Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Kasihan Hasna, padahal aku disini tinggal hanya berdua tapi Hasna dikos. Maafkan kakak ya de!" gumam Hana pelan, tidak terasa menetes air matanya. "Maafkan Hana bu, karena gak bisa jaga adik² bu." gumamnya lagi.
Hana bersih² dan melaksanakan aktivitasnya sebagai muslim, sebagai isteri dan ibu rumah tangga.
"Kok kak Hasyim belum pulang ya sudah maghrib?" gumam Hana pelan. "Aku chat saja deh." gumamnya lagi.
'Kak, dimana? Kok sudah malam belum pulang?' tanya Hana melalui chat.
"Gak dibalas, sibuk mungkin atau diperjalanan pulang ya?" gumam Hana menerka².
Hana mengaji lalu shalat isya dan membaca materi Tesisnya, sempat sewaktu² ada jadwal seminar.
"Huh kak Hasyim mana sih?" tanyanya gelisah. "Mana ngantuk banget lagi." ujarnya karena jam menunjukkan pukul 21.00.
"Assalamu'alaikum. Hana!" ucap Hasyim sembari masuk ke dalam kamar. "Dia sudah tidur, kok tidurnya gak dikasur sih?" gumam Hasyim pelan. "Hana bangun de, pindah ke kasur yuk!" ucap Hasyim.
"Hhmm kakak baru pulang? Jam berapa ini?" tanya Hana cemberut.
"Iya. Jam 9.15 menit, pindah lah dikasur supaya nyaman." Hana hanya melangkah tanpa menjawab.
"Ish nyebelin banget." umpat Hana dalam hati. "Balas chat aja gak bisa, kabari lah kalau lambat pulang." gerutu Hana dalam hati sambil bersiap tidur kembali.
Hasyim lalu keluar kamar setelah Hana melanjutkan tidurnya.
"Huft, masih saja begitu ayah dan ibu. Ku pikir kalau menikah paka tidak na tekan maka, tapi ternyata masih sama saja! Sekarang nambah beban saja karena ada isteri. Makin nambah tanggung jawab." gerutunya dalam hati sambil merokok. "Tapi Hana masih bisa diajak diskusi." ucapnya lagi.
Tepat pukul 23.00 Hasyim masuk kamar perlahan lalu merebahkan diri dikasir samping isterinya.
"Jam berapa ini kak Hasyim baru masuk kamar?" gumam Hana pelan. Hasyim mengira bahwa Hana sudah tidur pulas.
"Besok ke kantor lagi temani ayah, kapan beresnya pekerjaanku kalau apa² ayah juga minta bantuan, belum lagi ibu dan Laras yang selalu menghubungi ketika aku kerja!" gerutu Hasyim sebelum tidur. Mereka sama² belum tidur tapi larut dengan pikiran masing².
***
"Kak, nanti aku akan ke sekolah tempat Ni'mah mengajar, jika diizinkan aku akan mengajar disana." ucap Hana saat hendak sarapan pagi.
"Iya pergilah, hati². Motor sudah diservis?" tanya Hasyim.
"Belum kak, nanti aku singgah dibengkel sekalian sebelum ke sekolah." Hasyim hanya mengangguk melanjutkan makan.
"Aku pamit ya, mau pergi sama ayah lagi dan mungkin akan telat pulang." ucap Hasyim jujur.
"Iya kak." mereka bersalaman lalu Hasyim pergi menggunakan mobil.
"Ternyata kak Hasyim masih harus ngikut ke orang tuanya, padahal dia juga punya kerjaan sendiri." Hana hanya bisa menghela nafas berat.
Hana hendak bersiap untuk ke bengkel lalu ke sekolah tempat Ni'mah bekerja.
"Untung motornya masih bisa dinaiki meski pelan." gumam Hana.
"Permisi Bang, tolong cek motor saya ini kempes atau bocor bannya?" tanyanya.
"Iya neng, tunggu bentar." ucap abangnya. "Duduk dulu neng." ucapnya lagi. Hana mengangguk lalu duduk dikursi yang telah disediakan.
"Semoga cepat selesai, gak enak sama Ni'mah kalau aku terlambat." gumam Hana dalam hati sambil cek jam di hpnya.
"Ini bocor neng, mungkin setengah jam paling lama baru selesai. Neng buru² ya?" tanya abang bengkel.
"Iya bang, tapi gak apa² deh biar aku tunggu." ujar Hana.
"Hay Hana, kamu sama siapa?" tanya Zain teman pascasarjananya.
"Hay kak, iya aku disini sendiri lagi perbaiki motor ternyata bocor bannya." ucap Hana pelan.
