sentuhan itu.
Kepala Marcell turun menuju dua gundukan yang sedari tadi ia pegangin,saat ia hendak mencium tonjolan berwarna hitam itu tiba-tiba bel pintu berbunyi.
"Shittt.... siapa sih ganggu saja" ucap Marcell yang menghentikan aktivitasnya dan pergi ke arah pintu
Sheva membenarkan posisi duduknya dan merapikan baju miliknya,Marcell kembali dengan beberapa kantong plastik makanan dan kembali menghampiri Sheva.
"Mau makan dulu atau mau lanjutkan?"
"Makan dulu aja ya,aku laper"
"Okey"
Sheva melahap beberapa makanan di depannya,saat asyik makan ponselnya berdering. Ternyata itu dari maminya,ia sengaja membiarkannya dan tidak menjawab namun Marcell meminta agar Sheva mengangkatnya
"Angkat,sapa tahu penting"
"Males ah"
"Vaaa"
"Iya-iya"
Sheva mengelap tangannya dan menjawab telfon itu
"Ya Mi"
"Sheva kamu dimana?"
"ada apa sih Mi????"
"Ini om dan tante William ada disini,mereka mau ngajak kamu buat cek gedung tunangan nanti"
"Mami aja deh"
"Sheva,ini kan pertunangan kamu. Mami mau kamu juga berperan di dalamnya"
"Sheva lagi gak mau di ganggu mi" ucap Sheva dan langsung menutup telefon nya
Marcell menatap perempuan yang ada di depannya itu
"Ada apa?"
"om dan tante William ada di rumah,mereka ngajak aku buat cek gedung buat tunangan besok."
Marcell menghela nafas panjang,ia menatap Sheva dengan tatapan kecewa. Setelah merapikan bajunya ia berpamitan untuk pulang,tak lupa di kecup nya pipi lembut Marcell untuk meredakan kekecewaannya.