NovelToon NovelToon
Mythic Miracles

Mythic Miracles

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Spiritual / Teen School/College / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:642
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

Kisah sekelompok anak muda yang ingin hidup sesuai dengan keinginan mereka karena di beri kesempatan kedua. Mereka pernah meninggal dan hidup kembali secara ajaib sehingga mereka sangat ingin menikmati hidup mereka.

Namun tanpa mereka sadari sebuah bencana besar sedang mengintai dunia dan pada akhirnya mengancam semua makhluk hidup di dunia. Untuk mempertahankan kehidupan kedua mereka, sekelompok anak muda itu berjuang untuk mengembalikan dunia seperti sedia kala dengan keajaiban yang mereka miliki.

mohon dukungan komen dan like nya ya kalau suka, thanks

Prinsip mereka hanya satu. "Kita tidak tahu sampai kapan keajaiban ini akan mempetahankan hidup kita, sampai saat itu tiba kita akan bersenang senang dan melakukan apa saja yang kita inginkan, tidak ada yang bisa menghalagi kita, apapun itu, jadi jangan coba coba,,"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 32

Tania langsung menyelubungi mereka dengan pelindung, para penghuni rumah di sekitar mereka yang semula mengintip dari jendela dan ketakutan, mendadak bingung karena wyvern yang besar itu menghilang. Satu persatu dari mereka keluar untuk memeriksa namun tetap mereka tidak mengetahui apa yang terjadi. Jay yang bergerak paling cepat melompat menginjak pundak Rio yang berlari di depannya dan “groaaaaaar,” menembakkan gelombang raungannya di udara, gelombang raungan Jay menghentikan gerakan wyvern dan membuatnya diam, “crrrt...crrt...craak,” Lina menembakkan petir panjang melalui tangannya dan membuat wyvern tersetrum menjadi kaku bahkan tidak bisa meraung.

“Psssssh,” kedua lengan Rio membesar seperti raksasa dan langsung menggenggam leher wyvern dan mencekiknya menghadapkan kepalanya melihat ke atas, “sriiiing,” Sarah mengayunkan pedangnya yang menjadi sangat panjang menyerupai cambuk, memutuskan kedua sayap wyvern, Alex mengeluarkan kedua tangan bayangan besarnya dan mengubahnya menjadi bentuk sabit besar “sringg...sriiing,” “craaak,” kedua sabit Alex langsung menebas habis leher wyvern sampai terputus. “bruaaak,” tubuh wyvern yang besar jatuh ke tanah, hanya kepalanya saja yang masih di pegang Rio.

“Lom puas, baru meraung sekali,” ujar Jay.

“Sama, gue baru nembak sekali,” tambah Lina.

“Hmm entah kenapa kita jadi kuat ya,” ujar Rio yang masih berlengan seperti raksasa sambil melempar lemparkan kepala wyvern ke atas.

“Hehehe...ternyata mudah,” balas Sarah.

“Yuk lah balik, (menoleh melihat Tania), jangan buka selubungnya dulu ya Tan,” ujar Alex.

“Sip, balik aja dan buang tuh kepala, jangan bawa ke rumah,” balas Tania.

“Oh ok,”

Rio menaruh kepala sang wyvern di atas perutnya yang terlentang, kemudian ke enamnya berjalan di dalam selubung dan masuk ke rumah. Begitu mereka masuk, para warga yang berkumpul di jalan itu dan berdiskusi bersama pak rt yang juga hadir di situ, “waaaaaa,” mereka berteriak karena bangkai wyvern dengan kepala terpisah dan berada di atas perut dengan dua menghadap mereka, di tambah dua sayapnya sudah terpisah dan berserakan, tiba tiba muncul di belakang mereka, banyak yang lari dan bersembunyi di rumah mereka namun tetap mengintip. Seorang sekuriti memastikan kalau wyvern besar itu sudah tidak bergerak dan mengatakan sudah aman, barulah para warga kembali mengerubungi wyvern itu.

“A..apa yang sebenarnya terjadi ?” tanya seorang warga.

“Tadi saya liat naga ini mendarat tepat di depan rumah saya, tapi tiba tiba hilang dan muncul lagi menjadi seperti ini,” jawab seorang warga lainnya.

Seluruh warga langsung berdiskusi dan yang masih berada di dalam rumah keluar untuk melihat keanehan di komplek mereka. Rio, Sarah, Alex, Tania, Jay dan Lina yang sudah mengganti pakaian mereka keluar dan berdiri di paling belakang sambil tersenyum senyum sendiri.

“Hmm heboh nih,” ujar Rio.

“Biarin aja, toh ga ketahuan ini,” balas Sarah.

“Hehe seru juga nih,” ujar Jay.

“Tapi rasanya kurang,” tambah Lina.

“Nah bener tuh, entah kenapa kita jadi jauh lebih kuat dari waktu di dunia sana,” ujar Alex.

“Yap, bener,” tambah Tania.

“Masuk aja deh yu, malas rame,” balas Rio.

“Nyok, kita ngapain kek di rumah,” tambah Alex.

Beberapa jam kemudian, banyak reporter, polisi dan tentara yang masuk ke dalam komplek mereka, para warga di himbau masuk ke dalam rumah dan tidak keluar sampai bangkai wyvern berhasil di evakuasi. Reporter menanyakan kronologi kejadian kepada beberapa warga yang mereka hampiri. Ke enamnya hanya melihat saja dari teras lantai dua sambil meminum kopi kaleng. Hanya dalam waktu satu jam saja, sebuah truk pengangkut kontainer mengevakuasi bangkai wyvern yang di tutupi terpal sehingga tidak di lihat oleh masyarakat. Kontainer di kawal oleh polisi dan tentara yang bersenjata lengkap, hanya menyisakan beberapa reporter yang masih bertanya tanya di dalam komplek.

