NovelToon NovelToon
Katanya Cemara?

Katanya Cemara?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu / Balas dendam pengganti
Popularitas:774
Nilai: 5
Nama Author: Laililya

Plakk!!!

"Kamu itu emang beban ya" kata Papa
"Ma-Maaf Pa, aku cuma pengen Papa dateng besok ambil rapotku"
"Papa Sibuk, kamu suruh Bi ijah aja yang ambil sana"
"Tap..."
"Jangan banyak omong kamu"


Tak Di Pedulikan, Tak Di anggap dan tak Di Inginkan itulah hal yang selalu Laili rasakan, setiap ia pulang ke Rumah yang sudah lama Runtuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laililya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Misi Rahasia?

Laili mulai melakukan pengobatan di Rumah Sakit ia tak masuk Sekolah selama satu Minggu. Ia juga tak bisa mengikuti kegiatan Sekolah lainnya.

Laili meminum obat dan vitamin secara rutin, Laili juga melakukan beberapa tes untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Neng Laili yang sabar ya" kata Bibi

"Aku capek Bi, minum obat setiap hari"

"Neng Laili pengen sembuhkan?" Tanya Bibi

"Iya Bi"

"Kalau gitu Neng Laili minum obat ya"

"Iya Bi"

Laili pun dengan sangat terpaksa meminum obat dan vitamin yang di berikan kepada Laili.

"Neng pengobatannya cuma selama satu minggu aja nanti kalau udah satu minggu kita lihat hasil pemeriksaannya yang terakhir, kalau bagus Neng Laili bisa pulang" kata Bi Ijah

"Iya Bi, tapi kayak lama banget satu Minggu"

"Bibi bakal temenin Neng terus ya, besokan juga ada temen Neng yang kesini"

"Iya Bi"

***

Ke Esokan Harinya.

Tegar bersama Sinta, dan Dimas, menjengguk Laili di Rumah Sakit, setaleh pemeriksaan satu persatu mereka masuk ke dalam ruang inap Laili.

"Hai Li" kata Tegar

"Hai"

"Cepet sembuh ya gue kangen sama lo, nanti kita main bareng lagi"

"Iya, doa'in gue biar biasa cepet sembuh"

"Iya, pasti itu"

"Lo kesini sama siapa?" Tanya Laili

"Dimas sama Sinta"

"Beneran, tumben banget lo sama Dimas akur"

"Ya terpaksakan di Rumah Sakit"

"Yah kalau gitu gue sakit terus aja deh, biar lo ga berantem terus"

"Yah jangan dong"

"Hahahahahaha, enggak bercanda kok" kata Laili

"Bercanda lo ga lucu"

"Tapi menurut gue itu lucu lihat wajah lo yang tiba-tiba panik"

"Resek banget ya"

"Biarin"

"Tapi gue seneng lihat lo senyum, cantik"

"Bercanda aja lo"

"Gue serius"

"Ga percaya"

"Gimana caranya biar lo percaya"

"Ga bisa gue ga bisa percaya sama Tegar" kata Laili

"Kok gitu"

"Karena percaya sama lo itu musyrik"

"Hahahahaha" tertawa Laili

"Hahahaha, cepet sembuh ya, gue keluar dulu gantian sama yang lain"

"Iya"

Tegar pun keluar, giliran Sinta yang masuk ke dalam.

"Hai Li, gimana udah baikan?" Tanya Sinta

"Udah kok, gue ga sabar pengen cepet-cepet pulang"

"Masih kurang dua hari lagi"

"Lama banget ya" kata Laili

"Sabar aja"

"Ga bisa"

"Laili"

"Iya-iya"

Sinta pun keluar giliran Dimas yang masuk.

"Hai Li, gimana udah sehat?" Tanya Dimas

"Udah"

"Dim, kalau gue udah keluar dari sini, gue boleh minta tolong ga sama lo?" Tanya Laili

"Bolehlah, minta tolong apa?" Tanya Dimas

"Li, kok diem, hey"

"Eh iya, gu-gue mau minta tolong lo buat bantuin gue cari siapa anak bokap gue" kata Laili

"Maksud lo?" Tanya Dimas

"Jadi Papa gue sebelum gue masuk Rumah Sakit, Papa berantem sama Mama dan Mama bilang kalau Papa punya anak dari selingkuhannya, gue penasaran sama anak selingkuhannya Papa gue"

"Kenapa lo penasaran?" Tanya Dimas

"Mungkin alasan Papa sama Mama gue kayak gini gara-gara selingkuhannya Papa, gue pengen tau aja orangnya kayak gimana" kata Laili

"Kalau lo udah tau orangnya gimana, apa yang bakal lo lakuin?" Tanya Dimas

"Mungkin gue bakal maki-maki itu orang, nampar dia terus gue ga mau lagi lihat orang itu, dan gue bakal benci banget sama tuh orang"

"Udah itu aja?" Tanya Dimas

"Iya, mau gimana lagi"

"Yah ga seru dong kalau cuma itu"

"Eh ga boleh jahat-jahat"

"Terus rencana lo itu ga jahat?" Tanya Dimas

"Enggak lah, kan cuma marah"

"Hahahahaha lucu lo" kata Dimas

"Lucunya dimana?"

