Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebelum terlambat
Adam mondar mandir didepan pintu yang masih tertutup rapat, sedangkan Disya sejak tadi sudah menangis di pelukan Mahira kembaran Maher.
Tak lama pintu terbuka seorang dokter keluar dengan helaian napas berat.
"Bagaimana keadaan anak saya dok?" tanya Adam dan Disya langsung mendekati suaminya.
"Asam lambungnya kembali kambuh, dan kali ini sangat parah membuat keadaannya hampir sekarat." Jelas sang dokter.
Disya sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi membuat Mahira memeluk erat sang Mama.
Adam mengusap wajahnya kasar, sejak remaja Maher memang memiliki asam lambung, karena pola makan yang tidak teratur, dan akhir-akhir ini sepetinya Maher mengalami stres berat dan pola tidur tidak teratur.
"Untuk sekarang pasien harus di rawat dengan intensif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, dan doakan saja semoga penyakitnya tidak mengalami infeksi paru-paru."
"Lakukan yang terbaik dok." Tidak ada lagi yang bisa Adam katakan, selain pengobatan terbaik untuk anaknya.
Flashback
"Batalkan pernikahan Pah, Arabella hamil anak Maher." Ucap Maher sebelum papanya sempat memakinya.
Di seberang sana Adam jelas terkejut dan syok, apalagi mendengar suara Maher yang lemah dan parau.
"Maher salah pah, Maher mencintai Arabella." Gumam Maher, dan setelahnya menjadi hening hanya ada suara Adam yang terus memanggilnya dan mengumpat.
Maher tergelatak di lantai dengan tangan menggenggam benda pipih yang Arabella tanggalkan, pria itu tak sadarkan diri sampai Tio datang dan membawanya kerumah sakit.
Flashback off
Disya menatap sendu putranya yang terbaring lemah dengan alat-alat medis yang menempel di tubuhnya, putranya yang gagah dan tampan kini tampak kurus dan tidak terawat.
"Kenapa kamu begini meher." Gumam Disya sambil mengusap matanya.
Sedangkan Adam berbicara dengan Tio, entah apa yang mereka bicarakan sampai panggilan seseorang membuat mereka menoleh.
"Bagaimana keadaan Maher Om?" Tanya Karin dengan wajah cemas.
Wajahnya masih berbalut makeup, pakainya pun masih menggunakan kebaya untuk akad.
"Keadaanya masih kritis." Jawab Adam sendu.
"Lalu bagaiman pernikahan ini Adam, semua sudah siap tapi putramu malah sakit begini!" Ucap Wicaksono papa Karin dengan kesal.
Mereka di buat malu karena acara tertunda padahal semua sudah siap hanya tinggal menunggu pengantin pria datang.
"Seharunya Anda tidak memikirkan itu, pikirkan calon menantu ada yang sedang sekarat!" sarkas Adam yang sejak tadi pikiranya kalut, tapi mendengar nada kesal calon besannya membuat Adam tersulut emosi juga.
"Lebih baik batalkan saja, saya tidak mau punya menantu penyakitan!"
Karena tidak suka mendengar Adam bicara kasar Wicaksono pun memutuskan sepihak.
"Papa! Karina mencintai Maher, Karina tidak mau pernikahannya di batalkan." Air mata Karina sudah jatuh, sepertinya wanita itu benar-benar mencintai Maher.
"Saya setuju, lebih baik perjodohan dan pernikahan di batalkan detik ini, kita tidak ada lagi ikatan perjodohan sialan itu!!"
Setelah itu Adam memilih pergi meninggalkan Wicaksono yang menahan amarah dengan kedua tangan mengepal. Sedangkan Karina menangis terisak karena tidak ingin pernikahannya batal.
"Papa, Karina tidak mau, Karina bisa menunggu Maher sampai sembuh."
"Ayo pulang!!!"
Di tempat yang berbeda...
Arabella mengurung diri didalam kamar, sejak kejadian semalam di mana kelaurga diam dan meninggalkannya dengan kekecewaan membuatnya semakin merasa bersalah. Arabella menatap jendela kaca yang memperlihatkan langit cerah, namun tidak secerah hati dan hidupnya, dirinya merasa memiliki kehidupan yang gelap.
Wajah cantiknya kini menjadi kusut dan pucat, tidak ada senyum manis dan tatapan ceria dari wanita itu lagi, yang ada hanya kesunyian dan tatapan kosong.
"Apakah kita harus menyerah." Gumam Arabella sambil mengusap perutnya yang masih rata.
Mengingat ada janin di dalam perutnya mata Arabella kembali memanas. Menyesal rasanya percuma, semua terjadi karena kesalahannya. Kesalahan yang membuat keluarganya kecewa dan marah padanya, mekipun mereka diam tapi Arabella bisa melihat kekecewaan di mata mereka, dan itu semua membuatnya semakin merasa bersalah.
Mengusap air matanya, tiba-tiba Arabella turun dari ranjang. Mungkin jika dirinya tidak ada kelurganya pasti tidak akan menanggung malu sebelum semuanya terlambat.
Apa yang akan di lakukan Arabella???
Tinggalkan jejak kalian sayang 😘😘😘😘
maaf ye Thor 😂
egois dia😑
jadi sakit nya nyetrum/Facepalm/