“Hmm kalau wyvern bisa di makan ga ?” tanya Jay.

“Bisa, kalau di dunia gue sih dimakan,” jawab Alex sambil menenggak kopi kaleng nya.

“Trus kenapa kita ga ambil tadi ?” tanya Jay.

Rio, Sarah, Alex, Tania dan Lina langsung menoleh ke arah Jay yang juga sedang melihat yang lain dengan wajah nya yang datar.

“Kenapa lo baru ngomong sekarang,” teriak kelimanya.

“Lah kan gue nanya,” balas Jay.

Ke enamnya terus mengobrol sambil tertawa dan melihat beberapa wartawan yang sedang memwawancarai warga di bawah.

******

Malam harinya, di dalam kamar yang berada di lantai dua, “nggg,” Sarah berputar ke samping, tapi ketika tangannya jatuh ke ranjang dia tidak merasakan ada Rio di sebelahnya, “uhm,” Sarah membuka matanya dan Rio benar benar tidak ada di sebelahnya, dia langsung bangun dan duduk,

“Rio ?” tanya nya.

Sarah turun dari ranjangnya, dia berjalan keluar dari kamar dan mengintip di koridor yang gelap, di ujung dia melihat jendela terbuka dan pintu teras yang tidak tertutup rapat, Sarah berjalan ke arah teras kemudian dia membuka pintunya sedikit, “fuuuh,” dia melihat Rio sedang duduk di teras sambil merokok dan menyemburkan asapnya ke atas,

“Lo ngerokok ?” tanya Sarah.

Rio menoleh, dia melihat Sarah yang nampak acak acakan berdiri di sebelahnya, Rio kembali menatap ke atas,

“Sebenernya sih enggak, tapi gue inget aja waktu di dunia mba Ani, gue pernah ngeliat bokap gue ngerokok di atas sini, jadi pengen nyoba juga, kalau di pikir pikir lagi bokap gue jahat juga ya, masa anaknya sakit jantung dia ngerokok haha,” ujar Rio.

Mendengar ucapan Rio, Sarah langsung memeluk leher Rio dan membenamkan kepalanya di kepala Rio,

“Lo ga bisa tidur ?” tanya Rio.

“Iya, gue ga bisa tidur,” jawab Sarah pelan.

“Sini duduk,” ujar Rio sambil menarik kursi.

“Iya, tapi ga mau di situ,” ujar Sarah.

Sarah langsung melompat dan duduk di pangkuan Rio, dia melepaskan rokok dari tangan Rio dan melingkarkan kedua tangan Rio di perutnya. Rio tersenyum dan menatap bulan di langit,

“Untung gue di tolong ama mba Ani, kalau ga badan gue di acak acak ama dokter di rumah sakit, gue inget gue di bedah terus menerus,” ujar Rio.

“Sama, gue juga inget gue di masukin tabung di lab dan darah gue di sedot terus, badan gue di iket sampe lemes ga bisa gerak, gue cuman bisa bertanya kenapa dan kenapa,” ujar Sarah.

“Yah paling tidak, gue pernah merasakan gue punya orang tua, karena jantung gue lemah sejak lahir, mereka bertengkar dan saling menyalahkan sampai bercerai meninggalkan gue sendirian, lucu ya,” ujar Rio.

“Hehe sama, gue ga kenal bokap gue, tapi bokap yang ada di dunia mba Ani, pasti bokap gue yang sebenernya dan gue ga percaya nyokap gue jadi stress trus sekarang di rumah sakit jiwa...gue kangen nyokap....hik....hik,” ujar Sarah mulai menangis.

Rio mendekap Sarah di depannya dan membenamkan kepalanya ke kepala Sarah yang juga memegang kedua lengan Rio yang memeluknya. Keduanya mengenang hidup mereka di dunia yang indah dimana mereka bahagia dan besar bersama orang tua mereka tanpa ada konflik, mereka bersyukur pernah mengalami nya dan sekarang mereka harus menerima kenyataan pahit di dunia nyata yang sudah mereka alami sebelum mereka hidup kembali.

“Rio,” ujar Sarah.

“Apa ?” tanya Rio.

“Jangan pernah tinggalin gue ya,” ujar Sarah.

“Iya, ga akan,” balas Rio.

“Janji ?” tanya Sarah.

“Janji, nomor 101 gue mau selamanya bersama Sarah,” ujar Rio.

“Hehe makasih...nomor 102, gue mau bahagia selamanya bersama Rio,” ujar Sarah.

Sarah berbalik dan memeluk Rio dari depan, Rio menempelkan keningnya ke kening Sarah sambil tersenyum dan Sarah juga tersenyum. “Gedubrak,” Rio dan Sarah menoleh, ternyata Alex, Tania, Lina dan Jay terjatuh dari dalam pintu,

“Ahahaha...sori, silahkan terusin,” ujar Alex.

“Hehehe...anggap aja kita ga ada,” tambah Tania.

“Yuuuuk masuuuuk, Jay diri,” ajak Lina.

“Gimana mau berdiri, lo nindih gue,” ujar Jay kepada Lina.

Rio dan Sarah saling melihat satu sama lain, kemudian keduanya tertawa karena melihat teman teman mereka yang juga pada akhirnya ikut tertawa.

1
Delita bae
mangat 💪💪💪🙏
Delita bae: dukung terus ya karya saya😁biar seru
DEE GUNZ: Siap makasih
total 2 replies
Delita bae
bagus semangat ya😁👍🙏
Delita bae: wih hebat makin semangat up🤣😊😇
DEE GUNZ: siap kak
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!