"Lucu aja, lo gue suka"

"Dih, aneh lo" kata Laili

"Lo yang lebih aneh"

"Kok gue?" Tanya Laili

"Ya lo mau temenan sama orang aneh kayak gue"

"Iihhh curang"

Tiba-Tiba.

"Mas maaf Neng Laili waktunya istirahat" kata Bibi

"Oh iya Bi, sebentar ya saya mau ngomong bentar lagi sama Laili"

"Iya Mas"

Bibi pun keluar.

"Cepet sembuh ya, jangan sakit-sakit lagi, gue khawatir sama lo, gue panik waktu tau lo ga masuk sekolah, gue takut kehilangan lo Li, kalau boleh jujur gue suka sama lo, ga usah dijawab gue cuma pengen ungkapin perasaan gue sama lo" kata Dimas

"Ya udah gue keluar dulu ya, istirahat ya jangan terlalu mikir yang ga perlu lo pikirin fokus dulu sama kesehatan lo" kata Dimas lagi

"Gue keluar dulu ya, gue tunggu di Sekolah hari senin" kata Dimas

Dimas pun keluar dari Kamar Inap Laili.

"Makasih ya buat kalian bertiga, udah jengukin Neng Laili" kata Bibi

"Sama-sama Bi"

"Kami pulang dulu ya Bi"

"Iya Neng hati-hati"

Mereka bertiga pun menuju ke parkiran untuk mengambil Sepeda Motor mereka.

"Sin ada yang perlu gue omongin sama lo" kata Dimas

"Apa?"

"Ga disini, ikut gue" kata Dimas

"Ayok naik"

"Iya"

Dimas dan Sinta pun menuju ke Caffe untuk mengobrol, sedangkan Tegar pulang ke Rumah.

Di Caffe.

Mereka pun memesan makanan dan minuman.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Sinta

"Laili tau soal Papa nya punya anak lain selain Laili" kata Dimas

"Hah, lo serius, Laili tau dari mana?" Tanya Sinta

"Tadi Laili minta bantuan ke gue dia pengen cari Anak dari selingkuhan Papa nya"

"Dia ga boleh tau Dim, gue ga mau kalau nanti Laili benci sama gue"

"Tapi lama-lama Laili pasti tau Sin, meskipun lo tutupi gimana pun itu"

"Tapi gue ga siap Dim"

Lama Dimas terdiam.

"Gue ada ide" kata Dimas

"Apa?" Tanya Sinta

"Papa lo kan punya anak laki-laki, kita harus nemuin dia dulu, nanti kita jadi'in dia umpan kita biar Laili ga tau kalau sebenernya lo juga anak tiri Papa nya Laili" kata Dimas

"Tapi gimana kita carinya, identitas dia aja ga ketemu"

"Kita harus pakek cara manual"

"Maksud lo?"

"Mau ga mau, kita harus jadi penyusup"

"Hah, maksud lo kita harus ke ruang guru diem-diem buat cari data siswa-siswi yang ada di sekolah gitu" kata Sinta

"Iya, ga ada cara lain selain itu"

"Tapi kalau ketahuan gimana?" Tanya Sinta

"Ya jangan sampai ketahuan, kita harus pakek rencana yang bener-bener mateng"

"Oke kapan kita ke Ruang Guru?" Tanya Sinta

"Sebentar lagi kan Laili keluar dari Rumah Sakit, kurang dua hari lagi jadi kita cuma punya waktu dua hari buat dapetin datanya"

"Oke sekarang kita harus bikin rencananya"

"Oke"

Dimas dan Sinta pun memikirkan bagaimana caranya ia harus bisa mendapatkan data-data murid yang ada di sekolah.

***

Ke Esokkan Harinya.

Sinta dan Dimas melancarkan aksinya nanti malam.

