NovelToon NovelToon
Your Heart Is My Home

Your Heart Is My Home

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Menikah dengan Musuhku / Bad Boy
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aniec.NM

Menunggu adalah cinta yang paling tulus, tapi apakah yang ditunggu juga mencintai dengan tulus? Sudah tiga tahun lamanya Anaya Feroza Mardani menunggu sang kekasih pulang dari Indonesia. Kabar kematian sang kekasih tak akan membuat Naya begitu saja percaya sebelum dirinya bertemu dengan jasad sang kekasih.

Penantian tiga tahun itu, membuat kedua orang tua Naya harus menjodohkan Naya dengan seorang Dokter tampan bernama Naufal Putra Abikara anak dari Abikara Grup, yang tak lain adalah musuhnya saat SMA dulu.

Apakah kekasih yang Naya tunggu akan datang? Dan apakah dia masih hidup atau sudah meninggal? Bagaimanakah hubungan Naya dengan Naufal?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aniec.NM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 14 Kegalauan Dua

“Kamu juga Vero, katanya mau futsal kok sama Kayra?” Pertanyaan itu Naufal yang lontarkan.

“Oke, Bang gue mau beritahu sesuatu,” ujar Vero.

Terlihat helaan nafas yang panjang dari lelaki itu sebelum kemudian menjelaskan sesuatu.

“Jadi gue sama Kayra kita pacaran. Tapi itu dulu, sekarang kita udah putus,” ungkap Vero.

Naufal dan Naya sama-sama terkejut, kedua adiknya ternyata berpacaran di belakang mereka. Pacar yang Kayra cerita kepada Naya itu Vero dan sebaliknya pacar yang diceritakan Vero yaitu Kayra. Naufal dan Naya saling berpandangan, tak menyangka mereka bisa pacaran.

“Terus kenapa kalian ribut?” tanya Naufal, langsung inti permasalahan.

“Ternyata dia cuma jadiin gue bahan tantangan, gimana gue nggak sakit, Bang!!” pekik Vero sembari menunjuk-nunjuk Kayra.

Kayra hanya bisa menangis dipelukan Naya. Kini Vero benar-benar membencinya, Naya hanya bisa mengusap kepala adiknya dalam artian menguatkan. Ada rasa sedikit kecewa dalam hati Naya pada adiknya, tetapi dia juga merasa apa yang di rasakan Vero dan Naya.

“Udah-udah, lebih baik kita pulang. Ini udah malem, Kayra kamu pulang bareng kita ya, dan lo awas langsung pulang ke rumah!” Naufal mengambil keputusan.

Vero beranjak pergi, menancap gas dan langsung melajukan motornya. Sedangkan Kayra di antar pulang oleh Naya dan Naufal.

**

Setelah mengetahui hubungan antara Kayra dan Vero serta permasalahan yang mereka alami. Naya merasa tak enak hati, apa yang adiknya lakukan itu bukanlah hal yang benar. Naya berdiri termenung di balkon kamarnya, pandangannya menghadap depan yang langsung menampilkan jalan komplek yang begitu sepi. Kala itu pagi menjelang siang, matahari sudah sendari tadi menyinari bumi

Tangan kekar tiba-tiba meraih jari-jari tangan perempuan itu, hal itu membuat Naya tersadar dari lamunannya.

“Kamu lagi mikirin apa?” tanya Naufal.

“Aku lagi mikirin Kayra sama Vero. Jujur aku nggak enak sama adik kamu, pasti dia sangat sakit,” ungkap Naya.

Naufal semakin menggenggam erat tangan istrinya itu.” Naya, kamu kayak nggak pernah SMA aja. Kita nggak boleh mencampuri urusan mereka, biar mereka yang menyelesaikan, kita sebagai kakak hanya bisa memperhatikan dari kejauhan,” jelas Naufal.

Naya mengangguk paham, seketika niatnya memudar untuk mengikuti campuri masalah mereka, memang itu bukan hak nya.

Selang kakak tidak harus selalu mengikuti campuri masalah adiknya, karena seorang adik juga butuh privasi dan kehidupan mereka. Seorang kakak hanya bisa memperhatikan bagaimana adiknya bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.

“Naya liat deh, anak kecil itu.” Naufal mengarahkan telunjuknya kepada dua anak kecil cewek cowok yang tengah bermain boneka di halaman rumahnya.

“Anak kecil?” tanya Naya.

“ Aku mau suatu saat nanti anak kita secantik dan seganteng mereka, bahkan lebih dari itu,” ungkap Naufal.

“Emang kamu mau punya anak berapa?” tanya Naya.

“Sepuluh.”

“Hah! Sepuluh!” Naya membulatkan matanya. Bagaimana tidak terkejut, sepulang bukanlah hal yang mudah.

“Lo pikir gue kucing apa, bisa ngelahirin anak sebanyak itu,” gumam Naya, mencubit tangan Naufal.

Naufal terkekeh ekspresi kesal istrinya itu membuat dirinya gemas.

“Aku bercanda sayang, jangan marah gitu dong.” Naufal mengejar Naya yang keluar dari kamar.

**

Naufal baru saja selesai menangani pasien kecelakaan motor, setelah selesai bersih-bersih Naufal ingin kembali ke ruangannya. Namun di pertengahan jalan, berpapasan dengan dokter Diva, dia berjalan dengan terburu-buru dan tangan kanannya mengusap kasar pipinya. sepertinya dia habis menangis?

“Dokter Diva!” Naufal memberhentikan langkah dokter Diva.

Matanya sudah merah, ada bekas air mata yang masih menempel di bulu matanya.

“Maaf Dokter kenapa?” tanya Naufal.