"Emang mau kemana? Ke kampus ya?" tanya Zain lagi lalu turun dari motornya dan duduk disamping Hana, Hana bergeser sedikit menjauh.
"Kamu kenapa sih jauh²?" tanya Zain. Hana hanya diam. "Gak apa², suami kamu gak bakal tau kok!" ucapnya sok tau. Hana hanya melirik Zain.
"Sok tau amat sih!" gerutu Hana dalam hati.
"Coba kamu dulu mau sama aku, kamu akan ku sayangi sepenuh hati Hana!" ujarnya sambil berbisik.
"Kamu kenapa sih kak? Aneh banget!" gumam Hana pelan.
"Kamu aneh Hana, aku tulus sama kamu tapi kamu yang gak mau, malah pilih laki² yang lebih mementingkan orang tuanya dibandingkan siapa pun termasuk isterinya!" jelas Zain.
"Kak Zain yang baik hati, lebih baik kakak pergi deh dari sini, berisik tau!" ucap Hana ketus.
"Kamu dulu kenapa sih gak mau terima aku Hana?" tanya Zain lagi.
"Kak Zain kenapa sih! Jauh² kak, gak enak dilihat orang tau!" ucap Hana kesal..
"Jawablah Hana." paksanya. "Atau kamu mau kita berduaan?" ucapnya sambil tersenyum smirk.
"Maaf kak. Kakak tau sendiri kan, kalau orang tua kakak itu gak suka kalau kak Zain sama orang miskin kayak aku, gak level kak!" jelas Hana.
"Kan yang nikah kita Hana bukan orang tuaku! Aku bisa saja kok pergi dari rumah demi kamu. Ayo ikut sama aku yuk!" hendak berdiri lalu menarik pergelangan tangan Hana.
"Gak kak, ini gak bener! Aku bukan jodoh kakak, kak Zain carilah cewek yang kaya supaya orang tua kak Zain bahagia." ucap Hana memelas.
"Kamu tau Hana, selama ini aku selalu mengikutimu, aku sayang padamu Hana!" ucapnya sendu.
"Pergi lah kak, motorku juga sudah selesai kok. Permisi." Hana bangkit dan mendekat ke arah motornya.
"Sudah selesai bang?" tanya Hana.
"Sudah neng. Itu pacarnya ya neng? Cakep!" ucap bang Bengkel jujur.
"Bukan bang, dia itu teman kampus aku bang. Berapa semuanya bang?" tanya Hana.
"Lima belas ribu neng." jawab abangnya. Sedangkan Zain masih menunggu di atas motornya.
"Makasih bang." ucap Hana lalu pergi membawa motornya.
"Sama² neng." ucap abangnya sambil memperhatikan Hana yanh diikuti oleh Zain menggunakan motor masing².
"Pacaran kok marahan, kalau saling suka ya selesaikan baik² masalahnya." gumam bang bengkel pelan.
***
"Kak Zain gak ke kampus apa?" gumam Hana pelan sambil memperhatikan kaca spion kalau Zain masih mengikutinya.
"AlhamduLillah sampai juga di sekolah. Ni'mah mana ya??" akhirnya Hana sampai di sekolah MTs al-Hikmah Palopo. Hana langsung menuju ruang guru.
"Permisi, ada bu Ni'mah?" tanya Hana sopan.
"Masih ditoilet bu, tunggu sebentar." jawab Jihan guru di MTs tersebut.
"Iya bu, terima kasih." ucap Hana lalu menunggu dikursi tunggu tepatnya di luar ruangan.
"Hay Hana." tidak berselang lama Ni'mah keluar lalu nyamperin Hana.
"Hay. Aku lambat ya?" tanya Hana.
"Gak apa², kan baru! Kita ngobrol dimejaku yuk?" tawar Ni'mah.
"Boleh." lalu mereka menuju meja guru tempatnya Ni'mah.
"Duduklah, aku ambilkan minuman dulu." ujar Ni'mah lalu ke kantin sebelah ruang guru. "Minumlah." ucap Ni'mah setelah kembali.
"Ni', maaf ya jika aku disini sementara saja untuk mengisi waktu luang daripada aku di rumah bosan juga." jelas Hana.
"Gak masalah Hana, kamu ini kayak sama siapa saja!" ujar Ni'mah. "Kamu gantikan mata pelajaran aku saja gimana?" ujar Ni'mah dengan idenya.
"Hhmm kayaknya itu lebih bagus. Pelajaran apa?" tanya Hana.
"IPA kelas tujuh kok. Gimana?" tanyanya.
"Bolehlah. Kapan jadwalnya?"
"Hari Jum'at dan Sabtu."
"Ok." lama disana Hana pamit pulang karena Ni'mah harus mengajar lagi.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