SEASON 2 NOT CONSIDERED
Melewati masa kritis karena tragedi yang menimpanya, membuat seorang Elina trauma pada penyebab rasa sakitnya. Hingga dia kehilangan seluruh ingatan yang dimilikinya.
Morgan, dia adalah luka bagi Elina.
Pernah hampir kehilangan, membuat Morgan sadar untuk tak lagi menyia-nyiakan. Dan membuatnya sadar akan rasa yang rupanya tertanam kuat dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WILONAIRISH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Morgan menghentikan kendaraannya saat sampai di kediaman Elina. Kemudian disusul oleh mama yang tampak turun dari kendaraan yang Morgan bawa.
"Nanti gak perlu jemput Mama, biar Mama pulang sendiri" ujar mama karena tak mau membuat Morgan semakin sulit untuk menahan diri tak bertemu Elina.
Morgan hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan panjang, setelah melihat sang mama berjalan menuju pintu masuk utama. Rasanya ia juga ingin masuk ke dalam, namun memikirkan segala nasehat mamanya, ia rasa memang harus menurut kali ini.
Karena tak memiliki pilihan lain, Morgan akhirnya melajukan kendaraanya menuju kampus. Karena ia ada mata kuliah hari ini, ada ujian pula di mata kuliah yang lain.
Sesampainya di kampus, Morgan semakin dibuat frustasi oleh kelakuan Shella yang masih tak menyerah menganggu dirinya. Lihatlah sekarang, wanita itu justru dengan santainya melingkarkan tangan di lengannya.
Tanpa banyak kata, Morgan menepis kasar tangan wanita itu. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Shella. Namun sialnya, Shella justru mengikutinya ke ruang kelasnya.
"Jangan ganggu gue" tegas Morgan menatap tajam Shella.
Shella memutar bola matanya malas, setelah mendengar perkataan Morgan. "Gue gak gangguin lo" ujar Shella dengan tak tahu malunya.
"Ck" sudah malas meladeni Shella, Morgan memilih mengabaikan wanita itu dan fokus pada kegiatannya sendiri.
Dan sampai pulang pun, Shella masih terlihat mengikutinya. Membuat Morgan kesal dan sengaja mengecoh, supaya Shella tak bisa mengikuti laju kendaraannya.
...***...
Sementara Mama Varia yang sedang berkunjung ke rumah Elina disambut hangat oleh Mama Reta.
"Ya ampun, Jeng. Gak perlu repot-repot kalau mau main kesini" ujar Mama Reta saat Mama Varia memberikan buah tangan yang ia bawa.
"Gak papa, Jeng. El kemana, Jeng?" tanya Mama Varia yang tak mendapati kehadiran Elina di ruangan itu.
"Lagi di belakang sama Rozer. Kebiasaan mereka suka ngobrol di sana, biasanya sama Viola Bianca. Ini mereka lagi kuliah, ada mata kuliah katanya." Jelas Mama Reta sembari mengantarkan Mama Varia untuk menemui Elina.
"El, sayang ada Tante Varia" ujar Mama Reta saat melihat keberadaan Elina dan Rozer.
Elina kemudian datang menghampiri dan menyalami Mama Varia. Mama Varia mengajak Elina untuk mengobrol di tempat yang lebih privasi. Untuk mengajak Elina mengobrol berdua saja.
"Kamu sudah jadian sama Rozer, sayang?" tanya Mama Varia mengusap lembut punggung Elina.
Elina terkejut, namun hanya berlaku sementara. Karena ia pun sudah menebak kalau Morgan kemungkinan akan bercerita pada ibunya.
Elina menggeleng. "Belum kok, Ma" jawab Elina, yang memang harus memanggil mama atas perintah Mama Varia.
"Hm kenapa, kayaknya baik anaknya. Sayang disia-siakan" ujar Mama Varia tersenyum tipis menatap lekat Elina.
Elina mendongak, memastikan kalau Mama Varia serius dengan perkataannya. Bukannya mendukung putranya, namun Mama Varia seolah mendukung dirinya dengan Rozer.
Mama Varia mengerti arti tatapan itu. "Mama gak mungkin egois, Mama hanya mau kamu bahagia. Kalau bukan sama anak Mama, bukan berarti Mama harus halangi kebahagiaan kamu. Kamu berhak bahagia, sayang." Jelas Mama Varia, menatap teduh pada Elina.
Membuat Elina tersentuh dengan penjelasan Mama Varia. Setulus itukah ibu Morgan, padahal kemungkinan akan membuat putranya tersakiti.
"Mama gak khawatir kalau Morgan terluka dengan keputusan El menerima Rozer?" tanya Elina dengan ragu.
Mama Varia menggeleng mantap. "Kalau Mama mau Morgan bahagia, bukan berarti Mama berhak menghalangi kebahagiaan kamu."
Next .......