Dokter Diva tak menjawab pertanyaan Naufal, ia malah memeluk Naufal, kembali menangis saat ini di pelukan Naufal. Naufal masih bingung apa yang terjadi dengan Dokter Diva,Naufal tak membalas pelukan itu, dirinya memberi ruang untuk Dokter Diva di pelukannya hingga dia sendiri yang meles pelukan itu.

“Saya batal nikah, Fal,” ungkapannya.

“Saya nggak tahu harus berbuat apa, Fahmi membatalkan pernikahan itu tanpa sebab,” lanjutnya.

Naufal bisa mengerti apa yang Dokter Diva rasakan, ia hanya bisa mengusap pundak Dokter Diva sebagai penguat.

“Kamu nggak boleh sedih, banyak lelaki di luar sana yang masih menginginkan kamu. Kamu itu cantik Dokter, pasti ada lelaki yang menginginkanmu,” terang Naufal.

Seketika Dokter Diva terdiam, ucapan Naufal barusan mengingatnya dengan Naufal yang pernah menebaknya. Entah apa hal itu masih berlaku untuknya, seharusnya tidak karena Naufal sudah memiliki istri. Namun Dokter Diva tidak tahu kalau Naufal sudah mempunyai istrinya, baginya perkataan Naufal satu dua bulan lalu mungkin masih berlaku.

“Naufal!”

“Saya mau tanya sama kamu.”

“Apa?”

“Apa perkataan kamu dua bulan lalu masih berlaku sampai hari ini?” tanya Dokter Diva.

Naufal sudah paham apa yang Diva maksudkan, dua bulan lalu adalah waktu dimana dirinya sempat menyatakan perasaan kepada Diva di taman rumah sakit, tetapi itu di tolak.

Naufal terdiam, dia tak tahu harus menjawab apa. Naufal mengira Diva sudah tau dirinya menikah dengan Naya, sebab waktu itu Naya pernah dibawa ke sini.

“Maaf Dok, saya harus menangani pasien,” ujar Naufal, dirinya langsung bergegas pergi.

**

Hari ini Kayra tidak berangkat sekolah, dia berdiam diri di kamar, semua aktivitas dia lakukan di kamar. Tisu berserakan di lantai kamar hanya menyisakan dua tisu bersih di meja rias.

“Vero, aku mohon kamu dengerin penjelasan apa dulu.” Kayra menahan Vero yang ingin pergi.

“Lepasin tangan gue, gue nggak sudi Lo pegang-pegang tangan gue!” pekik Vero, melepaskan tangan Kayra kasar.

“Denger ya Kayra, lo itu jadi cewek jangan sok kecantikan, lo adalah cewek yang paling gue benci seumur hidup gue!” bentak Vero.

“Lo itu cewek murahan!!”

Kata-kata ‘Benci’ tak pernah hilang dari benak perempuan yang tengah duduk melamun di jendela kamarnya. Kayra masih ingat dengan kata-kata semalam itu, saat dirinya bertemu dengan Vero di pinggir jalan.

“Dia udah benci sama gue.”

Kayra melihat di handphonenya banyak sekali notif dari Luna.

Luna Analisa

Kay, lo kenapa ngga masuk sih?

Gue sendirian nih, disini. Berangkat napa.

Udah jangan galau-galau sih, orang Vero nya aja gue liat biasa aja.

Kayra tak mempedulikan notif dari Luara. Dalam pikirannya hanya bagaimana Vero bisa memaafkannya.

**

Malam yang begitu terang karena bintang-bintang menampakkan keindahan di langit walaupun tak ada bulan yang menemaninya. Begitu juga dengan Vero dengan tangannya yang tengah men dribble bola basket, lalu berhasil bola masuk di ring.

Dribble yang kedua itu berhasil direbut oleh Naufal yang tiba-tiba muncul. Kemudian Naufal menggiring bola dan berhasil masuk ke ring.

“Jadi cowok galau itu gini,” sindir Naufal.

Adik kakak itu duduk meluruskan kedua kakinya, dengan pandangan menghadap ring basket.

“Apaan sih lo, Bang,” kesal Vero.

“Gue tau lo lagi galau, gue tahu lo kecewa sama Kayra. Tapi ada yang lebih kecewa lagi dari itu,” ujar Naufal.

“Hah! Apa?” tanya Vero.

“Gue. Gue kecewa sama lo, lo berani-beraninya ngerendahin Kayra, bilang dia cewek murahan lah,” terang Naufal.

“Kan lo belum nyamperin kita waktu itu Bang,” bela Vero.

“Gue nggak budug Ver, gue sama Naya denger di mobil. Ver, gue nggak tau betapa sakitnya hati Naya mendengar adiknya dibilang murahan sama cowok, apalagi cowoknya itu adik ipar dia,” jelas Naufal lagi.

Vero menundukkan kepala nya, dia baru menyadari perkataannya malam itu menyakiti dua hati wanita.

“Gue malu sebagai Abang, yang nggak bisa didik lo dengan baik. Gue kan udah bilang sama lo, lo boleh nakal tapi jangan sesekali lo ngerendahin wanita karena mama sama oma itu wanita, Ver,” jelas Naufal.

Vero tak bisa berkata apapun, dia hanya menundukkan kepalanya, ada rasa menyesal dalam diri. Emosinya tidak bisa dia kendali, saat itu api telah menguasai dirinya hingga air tak ada cela masuk untuk memadamkannya.

1
kath_30
Ngakak abis!
Abigail Carmona
Penulisnya jenius! 🌟
Anik Nurmala: makasih, jangan bosen² untuk mampir ya
total 1 replies
Husna
Bikin merinding! 😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!