"Sin kemarin gue sama yang lain mau jengukin Laili tapi kenapa ga boleh sih?" Tanya Lussy

"Di jam-jam tertentu emang ga boleh ada yang masuk ke kamar inap Laili"

"Hah, kenapa?" Tanya Lussy

"Iya kenapa sih, emangnya?" Tanya Diva

"Soalnya Laili harus ada pemeriksaan lebih lanjut, jadi ga bisa di kunjunggi di jam-jam tertentu" kata Sinta

"Oh gitu"

"Lo belum jawab pertanyaan gue, emangnya Laili sakit apa?" Tanya Diva

"Gue ga tau, gue juga ga pernah nanya sama Laili" kata Sinta

"Oh gitu, terus kapan jam nya Laili boleh di jengukin?" Tanya Lussy

"Kalau pagi jam sepuluh siang sampai dua belas siang, terus kalau sore jam empat sampai jam lima sore, kalau malam jam tujuh" kata Sinta

"Oke, nanti malem gue mau ke sana, lo ikut ga?" Tanya Diva

"Maaf banget gue ga bisa, gue ada acara"

"Oh oke"

***

Malam pun tiba Dimas dan Sinta melancarkan misinya, Dimas dan Sinta sudah berada di depan sekolah.

"Gimana lo dapet duplikat kuncinya?" Tanya Sinta

"Dapet nih" kata Dimas sambil menunjukkan kunci yang di bawa Dimas

"Oke ayok kita selesaikan misinya"

"Oke ayok"

Sinta dan Dimas pun masuk ke dalam Sekolah, Sinta mengawasi di depan pintu Ruang guru sedangkan Dimas berusaha membuka pintu.

CEKLEKK!!!

"Berhasil, ayok masuk" bisik Dimas

Dimas dan Sinta pun masuk ke dalam Ruang Guru mereka mencari data-data, semua murid.

"Cari nama orang tua mereka, sama nama lengkap mereka" kata Dimas

"Oke"

Sinta dan Dimas pun mencari nama-nama Siswa dan Siswi dari kelas Ipa satu sampai Ips satu.

"Gimana ada yang mencurigakan?" Tanya Dimas

"Ga ada" kata Sinta

"Cari lagi" kata Dimas

Mereka berdua pun mencari lagi data-data Siswa dan Siswi yang ada di sekolah.

"Gue nemu sesuatu" kata Sinta

"Mana" kata Dimas sambil menghampiri Sinta

Tapi, Tiba-Tiba.

BRUKKK!!!

"Siapa itu" kata Satpam yang berjaga di Sekolah

"Ada Satpam, sembunyi" kata Dimas

Dimas dan Sinta pun bersembunyi di belakang lemari. Satpam pun lansung masuk ke dalam Ruang Guru.

"KELUAR KALIAN, SEBELUM SAYA MENEMUKAN KALIAN, MENDING SEKARANG KALIAN KELUAR" teriak Satpam

"Gimana nih?" Tanya Sinta

"Lo tenang gue ada ide" kata Dimas

Dimas pun melemparkan sesuatu ke arah lain, supaya Satpam terkecoh, Dimas dan Sinta pun bisa keluar.

Dimas dan Sinta pun lari sekuat mungkin dan menjauh dari sekolah.

"Stop gue capek, Stop" kata Sinta

Dimas dan Sinta pun berhenti.

"Gimana nih kalau kita ketahuan, kita pasti di lihat dari CCTV?" Tanya Sinta

"Tenang aja, CCTV di Sekolah tadi pagi udah gue blokir, jadi kita ga mungkin ketahuan"

"Serius lo?"

"Iya"

"Oh ya, gimana, lo bawa data yang lo temuin?" Tanya Dimas

"Ini" kata Sinta sambil memberikan data Siswa dan Siswi

"Oke ayok kita cek" kata Dimas

Dimas dan Sinta pun lansung mencari Caffe untuk melihat data Siswa dan Siswi.

1
IamEsthe
Penulisan kamu bagus, cuman agak berantakan di dialog tag nya dan menurut aku narasinya kurang. Karena dalam cerita terlalu banyak dialog tag itu juga enggak bagus, kebanyakan narasi cerita juga enggak bagus juga. Tapi ada beberapa karya yang menggunakan lebih banyak narasi tapi dengan sajian yang epic.
IamEsthe
Dialog tag ini bisa diakhir tanda seru (!)
IamEsthe: sama2. kita belajar bersama ya. mungkin banyak2 ilmu ttg dialog tag ya.
Laililya: makasih banyak udah di koreksi kak🥰 makasih ya atas komennya aku bakal perbaiki🥰
total 2 replies
IamEsthe
Maaf koreksi dikit. Papanya, bukan Papa nya.
IamEsthe
Maaf koreksi sedikit ya. Dialog tag itu diawali dengan tanda petik dua (") dengan huruf kapital diawal kalimat dan diakhiri tanda koma (,), titik (.), tanya (?), seru (!) sebelum dua tanda petik (") sbg penutup.

Misal.
"Aku selingkuh juga karena kamu yang terlalu sibuk dengan dunia kamu sendiri." teriak Herman tak kalah menggelegar.
Laililya
tinggalkan komentar dan like ya, biar aku rajin updatenya🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!