Tentang kisah seorang gadis belia yang tiba-tiba hadir di keluarga Chandra. Gadis yang terluka pada masa kecilnya, hingga membuatnya trauma berkepanjangan. Sebagai seorang kakak Chaandra selalu berusaha untuk melindungi adiknya. Selalu siap sedia mendekap tubuh ringkih adiknya yang setiap kali dihantui kelamnya masa lalu .
Benih-benih cinta mulai muncul tanpa disengaja.
Akankah Chandra kelak menikahi adiknya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinchillasaurus27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa Lalu
Tin tin...
Suara klakson mobil terdengar. Seorang anak kecil memakai piyama lantas melompat dari kasurnya lalu menuju ke arah jendela. Ia mengintip dari balik gorden jendela, mobil siapa yang baru saja terparkir di halaman.
"Kenapa mama pulang selarut ini?" tanya anak itu pada boneka beruang yang ada di dekapannya.
Kemudian ia keluar dari kamarnya untuk menyambut kepulangan mamanya.
Dengan raut yang sumringah dan mata berbinar sangat indah, anak perempuan polos itu merentangkan kedua tangannya. Berharap sang mama akan meraihnya ke dalam pelukan.
Tapi...
Sayangnya harapannya itu tidak terjadi.
Anak kecil itupun mengernyit. Senyumannya menghilang berganti dengan kerutan yang berhasil menyatukan kedua alisnya ke tengah dahi. Dalam hatinya bertanya-tanya lagi. 'Mamaku kenapa? Sungguh aneh.'
Tapi secepat mungkin anak itu menggeleng. Menghapus pikiran-pikiran negatif yang menghantui otaknya. 'Tidak-tidak, mama mungkin hanya capek. Aha! Maka yang harus kulakukan sekarang adalah menghiburnya saja!'
"Mamaa!" panggil anak kecil itu, mencoba menarik perhatian wanita dewasa tersebut.
"Mama lihat aku ma, Geby sekarang bisa lompat lebih tinggi!" ucapnya sembari loncat-loncat dengan ceria.
Namun...
Lagi-lagi tidak ada tanggapan dari orang yang diajaknya berinteraksi tersebut. Mamanya terus melanjutkan langkah kakinya, menuju ke arah lantai ke dua.
Dengan susah payah sang anak mencoba menyusul kepergian orang tuanya itu. Dia melangkah cepat, bahkan berlari menaiki setiap anak tangga agar dapat beriringan dengan mamanya.
"Maaa Gaby kangen!" kata anak itu yang sekarang berhasil menyamakan langkahnya dengan sang mama. Kini anak bernama Gaby itu memeluk kedua kaki mamanya.
Tapi memang benar, ada sesuatu yang tidak beres, mamanya sungguh tidak membalas pelukannya. Sadar ada sesuatu yang ganjil kemudian anak itu mendongak keatas untuk menatap mamanya.
Sang anak mendapati mamanya meneteskan air mata, tatapan matanya menerawang jauh entah ke mana.
"Mama kenapa nangis?"
"Apa telah terjadi sesuatu?" Anak itu tidak mendapatkan jawaban sama sekali.
Karena tak kunjung mendapat jawaban, anak itu mencoba menggoyang-goyangkan tangan mamanya.
"Ma... "
"Maa... "
Tiba-tiba mamanya menjerit dan membanting barang-barang yang ada didekatnya.
Anak kecil itu kemudian berlari menaiki tangga. Ia sangat ketakutan, entah apa yang merasuki mamanya hingga mengamuk seperti itu.
Belum sampai anak tangga terakhir menuju pintu kamarnya, tiba-tiba mamanya menarik kaki kanan anak itu hingga dia jatuh merosot kebawah.
Tubuh kecilnya kini terseret dengan posisi tengkurap, ia mencoba meraih sesuatu yang dapat dijadikan pegangan namun sayang tidak bisa.
Tidak ada yang menolongnya, rumah besarnya hanya dihuni oleh anak itu dan mamanya. Berteriak pun tidak akan ada yang dengar, rumahnya terpencil dan jauh dari keberadaan rumah tetangga.
Anak kecil itu hanya bisa menangis, dan memohon agar mamanya melepaskannya.
"Mamaa sakit, tolong lepasin."
"Ampun mama ampun, Gaby janji gak bakal nakal lagi."
Mamanya tidak peduli, ia terus menyeret anaknya itu hingga ke halaman depan rumahnya.
Akhirnya ia melepaskan anak itu. Namun penderitaan anak itu belum berakhir.
Mamanya kemudian mengambil selang yang terhubung pada keran air, ia memutar keran airnya dan mengarahkan ujung selang tersebut pada anaknya. Tanpa ampun sang mama menyemprot sekujur tubuh kecil itu.
"Apa yang tidak ku berikan padamu, kenapa kau melakukan itu padaku. Dasar sialan!"
Anak itu tidak mengerti apa yang dikatakan mamanya.
Suara tangisan anak itu makin keras beriringan dengan suara semprotan air yang menimpa tubuh anak itu.
Kini anak itu basah kuyup dan menggigil. Telapak tangan dan kakinya mulai memucat, bahkan bibir anak itu membiru.
Anak itu ingin berlari, tapi sudah tidak kuat lagi.
Tepat tengah malam seorang anak kecil berusia 7 tahun lemah tak berdaya karena perlakuan biadab ibu kandungnya sendiri.
"Tolong Gaby...."
"Sakit..."
~tbc